08 Mar 2024
  Humas DIY Berita,

Eliminasi TBC di DIY Diperkuat KepGub DIY No.55/TIM/2022

Yogyakarta (08/03/2024) jogjaprov.go.id - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia mencapai 1.060.000 kasus, dan tercatat oleh Global TB Report 2023 sebagai kedua terbanyak di dunia setelah India. Mengakhiri epidemi TBC menjadi target penting bagi terwujudnya masyarakat dengan kesehatan dan kesejahteraan yang setara.

Membuka Seminar Peringatan Hari Tuberkulosis (Tbc) Sedunia Tahun 2024, Sekda DIY Beny Suharsono menjelaskan, Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Seminar yang digelar pada Jumat (08/03) di Gedung Wisanggeni, Kompleks Kepatihan ini juga sekaligus masuk pada Rangkaian Hari Jadi Ke-269 DIY.

Beny menjelaskan, pentingnya eliminasi penyakit TBC pada masyarakat karena beberapa hal. TBC merupakan penyakit kronis yang dapat menular dengan mudah, melalui udara yang berpotensi menyebar di lingkungan keluarga, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum lainnya. Pengobatan TBC juga tidak mudah, dengan adanya kemungkinan efek samping obat dan memerlukan waktu pengobatan yang tidak sebentar (minimal 6 bulan). Selain itu, TBC yang tidak ditangani hingga tuntas menyebabkan resistensi obat (kebal obat).

“Penyakit TBC tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada aspek sosial, psikologi dan ekonomi masyarakat. Kita wajib menjangkau setiap orang dengan TBC dan memastikan setiap pasien diobati sampai sembuh. Ini membutuhkan pendekatan yang melampaui sektor kesehatan,” papar Beny.

Salah satu upaya mewujudkan keberhasilan eliminasi TBC, ditentukan oleh kontribusi dan kolaborasi lintas sektor. Perlu multi-pihak dan seluruh lapisan masyarakat secara berkesinambungan mengawal hal tersebut. Setiap sektor mempunyai peran penting dalam mensukseskan target eliminasi TBC sebelum tahun 2030.

Tim Percepatan Penanggulangan TBC DIY sendiri telah berjalan, dengan berdasarkan Keputusan Gubernur DIY No.55/TIM/2022. KepGub ini merupakan komitmen Pemda DIY yang melibatkan lintas OPD dan pemangku kepentingan untuk penanggulangan TBC di DIY.  Hari TBC Sedunia (HTBS) pada 24 Maret 2024 menjadi momen yang tepat untuk menggaungkan pentingnya eliminasi TBC dan mengajak keterlibatan multisektor dan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini adalah bentuk implementasi strategi nasional ke-5 dalam Perpres 67/2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis yaitu peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan multisektor lainnya dalam penanggulangan TBC.

Peringatan Hari TBC Tahun 2024 di DIY merupakan rangkaian Hari Jadi Ke-269 Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan tanggal 13 Maret. Hal ini merujuk kepada hadeging nagari Karaton, atau tanggal berdirinya negara Kraton Jogja, yaitu 13 Maret 1755. Kedua momen peringatan ini sangat tepat untuk dapat dikolaborasikan dalam tema Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT), Intensifikasi Deteksi Dini TBC dan Terapi Pencegahan TBC untuk Masyarakat DIY yang Sehat, Maju, Sejahtera, Berkelanjutan, dijiwai Kebudayaan dan Keistimewaan. 

“Semoga upaya eliminasi TBC di DIY semakin menguat untuk mewujudkan Masyarakat DIY semakin sehat, maju, sejahtera dan berkelanjutan, dijiwai kebudayaan dan keistimewaan,” harap Beny.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie dalam laporannya menyampaikan, beban TBC tahun 2023 di DIY mencapai 9.300 kasus. Dari jumlah tersebut, penanganan tuntas berada di angka 86%. Masih di bawah rata-rata target nasional, yaitu 90%. Namun, jumlah 86% ini termasuk membanggakan.Apalagi, melalui dukungan KepGub No.55/TIM/2022, mampu memotivasi Tim Percepatan untuk terus berjuang.

“KepGub ini juga membuktikan bahwa Pemda DIY berkomitmen menangani TBC dengan serius, dan makin mantap dengan dukungan regulasi,” kata Pembajun.

Tujuan dari seminar peringatan Hari TBC ini adalah sosialisasi dan mengingatkan kembali untuk tim bagaimana kondisi TBC di DIY. Seminta ini juga merupakan upaya pengendalian serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman seluruh komponen yang ada. Selain itu, Pembajun menekankan, sangat penting adanya deteksi dini penyakit TBC.

Acara seminar diikuti Tim Percepatan Penanggulangan TBC, perwakilan koalisi organisasi profesi Indonesia untuk penanggulangan TBC, Dinkes, dokter, perawat, petugas kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, yayasan kesehatan dan akademisi. (uk/sis)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: