07 Des 2022
  Humas DIY Berita,

DPAD DIY Wujudkan Komitmen Pengelolaan Arsip dan Sejarah

Yogyakarta (07/12/2022) jogjaprov.go.id – Menampilkan Diorama Arsip Jogja, Gedung Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY diharapkan turut menjadi landmark DIY. Hal tersebut adalah wujud nyata dari komitmen Pemda DIY melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY dalam mengelola kearsipan sejarah DIY.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat menerima Kunjungan Kerja (Kunker) Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman dan anggotanya pada Rabu (07/12) di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Yogyakarta. Adapun kunker yang dilaksanakan oleh Ketua dan Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat tersebut dilaksanakan dalam rangka memperoleh masukan dan informasi terkait tata kelola penanganan arsip pemerintahan dan arsip sejarah dari DPAD DIY.

Mewakili Gubernur DIY, Sri Paduka mengatakan, Pemda DIY membangun Diorama Arsip Jogja, sebagai diorama kearsipan yang menyuguhkan sejarah DIY secara runtut, selama kurang lebih 430 tahun dari masa Panembahan Senopati hingga Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada masyarakat. Diorama tersebut dibangun dengan teknologi hologram yang bersifat interaktif serta teknologi Augmented Reality.

“Melestarikan tidak hanya bentuk fisik buku dan arsip, tapi  bisa mengemas arsip pembangunan yang bernilai historis. Kami tidak ingin generasi muda kemudian hilang arah, tidak mengetahui asal-usul mereka, supaya tidak makin jauh panggang dari api,” terang Sri paduka.

Arsip merupakan pusat ingatan setiap organisasi. Pengelolaan arsip organisasi yang kurang baik akan berakibat dan mempengaruhi tingkat reputasi organisasi itu sendiri. Selain itu, informasi yang diperlukan melalui arsip, dapat menghindarkan salah komunikasi, mencegah adanya duplikasi pekerjaan dan membantu mencapai efisiensi kerja.

Di samping itu, Sri Paduka juga mengungkapkan, pengelolaan pengarsipan dan persuratan Pemda DIY telah dilaksanakan melalui SISMINKADA (Sistem Administrasi Perkantoran Daerah) secara online. Saat ini juga telah dimulai Tata Persuratan dan Pengarsipan dengan menggunakan sistem paperless melalui program e-Office sebagai pengembangan dari SISMINKADA.

“Atas nama Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Saya menyampaikan ucapan selamat datang di Yogyakarta kepada seluruh rombongan yang telah berkenan untuk melakukan kunjungan. Juga tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih atas dipilihnya Yogyakarta menjadi objek kunjungan. Semoga kunjungan dapat berjalan dengan baik dan lancar dan untuk itulah kami akan selalu berusaha dapat membantu seoptimal mungkin,” tutur Sri Paduka.

Sementara itu, Kepala DPAD DIY Monika Nur Lastiyani yang turut mendampingi Wagub DIY menerima kunker Ketua dan Anggota Komisi I DPRD tersebut secara langsung memandu rombongan, mengunjungi Diorama Arsip Jogja yang terletak di lantai 2 Gedung DPAD DIY. Monika mangatakan, diorama tersebut dibangun untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang Yogyakarta.

Monika menjelaskan, Diorama Arsip Jogja yang ada di DPAD DIY  ini dibangun melalui dukungan dana keistimewaan dengan total anggaran Rp18 M. Diluar ekspektasi, Diorama tersebut sukses merebut hati banyak orang. Diorama berdurasi 90 menit ini mendatangkan banyak pihak untuk melakukan studi tiru.

Diorama Arsip Jogja dibangun melalui sebuah sistem yang tidak sembarangan, dengan full digital. Memakai teknologi AR (Augmented Reality) untuk menunjang supaya anak muda tertarik untuk datang. Sejak diresmikan oleh Gubernur DIY pada Maret 2022 lalu, pengunjung yang datang telah mencapai 16 ribu orang, 10 trip/hari.

“Kami buat full digital supaya anak anak muda sadar dan mengerti bahwa arsip itu penting. Di diorama kami ini, kami mungkin tidak akan banyak bicara, karena kami sudah membuat arsip kami bicara. Jadi kami akan membatasi bicara karena arsip kami akan bicara sendiri,” tutur Monika.

Adapun Diorama Arsip Jogja ini menyuguhkan 18 segmen kepada para pengunjungnya. Mulai dari Kebangkitan dan Kejayaan Mataram; Prahara Mataram dan Intervensi VOC; Kasultanan Yogyakarta; Geger Sepehi; Puro Pakualaman; Perang Jawa; Lokomotif Perubahan; Kebangkitan Elite-Elite Lokal; Selokan Mataram; Yogyakarta Ibu Kota Revolusi; Penataan Pemerintah DIY; Yogyakarta Kota Pendidikan; Yogyakarta Kota Kebudayaan; Yogyakarta Kota Pariwisata; Pisowanan Ageng, 1998; Yogyakarta dan Kebencanaan; dan Keistimewaan Yogyakarta. (Han/Ts/Tfk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: