26 Nov 2023

Bermakna Kepemimpinan, Sultan Terima Kado Replika Tongkat Uskup Agung

Bantul (26/11/2023) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kado ulang tahunnya yang ke-80 (Tahun Jawa) dari Keuskupan Agung Semarang di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Minggu (26/11/2023) sore. Kado istimewa dari umat Katolik tersebut berupa replika tongkat Uskup Agung Semarang Monseigneur (Mgr) Robertus Rubiyatmoko.

Replika kepala tongkat tersebut berupa relief burung pelikan yang sedang melukai dirinya sendiri guna memberikan makan dan minum kepada anak-anaknya. Artinya seorang pemimpin yang bijaksana harus siap mengorbankan dirinya demi keselamatan, keamanan dan kesejahteraan rakyatnya.

Usai menerima kado spesial yang diserahkan langsung Romo Mgr Robertus Rubiyatmoko, Sri Sultan pun diminta memotong tumpeng. Potongan tumpeng diserahkan kepada perwakilan umat Katolik Romo Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan sang istri GKR Hemas. Turut mendampingi putri sulung Sri Sultan GKR Mangkubumi, Ketua DPRD DIY Nuryadi, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan sejumlah tamu undangan lainnya.

" Di antara gemerlap doa, saya sungguh merasa berbahagia dapat hadir di pelataran suci ini, dalam rangka merayakan karunia usia yang telah mengalir selama 80 tahun. Dalam renungan mendalam tentang makna hidup, kita dihadapkan pada pertanyaan esensial, mengapa kita ada di dunia ini? " ucap Sri Sultan.

Pertanyaan di atas, kata Sri Sultan sejatinya terjalin secara linier dengan falsafah moral Sangkan Paraning Dumadi yang menjadi ugeman hidupnya.
Bagi Sri Sultan tiap detik yang bergulir dalam perjalanan hidup adalah bab yang tercipta untuk diisi dengan kebijaksanaan dan kebajikan. Dalam dunia fana ini, harmoni dan kedamaian menjadi jiwa, dan setiap langkah adalah alur menuju kebahagiaan sejati

" Pada momentum 80 tahun usia ini pula, saya pun senantiasa mengingatkan kepada diri sendiri, dengan selalu menanyakan pada nurani, Apa makna sebuah tahta dan menjadi seorang Sultan, apabila tidak memberi manfaat bagi masyarakat? Pertanyaan itu, pada akhirnya mengkristal dalam prinsip moral Hamengku Buwono Tekadku," tandasnya.

Raja Keraton Yogyakarta ini menekankan Hamengku Buwono menyandang tiga substansi yang bersumber dari makna Hamangku, Hamengku dan Hamengkoni. Membesarkan hati dengan lebih banyak memberi daripada menerima. Dalam berbagai situasi sulit, sejatinya pemimpin adalah pengayom yang siap berdiri paling depan, menjadi panutan, dan tampil mengambil tanggung jawab dengan segala risikonya.

"Memang, manusia fana tak lepas dari aral melintang. Pun saya, dalam liku kehidupan, tak jarang dipertemukan dengan berbagai tantangan dan coba. Tetapi saya percaya, dalam setiap hembusan angin, terdapat petunjuk bagi mereka yang mau mendengarkan," imbuh Sri Sultan.

Perwakilan umat Katolik Keuskupan Agung Semarang, Romo Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengucapkan selamat dan turut bersukacita atas Wiyosan Sri Sultan yang ke-80 tahun. Selain it, pihaknya sangat mengapresiasi visi kepemimpinan Sri Sultan berupa tahta bagi kesejahteraan kehidupan sosial budaya rakyat.

" Kami umat Katolik mengucapkan mangayubagyo wiyosan ke-80 Sri Sultan dan terima kasih telah meluangkan waktu hadir di Gereja Hati Kudus Ganjuran. Kami berdoa agar Sri Sultan senantiasa diberikan kesehatan, berkah, kebijaksanaan serta diberi usia yang panjang sehingga bisa memimpin warga DIY menuju masyarakat guyup, rukun, ayem dan tenteram," tuturnya.

Romo Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyatakan umat Katolik Kevikepan Yogyakarta Barat dan Timur maupun Keuskupan Agung Semarang berbahagia dapat ikut mangayubagyo 80 tahun Sri Sultan. Kesempatan ini dinilai sangat istimewa karena dapat merayakan hari jadi pimpinan yang mampu merangkul, melindungi, mengayomi dan menjaga warga DIY, termasuk umat Katolik.

" Kami merasakan betul perhatian dari Ngarsa Dalem sebagai pemimpin kepada rakyatnya yang tulus dan penuh cinta. Termasuk beliau sebagai Raja Keraton Yogyakarta yang selalu ada bersama rakyat dan untuk rakyat. Singkatnya Ngarsa Dalem selalu ada di hati umat Katolik," ungkapnya.

Selanjutnya, umat Katolik juga mendukung Keistimewaan DIY di bawah kepemimpinan Sri Sultan yang mengutamakan nilai budaya luhur. Nilai -nilai luhur tersebut berupa Hamemayu Hayuning Bawana, Sangkan Paraning Dumadi dan Manuggaling Kawula Gusti yang terus diamalkan dan diwujudkan dalam kehidupan masyarakat. (Fn/Stt/Ip)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: