Panen Raya, Petani Kulon Progo Sumringah Harga Gabah Tinggi

  109

  Monday, 7 April 2025

Panen Raya, Petani Kulon Progo Sumringah Harga Gabah Tinggi

Kulon Progo (07/04/2025) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan apresiasi atas penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani menjadi Rp6.500 per kilogram pada 2025. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 , kebijakan ini disebut menguntungkan karena mampu memberikan penghasilan bagi petani dan mendorong peningkatan produksi, serta melindungi petani dan memperkuat stok pangan. Selain itu, kebijakan yang membuat para petani sumringah tesebut merupakan upaya pemerintah yang akhirnya mampu menyerap hasil produksi atau panen petani dengan harga yang layak.

"Petani sangat diuntungkan dengan harga beli yang tinggi sebesar Rp 6.500/kg. Apalagi petani di DIY rata-rata punya tanah hanya seluas 300 meter persegi dan memilih menanam padi yang kualifikasinya premium dengan harapan mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Saya senang harga beli tinggi, karena sebelumnya harganya dibawah sehingga gudang Bulog di DIY selalu tidak pernah penuh selama ini," tutur Sri Sultan disela-sela panen raya di areal persawahan Kedungsari, Pengasih, Kulonprogo, Senin (07/04).

Sebelum melakukan panen padi secara simbolis, Sri Sultan dan rombongan mengikuti tradisi Wiwitan yang dilakukan petani sebelum panen. Setelahnya, rombongan melihat panen padi menggunakan alat panen modern combine harvester. Kemudian menyaksikan secara langsung proses transaksi pembelian gabah petani oleh Perum Bulog. Acara dilanjutkan mengikuti dialog virtual dengan Presiden Prabowo bersama para petani dari 13 provinsi lainnya yang turut melaksanakan panen raya serentak.

Turut hadir perwakilan Kementerian Pertanian (Kementan), Forkopimda DIY, Sekda DIY, Bupati Kulon Progo dan jajarannya, perwakilan Perum Bulog serta tamu undangan lainnya. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Panen Raya Nasional serentak di 14 provinsi dan 156 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan dipimpin langsung Presiden RI Prabowo Subianto yang dipusatkan di Desa Randegan Wetan, Jati 7, Majalengka, Jawa Barat.

Sri Sultan mengatakan Pemda mempunyai lahan seluas 32 ribu hektare yang harus ditanami tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan di DIY. Jika terjadi gagal panen, petani tidak perlu khawatir karena akan diberikan ganti rugi. Lahan pertanian tersebut dikontrakkan selama 10 tahun dan dapat diperpanjang. Jika lahan tersebut akan dijual maka kepala daerah yang bersangkutan harus mencari lahan pengganti terlebih dulu. Dari luasan lahan pertanian tersebut mampu menghasilkan lebih 900 ribu ton dengan kebutuhan hanya dikisaran 6.70 ribu ton hingga 700 ribu ton.

"Kami dua kali panen dan satu kali pembersihan lahan (prom) untuk memutus kemungkinan ada hama setiap tahunnya. Dari hasil panen dikurangi dengan kebutuhan masyarakat DIY masih ada sekitar 200-an ribu ton baik berupa padi, gabah maupun beras yang bisa ditransaksikan sehingga bisa menambah penghasilan bagi petani. Hanya sayangnya kepemilikan lahan petani di DIY sempit. Saya berterima kasih petani menanam padi premium karena harga itu bisa dinikmati lebih tinggi oleh petani," ungkap Raja Keraton Yogyakarta ini.

Menurutnya, apabila harga beli pemerintah lebih murah maka petani akan menderita. Mengingat petani di DIY rata-rata hanya memiliki lahan dengan luasan 300 meter persegi. Sehingga dengan harga beli pemerintah yang tinggi maka diharapkan petani bisa menikmati kondisi seperti ini. Selain itu, Gubernur DIY berharap agar para petani harus benar dalam arti petani bisa menjual ke Bulog setempat sedangkan sisanya bisa dipergunakan untuk kebutuhan keluarga. Dengan demikian petani bisa memperoleh pendapatan supaya hidup lebih sejahtera dan membantu mengurangi angka kemiskinan.

"Bulog betul-betul turun ke sini baru tahun ini. Sebelumnya harga panen gabah masih kisaran Rp 5.000 hingga 5.200/kg oleh tengkulak dan penggilingan, sedangkan Bulog harganya Rp 6.500/kg. Jadi bagus banget bisa mendapat harga yang lebih tinggi sesuai standar yang ditetapkan Pemerintah. Dengan harga Rp 6.500/kg, membuat petani proses balik modal lebih cepat serta dapat untung lumayan," tandas Ketua Kelompok Tani Dadi Arum Sari, Dusun Ngramang, Kedungsari, Pengasih, Kulon Progo, Wiwit Suroto.

Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan menyampaikan sektor pertanian di Kabupaten Kulon Progo siap untuk kembali menjadi lumbung pangan DIY dan penyedia benih bagi DIY maupun Jawa Tengah. Pemkab Kulon Progo juga telah mengaktifkan kembali 11 penangkar benih bersama pihak terkait. Untuk itu, Pemkab Kulon Progo sekaligus meminta kesadaran petani untuk bersedia dilatih dan dibimbing pembenihan karena Kulon Progo akan menjadi sentra benih bagi DIY.

"Kami minta dukungan agar bisa tetap konsisten dan melakukan kaderisasi dengan melahirkan petani milenial hingga taruna tani di Kulon Progo. Kita tinggal memberikan penyadaran kepada generasi muda di Kulon Progo bahwasanya bertani itu boleh kaya dan sejahtera. Karena dengan kesadaran bertani yang baik maka ketahanan dan kedaulatan pangan akan tercapai. Namun, ada kendala teknis yang harus diselesaikan perihal alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk ukuran sawah hamparan kecil guna meminimalisir tingkat kerusakan sawah tidak berat," terangnya.

Panen raya di Kabupaten Kulon Progo tersebut dipusatkan pada lahan seluas 140 hektare yang digarap Kelompok Tani (Poktan) Tani Makmur di Karangasem Kedungsari Pengasih. Varietas padi yang dipanen berupa Inpari 32, Inpari 42 dan Supadi dengan produksi atau provitas rata-rata sebesar 6,88 ton/hektare GKP. Untuk pengairan menggunakan irigasi teknis untuk lahan seluas 125 hektare dan tadah hujan bagi lahan seluas 15 hektare.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja keras menjaga stabilitas nasional selama bulan Ramadan hingga Idulfitri, termasuk pengendalian harga-harga bahan pokok.
Di hadapan ribuan petani, Presiden Prabowo kembali menekankan pentingnya peran petani sebagai tulang punggung bangsa dan negara. “Para petani adalah produsen pangan, tanpa pangan tidak ada negara, saya katakan berkali-kali, bertahun-tahun tanpa pangan tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI,” ucap Presiden.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan keberhasilan panen tahun ini merupakan buah dari kebijakan pro-petani yang diterapkan Presiden Prabowo. Mentan juga menyebut serapan Bulog turut melonjak tajam dimana stok beras nasional saat ini mencapai 2,4 juta ton dan diperkirakan menembus 3 juta ton di akhir bulan, dimana ini adalah angka tertinggi dalam 10 hingga 20 tahun terakhir. (Fn/Ts/Wp)

Humas Pemda DIY

Berita Terbaru

Garis