08 Sep 2022
  Humas DIY Berita,

Aspek Data Jadi Faktor Kesuksesan Penanganan Bencana

Yogyakarta (08/09/2022) jogjaprov.go.id – Penanganan dan penanggulangan bencana memiliki satu tantangan terkait dengan aspek data. Sulitnya pengumpulan informasi data bencana menjadi faktor utama selain keterbatasan SDM pengelola data, dan dukungan anggaran yang terbatas.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengungkapkan hal demikian saat menghadiri acara Lokakarya Satu Data Bencana, Kamis (08/09) di Hotel Santika Premiere, Yogyakarta. Dari beberapa pendekatan untuk melihat manfaat kebutuhan data bisa dilihat dari satu aspek yaitu dengan siklus manajemen yang terdiri dari 4 fase.

Fase pertama menurut Biworo adalah Mitigasi Bencana. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak bencana dengan membangun peringatan dini, menyusun atau merumuskan analisis resiko ataupun komunikasi publik. Data sangat penting untuk mengidentifikasi resiko baik itu geografis ataupun infrastruktur. Hal ini bisa dilakukan dengan citra satelit.

Persiapan menjadi fase yang kedua. Bertujuan untuk merencanakan bagaimana merespon kejadian bencana. Fase ini mencakup kesiapsiagaan sehingga pada keadaan darurat bisa diimplementasikan termasuk juga pengembangan sistem peringatan dini. Pada fase persiapan ini Big Data dapat berkontibusi untuk mendeteksi berbagai potensi ancaman. Analisis Big Data dapat berkontribusi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya bencana dengan menggunakan satelit dan data lain yang dikomunikasikan dengan analisis statistik.

Ketiga yaitu Respon, berkaitan dengan penyediaan layanan manjemen untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi lingkungan selama situasi bencana.  Big Data dapat membantu mengidentifikasi bagi orang yang membutuhkan bantuan dan mengalokasikan sumber daya. Sedangkan fase keempat adalah Pemulihan, yaitu proses pengembalian setelah terjadinya bencana.

“Harapannya kita bisa memanfaatkan dukungan fasilitas ini dan juga bisa mengembangkan satu data di DIY yang menjadi sangat penting dalam kita menanggulangi dan merespon bencana di DIY,” ujar Biwara.

Biwara menambahkan, data memegang peran penting dalam penanggulangan bencana meskipun pada kenyataannya seringkali masih dianggap sebelah mata. Data dan informasi yang akurat, handal dan tepat waktu sangat penting guna mendukung perencanaan dan kegiatan pada setiap tahap penanggulan bencana.

Kerap kali dalam kenyataan di lapangan, Biwara mengaku tidak menemukan benang merah maupun rekaman informasi di dalamnya. Untuk itu Biwara menyebutkan, diperlukan peran dan kontribusi aktif dari semua pihak terkait serta sinergi antara pemerintahan, lembaga non pemerintah, maupun masyarakat dalam mengakses dan menyampaikan data informasi terkait kebencanaan. 

Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Sistem Informasi BNPB RI Teguh Harjito mengatakan, DIY menjadi salah satu dari 3 provinsi yang ditunjuk sebagai pilot dalam pembentukan Forum atau Gugus Tugas Satu Data Bencana Daerah. Bersanding dengan Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat, DIY siap menjadi percontohan penanganan bencana.

Teguh berharap melalui Lokakarya dapat memicu semangat masing-masing daerah untuk memperbaiki kualitas penanganan bencana di daerah masing-masing. Teguh ingin Lokakarya ini dapat menjadi pemantik komunikasi antar OPD di DIY guna meningkatkan tindak lanjut konkrit atas penanganan bencana.

“Lokakarya ini merupakan langkah awal dan langkah pertama ini bisa dilanjutkan dengan langkah berikutnya di kemudian hari, dan Satu Data Bencana Daerah DIY bisa terwujud,” ujar Teguh. (uk/ls/fr)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: