29 Okt 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Dukung Pemda Wujudkan Sehat Jiwa Raga, RSJ Grhasia Digitalisasi Layanan

Sleman (29/10/2022) jogjaprov.go.id - Menapaki usia ke-84 tahun, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia, Sleman, terus berkembang baik dalam pelayanan maupun fasilitas, utamanya transformasi digital.

Peningkatan kualitas itu dibuktikan dengan diluncurkannya inovasi telemedicine Grhasia YES, e-rekam medik, e-peresepan, dan logo baru RSJ Grhasia “Saras Raga Selaras Jiwa,” pada agenda puncak peringatan HUT ke-84 RSJ Grhasia, Sabtu (29/10) pagi di Aula Gedung Diklat, RSJ Grhasia, Pakem, Sleman.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji saat menghadiri agenda tersebut secara luring. Aji mengapresiasi transformasi RSJ Grhasia sejak pertama didirikan bernama Koloni Orang Sakit Jiwa Lalijiwo hingga saat ini.

Namun demikian, nyatanya dalam transformasi tersebut ada satu hal yang tak berubah yakni konsep paradigma sehat, dimana kesehatan dianggap sebagai bagian integral dalam mendukung kemanusiaan manusia. “Konsistensi mempertahankan paradigma inilah yang menjadi faktor utama institusi ini dapat bertahan dan berkembang hingga saat ini,” ujarnya membacakan sambutan Gubernur DIY. 

Lanjut Aji, dengan diluncurkannya tiga skema pelayanan baru termasuk logo, membuktikan bahwa RSJ Grhasia sebagai satu-satunya RS jiwa tipe A di DIY peka dan relevan akan perubahan zaman. Sesuai dengan kriteria pelayanan kesehatan yang setidaknya dapat mewujudkan empat hal yaitu preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. 

“Dalam konteks RSJ Grhasia, kita patut bersyukur, sebab institusi ini dalam tahap awal berdirinya hanya terbatas pada aspek custodial (rawat inap), kini telah berkomitmen untuk mewujudkan itu semua,” ucapnya pada agenda bertajuk ‘Bangkit Wujudkan Kesejahteraan Melalui Kesehatan Jiwa itu.”

Harapannya, seluruh inovasi ini dalam operasionalnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. “Mari jaga komitmen, pastikan bahwa RSJ Grhasia setia pada orientasi manfaat (outcome) dan tidak terjebak atau berpuas diri pada level produk (output) semata,” pesan Aji  didampingi Kepala Bidang Penunjang Sarana RSJ Grhasia dr. Joep Ahmed Djojodibroto, MA., dan Ketua Dewan Pengawas RSJ Grhasia Wiyos Santosa. 

Aji berharap, kehadiran RSJ Grhasia semakin berperanan penting dalam mewujudkan kesehatan jiwa bagi masyarakat. “Ini sudah sesuai dengan amanat pemerintah yang mengatakan bahwa setiap wilayah pemerintah daerah harus ada setidaknya satu rumah sakit kesehatan jiwa,” imbuhnya. Di sisi lain, pengembangan layanan umum non-kejiwaan menurutnya juga perlu dilakukan. “Jadi nanti kontribusinya tak hanya layanan kesehatan jiwa semata, namun juga memberikan layanan umum yang berkualitas,” katanya. 

Tambahnya, pemerintah daerah terus terbuka untuk berdiskusi terkait transformasi yang akan dilakukan. “Gagasan Bapak dan Ibu dibutuhkan kapan saja, mari kita bawa RS ini menjadi RS kelas dunia, tak hanya dari sisi kesehatan namun juga dari sisi penunjang yang lain. Semoga kedepan bisa menjadi pusat pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA yang berkualitas dan beretika,” tutupnya.  

Sementara, Direktur RSJ Grhasia dr. Akhmad Akhadi, segala fasilitas dan perkembangan layanan RSJ Grhasia yang ada saat ini, tidak terlepas dari sejarah panjang yang telah dilalui. “Kami berharap, di usia ke-84 tahun ini, RSJ Grhasia bisa memberikan layanan yang lebih setara, lebih ramah, dan nyaman bagi semuanya lapisan masyarakat,” jelasnya melalui saluran daring. 

Ahmad mengatakan, pada peringatan HUT ke-84 tahun rumah sakit yang berstatus BLUD itu, juga dilakukan seminar dan workshop mengenai kesehatan jiwa. “Kami bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis Indonesia. Selain seminar, kegiatan juga diisi dengan pentas wayang kulit dan bazar serta pameran produk-produk hasil karya pasien binaan RSJ,” jelasnya. 

Senada dengan dr. Akhmad, dr. Joep Ahmed Djojodibroto, M.A., menambahkan adanya peningkatan pelayanan kesehatan jiwa di RSJ Grhasia dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat. Ia juga menekankan, kesehatan mental atau jiwa menjadi elemen yang harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada kesehatan fisik seseorang. 

“Jangan tunggu sampai sakit untuk ke rumah sakit, silakan lakukan pemeriksaan atau deteksi dini. Saat ini, kami sudah kembangkan telemedicine yang diharapkan mampu menyediakan kebutuhan masyarakat dengan segera, nanti obatnya dikirim ke rumah. Untuk bisa mengaksesnya, terlebih dulu lakukan konsultasi secara online dengan tenaga kesehatan kami,” ujarnya. 

Adapun kegiatan seremonial selanjutnya ditutup dengan doa bersama yang pemotongan tumpeng oleh Sekda DIY sebagai wujud syukur atas pertambahan usia RSJ Grhasia. Dilakukan pula pembagian sertifikat bagi tenaga medis dan dokter yang melakukan penjemputan terbanyak pada pasien selama tahun 2022. Termasuk penyematan pin dengan Logo baru RSJ Grhasia kepada perwakilan dokter dan tenaga kesehatan yang dilakukan Ketua Dewan Pengawas RSJ Grhasia Wiyos Santosa. 

RSJ Grhasia dalam perkembangannya kini tak hanya melayani permasalahan terkait kesehatan jiwa. Melainkan juga melayani asesmen psikologi untuk memetakan potensi baik individu maupun kelompok. Jenis-jenis layanan yang dikembangkan adalah asesmen kesiapan masuk sekolah, tumbuh kembang anak, minat dan bakat untuk penjurusan sekolah, asesmen calon TKI, dan kepentingan konseling/psikoterapi individu ataupun keluarga. [vin/ri]

HUMAS DIY 




Bagaimana kualitas berita ini: