06 Nov 2023
  Humas DIY Berita,

DIY Raih Provinsi Terbaik Pada Indonesia’s SDGs Action Awards 2023

Yogyakarta (06/11/2023) jogjaprov.go.id - Penggunaan air naik secara eksponensial, sementara pasokan air bersih melambat, akibat kerusakan alam dan polusi. Hal ini membuat Pemda DIY melakukan langkah  proaktif dan terarah, dalam mendayagunakan sumberdaya air melalui Integrated Water Resources Management. 

Langkah sustainable untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat ini telah mengantarkan DIY mendapatkan penghargaan sebagai Provinsi Terbaik pada Indonesia’s SDGs Action Awards 2023 dari Bappenas RI. Penghargaan ini diserahkan langsung kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X oleh Kepala Bappenas RI, Suharso Monoarfa pada Senin (06/11) di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta, pada acara Konferensi SDGs ke-6 Bappenas RI.

Menteri Manoarfa mengatakan, pencapaian SDGs Indonesia tahun ini lebih baik dibandingkan negara-negara lain di dunia. Indonesia mendapatkan pujian dari UN atas capaian 60% SDGs. Namun, perlu ada percepatan untuk meningkatkan capaian SDGs agar menjadi lebih baik.

“Kita bisa mendesiminasi knowledge mengenai SDGs itu secara lebih luas agar SDGs itu menjadi bagian di kehidupan kita sehari-hari karena sistem. Tadi sudah dijelaskan oleh Sri Sultan mengenai filosofi sustainable development goals yang sebetulnya diperkenalkan pada tahun 1755. Jadi itu luar biasa bahwa sebenarnya dalam kearifan lokal kita sudah ada hal ini tinggal dikenal luaskan,” ujar Menteri Monoarfa.

Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan adalah menstimulasi seluruh target dari SDGs dalam rencana aksi nasional dan daerah. Perlu ada peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan termasuk jam kerja pemerintah, rencana kerja daerah, baik dalam konteks tahunan maupun 5 tahunan seperti pada RPJM atau RPJMD.

“Jadi itu yang kita upayakan jadi bukan hanya dari sisi pemerintah tetapi juga dari partisipasi masyarakat lebih luas,” ungkapnya.

Pada acara bertema SDGs Annual Conference 2023 Air, Energi, dan Pertanian menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan ini Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan,  perlu komitpen membangun keseimbangan ekosistem. Memastikan keseimbangan ekosistem air, energi dan jaminan pasokan pangan nasional menuju ketahanan pangan sangat perlu.

Menurut Sri Sultan, sejak tahun 1613 – 1645 pada pemerintahan Sultan Agung telah menyadari, betapa strategisnya peran komoditi beras, bagi kelangsungan peradaban yang dipimpinnya. Ada rekayasa sosial, dalam melaksanakan intensifikasi tanaman padi. Kerjasama antar petani dan antar kelompok tani amat kuat, baik dalam tertib pola tanam, penggunaan air irigasi, pengendalian hama dan penyakit, penggunaan peralatan maupun dalam acara panen.

Kini, DIY meneruskan langkah leluhur melalui konsep Lumbung Mataraman dengan dengan konsep yang lebih modern, guna memperkuat partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.  Dari sisi regulasi, Pemda DIY telah menerbitkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2021, tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2011,  tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

“Masing-masing kabupaten, wajib memiliki lahan pendukung ketahanan pangan, dengan luasan yang telah ditentukan. Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah 72.409,79 ha dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan seluas 32.495,97 ha, di empat kabupaten di DIY,” kata Sri Sultan.

Apabila pemerintah kabupaten, akan menggunakan lahan yang pernah diajukan sebagai lahan pertanian untuk keperluan lain, maka mereka wajib mempersiapkan lahan produktif alternatif, seluas dengan yang mereka mohonkan. Syaratnya, lahan yang diajukan sebagai pengganti, bukan termasuk lahan pertanian dan lahan cadangan pertanian.

Selain lahan pertanian, pada pelestarian air, Pemda DIY telah melakukan melalui langkah-langkah berikut, Munggah, Mundur, Madhêp Kali. Kemudian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Pengelolaan Limbah Domestik Terpadu Skala Pemukiman dan Melestarikan Tradisi Mêrti Kali. Kelompok masyarakat di setiap Kelurahan yang memiliki banyak mata air atau sungai, dengan labelling kelompok pecinta air.

“DIY juga memfasilitasi memberikan sepeda motor roda tiga, untuk membawa, mendistribusikan air dan memperbaiki jaringan air yang bocor. Di DIY, terdapat 900-an kelompok pencinta air baik itu Bumdes, maupun kelompok masyarakat,” tutup Sri Sultan. (uk/rd/jon)

Humas Pemda DIY



Bagaimana kualitas berita ini: