14 Sep 2022

DIY, Representasi Perempuan Untuk Berekspresi

Yogyakarta (14/09/2022) jogjaprov.go.id - Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan ruang bagi perempuan untuk berekspresi, berkreasi, berkiprah dan menunjukkan diri dengan sangat baik. Tidak hanya istimewa dari aspek budaya dan pendidikan saja, namun DIY menurut Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi telah memberikan keseimbangan hampir pada seluruh aspek, terutama perempuan.

Retno mengatakan, daerah ini selain karena merepresentasikan kebinekaan Indonesia, juga menjadi istimewa karena memberi ruang bagi perempuan Indonesia untuk dapat berkarya. Hal ini sangat terasa sejak Retno menempuh pendidikan tinggi di UGM, hingga saat ini.

“Kalau saya melihat, Yogyakarta adalah tempat yang baik juga bagi para perempuan Indonesia untuk berkarya karena sistem ruang/space yang diberikan sangat bagus untuk perempuan Indonesia berkarya. Di Jogja, ruang untuk menyampaikan pendapat berdemokrasi sangatlah tinggi. Termasuk di antaranya adalah kebebasan berekspresi, beraktivitas, berkontribusi bagi perempuan-perempuan,” terang Retno pada Rabu (24/09) di kantornya, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jl. Taman Pejambon, No. 6, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Berbicara mengenai perempuan Indonesia, hampir di seluruh bidang, perempuan Indonesia memiliki potensi keterlibatan yang sangat besar. Walaupun pada semua krisis yang terjadi, perempuan selalu menjadi kelompok yang paling rentan terdampak.“Tetapi pada saat yang sama, di semua situasi, perempuan ternyata tidak berdiam diri dan menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi. Perempuan memiliki potensi yang sangat besar di berbagai bidang,” ungkap Retno.

Retno menuturkan, pada bidang Kesehatan, pandemi Covid-19 membuktikan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting. Sebanyak 70% dari tenaga kesehatan dunia adalah perempuan sebagai garda terdepan penanganan Covid-19. Perempuan juga mengambil peran besar pada bidang lainnya, seperti perekonomian. Tercatat sebesar 64% UMKM di Indonesia dijalankan oleh perempuan.

Retno menekankan, perubahan utama yang perlu terjadi untuk memastikan bahwa perempuan dapat secara efektif menjadi agen perubahan dan agen pembangunan adalah akses. Akses sangat penting diberikan cara setara tidak hanya kepada laki-laki, tetapi juga kepada perempuan.

“Kita perlu memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama untuk turut berkontribusi bagi pembangunan. Tetapi yang tidak kalah pentingnya saya selalu ingatkan, kita kaum perempuan juga harus membantu perempuan yang lain. She for she,” kata Retno.

Selain memberi ruang yang sangat representatif bagi perempuan, di mata Retno DIY menjadi sangat istimewa karena menjadi tempat pertemuan Kebinekaan Indonesia. Kebinekaan berkumpul di DIY dan menjadikan tempat ini kaya akan kemajemukan Indonesia.  Hal ini bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mengenyam pendidikan di DIY. Mereka datang dari seluruh Indonesia dengan membawa ciri khas yang khusus dari masing-masing daerahnya.

Retno mengungkapkan, di samping mempelajari ilmu pengetahuan, terdapat hal penting lain yang perlu dipelajari oleh para mahasiswa yang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Mempelajari nilai budaya masyarakat DIY. “Sikap sawiji greget sengguh ora mingkuh, prinsip yang tidak terpisahkan dari ruh masyarakat Jogja. Semangat bekerja keras dan pantang menyerah merupakan modal yang penting untuk pemuda dalam menghadapi tantangan pada masa yang akan datang,” ujar Retno.

Retno menambahkan, sebagai generasi penerus bangsa, sawiji greget sengguh ora mingkuh perlu terus diwarisi oleh para mahasiswa. Demikian pula dengan nilai-nilai unggah-ungguh dan kesederhanaan yang kental di dalam kehidupan keseharian masyarakat DIY.

“Belajar untuk memiliki kesantunan, etika, tetap rendah hati adalah nilai yang baik dan penting bagi kehidupan masyarakat dan bagi kehidupan kita ke depannya. Walaupun nanti teman-teman sudah bekerja, sikap-sikap itu nilai-nilai itu sangat penting artinya,” jelas Retno. (Han)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: