17 Okt 2022
  Humas DIY Berita,

Asal-usul Yogyakarta (Bagian VI)

Setelah Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I) pindah ke dalam Keraton Yogyakarta, perlu diketahui bangunan Keraton yang ada pada saat itu belum selengkap seperti saat ini. Adapun bangunan pertama yang berdiri di Keraton adalah Gedhong Sedahan, yang berada di Kompleks Keputren dan berada di dalam area Kedhaton (bangunan inti Keraton). Bangunan ini juga melekat pada sisi barat Regol Magangan, yang merupakan pembatas antara Kompleks Keputren dengan Magangan. 

Sementara itu, di sekeliling keraton, dibangun Masjid Gedhe, Pasar Beringharjo, Alun-alun hingga Baluwerti yang menjadi pembatas sisi utara, barat, selatan, dan timur bangunan Keraton. Baluwerti ini terdiri dari empat sisi yang dikenal dengan nama Jokteng (Pojok Beteng) dengan lima buah plengkung (pintu masuk) yang menghadap sisi utara (dua buah) timur, selatan, barat. Atas adanya pemberontakan Geger Sepehi tahun 1812 dan adanya pemugaran, plengkung tersebut ada yang hancur ada pula yang berubah bentuk. Sehingga, selanjutnya muncul narasi tembang macapat Mijil ing Mataram "plengkung lima, mung papat mengane" [ada lima plengkung, namun hanya tinggal empat (yang terbuka)]

Bagaimana kualitas berita ini: