01 Jul 2018
  Editor Berita,

Gubernur DIY: Kekuatan Jogja Itu Gotong Royong dan Kebersamaan

Jakarta (01/07/2018) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X merasa bangga karena kebersamaan warga DIY di wilayah Jabodetabek tetap terjaga.  Kebersamaan dan gotong royong menurut Gubernur sangat penting untuk terus dipertahankan karena dua hal itu merupakan kekuatan masyarakat Jogja dalam membangun harmoni.

''Selamat Idul Fitri 1439 Hijriyah mohon maaf lahir dan batin.  Semoga warga DIY di Jabodetabek tetap sehat, sejahtera dalam kebersamaan,'' kata Gubernur ketika memberikan sambutan pada Syawalan dengan masyarakat DIY di wilayah Jabodetabek yang bertempat di Gedung Pancagatra Dwiwarna Purwa Lemhanas RI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Minggu (1/7) pagi.

Syawalan dihadiri tidak kurang dari 1.000 warga. Mereka datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek sejak pagi hari.  Semuanya mengaku antusias mengikuti Syawalan karena berkesempatan bersilaturahmi sekaligus bertatap muka dan bersalaman dengan Sri Sultan HB X dan GKR Hemas yang disertai GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono dan GKR Hayyu serta Wagub Sri Paduka Paku Alam X dan Sekda DIY Ir Gatot Saptadi MT.

Sebelum Gubernur memberikan wejangan, Ketua Forum Intelektual Budayawan Yogyakarta (Forinda) Suryo S Negoro terlebih dulu menyampaikan sambutan.  Setelah itu tampil pula Ketua IKatan Keluarga Gunungkidul Eko Sukirman. 

''Kami hadir dengan 525 warga. Kami sangat antusias ikut karena dapat bertemu langsung dengan Ngarsa Dalem.  Kami golong gilig mendukung keistimewaan Jogja,'' kata Eko Sukirman.

Di hadapan Ngarsa Dalem. Eko menyampaikan beberapa hal yang menurutnya boleh disebut sebagai sebuah permintaan, di antaranya peningkatan Bandara Gading dan perlunya Gunungkidul punya hotel berbintang.

Para bupati/walikota se-DIY juga naik panggung menyampaikan pesan-pesan untuk warga DIY di Jabodetabek, dengan Bupati Bantul Suharsono sebagai jubirnya. 

Kian Maju

Di hadapan peserta Syawalan, Ngarsa Dalem juga menyampaikan peran Pemda DIY terkait pembangunan dan sinergitas dengan pemkab/pemkot. ''Kita selalu bicara dengan bupati/walikota tentang apa program kabupaten/kota dan apa-apa saja yang bisa didukung oleh provinsi,'' kata Ngarsa Dalem.

DIY menurut Ngarsa Dalem semakin terlihat maju, masyarakatnya makin sejahtera. Konsekuensinya, antara lain, jalanan macet karena dipenuhi kendaraan bermotor. ''Ya itu konsekuensi sebuah kemajuan. Lha saya kan juga ngga bisa nyuruh pabrik motor atau mobil menghentikan produksi kendaraan,'' ujar Ngarsa Dalerm, disambut senyum dan tawa hadirin.

Ngarsa Dalem memang menyampaikan sambutan dengan gaya santai yang dikemas dengan humor-humor.  Itu membuat berkali-kali para peserta Syawalan harus melepas tawa. Termasuk ketika merespon usulan hotel berbintang di Gunungkidul.

''Sangat baik ada hotel (berbintang) di Gunungkidul. Tapi ketersediaan listrik harus dipenuhi dulu. Juga daya dukung masyarakatnya. Nanti wisawatannya banyak nginap di sana tapi kotanya sudah sepi karena jam 5 wargane wis do mapan turu,'' kata Ngarsa Dalem. Lagi-lagi hadirin dibuat tertawa.

Hal lain yang disampaikan Ngarsa Dalem dan mendapat applaus yakni pentingnya warga DIY untuk kreatif dan inovatif menyambut hadirnya New Yogyakarta International Airport (NYIA).  ''Kalau tidak (kreatif), nanti turis hanya mampir ke Jogja, bukan sebagai tujuan utama. Kalau kita kreatif, turis pasti tertarik. Jadi upayakan turis itu ke Jogja kemudian pergi Borobudur, bukan ke Borobudur (sebagai tujuan utama) dan ke kemudian hanya mampir ke Jogja,'' wejang Ngarsa Dalem. 

Selain bersilaturahmi, para peserta juga mendapat kesempatan memenangkan doorprize yang terdiri dari sepeda, kulkas, setrika, kipas angin dan kompor gas.  (rsp)

 

Bagaimana kualitas berita ini: