03 Jun 2023
  Humas DIY Berita,

Festival Van Der Wijck Menghidupkan Kembali Tradisi Wiwitan

Sleman (03/06/2023) jogjaprov.go.id - Mengusung tema Rice For All, Festival Van Der Wijck 2023 berhasil masuk ke dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. “Ini adalah sebuah prestasi, karena KEN itu kita seleksi dari 3000 even di seluruh Indonesia. Selamat untuk Kabupaten Sleman, Festival Van Der Wijck menjadi salah satu dari 110 even nusantara tahun 2023. Apresiasi yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh penyelenggara, khususnya Pemerintah Kabupaten Sleman dan dukungan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi” ungkap Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, Jumat sore (02/05).

Fajar menyebutkan jika keunikan konsep yang mengusung kearifan lokal dengan tema Rice For All, dalam rangka kegiatan yang menyuguhkan beragam pertunjukan budaya membawa Festival Van Der Wijck terpilih menjadi salah satu dari 110 even KEN. Setelah melalui proses kurasi yang cukup detail dan selektif dari 3000 proposal seluruh Indonesia. Tema Rice For All ini menjadi sangat penting dan menarik. Karena ada tiga persoalan yang akan dihadapi oleh dunia dalam masa-masa mendatang. Tiga permasalah ini dikenal dengan nama FEW.

“Pertama adalah Food. Dunia sedang menghadapi ancaman ketahanan pangan dan kita lihat hari ini kita berada ditengah-tengah lokasi destinasi yang merupakan salah satu lumbung pangan. Lalu Energy, hari ini kita juga berada di tengah-tengah lingkungan yang merupakan sumber energi yang luar biasa. Ada sumber air, matahari yang melimpah dan lebih penting lagi adalah nanya sumberdaya manusia. Lalu Water, air bersih, hari ini pun kita juga melihat betapa bersih saluran air di sini,” terang Fajar.

Festival Van Der Wijck diselenggarakan di area selokan Van Der Wijck atau bisa disebut sebagai Buk Renteng oleh masyarakat setempat. Selokan ini terletak di Dusun Tangisan, Banyurejo, Tempel, Sleman. Sampai sekarang masih berfungsi untuk menyuplai airnya bagi 20.000 ha sawah. Hulu dari Selokan Van Der Wijk ini adalah Bendungan Karang Talun yang berada di Desa Bligo yang merupakan pintu air dari Sungai Progo. Panjang selokan ini dari hulunya hingga hilir mencapai 35 km. Selokan Van Der Wijck merupakan bangunan cagar budaya yang ditetapkan oleh Pemda DI Yogyakarta pada 11 November 2008.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menuturkan Festival Van Der Wijck ini merupakan salah satu bukti nyata tingginya kepedulian masyarakat terhadap alam sekitar serta ciptaan Tuhan. Masyarakat juga berhasil memadukan kawasan cagar budaya dengan pertanian dan budaya lokal menjadi sebuah even yang menarik. “Ini mungkin yang membedakan dengan even-even di daerah lain sehingga ini dilirik oleh Kemenparekraf menjadi salah satu even nasional. Pun baru dua kali dilaksanakan tetapi kini sudah masuk di dalam KEN. Biasanya even-even nasional membutuhkan waktu 3-4 tahun bisa masukdi dalam KEN,” ungkap Danang.

Digelar selama dua hari, 2-3 Juni 2023, Festival Van Der Wijck dimeriahkan dengan baragam agenda. Seperti aneka workshop, lomba, walking tour, sajian musik etnik dan pertunjukan budaya serta banyak stand UMKM lokal. Festival Van Der Wijck juga menghidupkan kembali tradisi Wiwitan, yang merupakan ungkapan rasa syukur atas tanaman yang tumbuh dan siap untuk dipanen. Wiwit berasal dari kata 'Wiwit' yang berarti 'memulai' unyyuk memotong padi. Upcara adat Wiwitan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang dipimpin oleh Ulama atau orang yang dituakan dalam masyarakat. Ulama dan petani berbusana Jawa jangkep, diiringi sanak saudara membawa kelengkapan sesaji untuk Wiwitan. Sesaji yang dibawa antara lain adalah nasi tumpeng, ayam ingkung, sambal gepeng, jenang abang putih, dan jajanan pasar. (Wd/Ag/Tf/Ad)

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: