05 Sep 2024

Coklat Nglanggeran, Komoditas Ekonomi dan Identitas Budaya

Gunungkidul (05/09/2024) jogjaprov.go.id - Festival Coklat Nglanggeran menjadi cerminan harmonisasi antara pemberdayaan masyarakat, ekonomi, dan pariwisata. Kegiatan ini juga perwujudan dari pemanfaatan hasil pertanian lokal Gunungkidul, yang bukan hanya menjadi komoditas ekonomi, tetapi juga bagian dari identitas budaya DIY.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono saat membuka Festival Coklat Nglanggeran 2024 di Kawasan Embung Nglanggeran, Gunungkidul pada Kamis (05/09). Dikatakan Beny, dengan melibatkan masyarakat lokal dalam seluruh proses, mulai dari budidaya hingga pengolahan, tidak hanya kesejahteraan masyarakat yang meningkat, tetapi juga memperkuat posisi DIY sebagai pusat pengembangan produk-produk berkualitas tinggi.

“Festival Coklat Nglanggeran dan Global Geopark Festival ini bukan hanya sebuah perayaan, namun juga sebuah momentum penting dalam upaya kita untuk memberdayakan masyarakat lokal, meningkatkan perekonomian daerah, serta memajukan pariwisata berkelanjutan di wilayah karst Gunung Sewu, yang telah diakui sebagai Global Geopark oleh UNESCO,” tuturnya.

Beny pun menyampaikan, cita rasa produk coklat khas Gunungkidul tidak kalah jika dibandingkan dengan merek-merek coklat terkenal yang memasang iklan besar-besaran. Untuk itu, ia meminta para pengunjung untuk mau menyampaikan ke dunia bahwa di Gunungkidul, khususnya Nglanggeran, memiliki lumbung coklat yang kualitasnya tidak kalah.

“Coklat-coklat di Nglanggeran ini dapat menjadi produk ekspor yang bisa bersaing ke skala global. Tetapi tentu tidak bisa hanya berhenti sampai di situ saja. Yang perlu kita pastikan ialah keberlanjutan produknya, bisa tidak kita memproduksi coklat dengan kualitas baik dalam jangka panjang,” ungkapnya.

Beny berharap kegiatan festival seperti ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan kualitasnya. Festival ini tidak hanya menjadi ajang promosi produk lokal, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, DIY dapat terus menjadi teladan dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, dalam hal pemberdayaan masyarakat, yang peril ditekankan ialah penguatan fondasi transformasi melalui perubahan mindset masyarakat Gunungkidul. Jika dilihat dari produk coklat, masyarakat harus bisa mengembangkan komoditas ini sesuai keinginan pasar. Sehingga ketika pihak luar membutuhkan coklat-coklat yang luar biasa, harapannya Gunungkidul dapat menjadi daerah yang menyediakan hal tersebut.

“Hal yang sangat penting untuk diubah adalah mindset masyarakat kita. Kalau kita sudah memiliki potensi yang besar, bahkan sangat luar biasa, tetapi mindset masyarakatnya katakan-lah masih belum mampu, tentu tidak bisa menghasilkan produk yang baik. Harapannya, melalui kegiatan ini produk coklat khas Gunungkidul dapat dikenal seluruh masyarakat, dan melahirkan inovasi-inovasi pengembangan produk lebih baik lagi,” paparnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Hery Sulistio Hermawan mengatakan, Festival Coklat Nglanggeran 2024 diselenggarakan guna mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dalam bisnis kakao, maupun pariwisata di DIY. Pemda DIY sendiri telah menetapkan kakao sebagai salah satu komoditas prioritas yang telah dikembangkan sejak tahun 1980.

“Pengembangan kakao di DIY dilakukan dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki untuk peningkatan daya saing dan nilai tambah yang tinggi. Selain itu, bisnis kakao di DIY dinilai mempunyai multiplier effect yang luas terhadap peningkatan industri di pedesaan,” ungkapnya.

Dikatakan Hery, pihaknya merancang program pemberdayaan masyarakat ini melalui gabungan kelompok tani agar dalam memproduksi biji kakao dapat menghasilkan biji yang bermutu tinggi dan memiliki kekhasan rasa. Dengan begitu, biji kakao asal DIY dapat bersaing di pasar lokal maupun pasar yang lebih luas.

“Penyelenggarakan festival coklat ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan bisnis coklat lokal, khususnya di Nglanggeran. Kami juga ingin meningkatkan literasi bagi anggota kelompok tani, mahasiswa dan generasi muda agar memicu rintisan entrepreneur muda yang siap bersaing di kancah global,” imbuhnya.

(Rt/Dk/Rcd/Jon)

Bagaimana kualitas berita ini: