01 Nov 2016
  Humas Berita,

Gubernur DIY Menjadi Keynote Speaker Konferensi Filosofi Nusantara

 

YOGYAKARTA (1/11/2016) jogjaprov.go.id – “Filosofi Pancasila tidak hanya sebagai teori semata, melainkan dapat diterapkan dan diintregasikan dalam kehidupan sehari-hari”, jelas Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam pemaparannya pada acara The 4th International Conference on Nusantara Philosophy yang diselenggarakan di University Club (UC) UGM, Selasa (1/11) pukul 09.00 WIB.

The 4th International Conference on Nusantara Philosophy merupakan serangkaian acara dari Dies Natalis yang ke-4 Fakultas Filsafat UGM, mengsusung tema : Reinventing a Cultural Strategy (Menemukan Kembali Strategi Budaya). Konferensi ini diselenggarakan selama dua hari (1-2/11), dimana hari pertama menghadirkan dua pembicara yakni Gubernur DIY dari segi Kearifan Lokal, dan Letnan Jendral Agus Widjojo (Gubernur LEMHANAS RI) dari segi Pancasila. Hari kedua dilakukan diskusi panel oleh para pembicara dari berbagai negara seperti, Aljazair, Australia, Singapura dan Perancis.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Gubernur DIY, bangsa yang memiliki strategi kebudayaan harus memiliki pemimpin yang bergerak maju dalam arti dapat menyesuaikan dengan dunia global. Strategi kebudayaan berarti mempersiapkan kebudayaan, bukan semata teori nilai tetapi teori sosial. Transformasi teori nilai menjadi teori sosial mengandung tiga unsur: pertama, pemahaman budaya secara holistik. Kedua, gerak strategi kebudayaan dan budaya sosial harus bersinergi. Ketiga, perubahan sosial sebagai bentuk nyata dari implementasi filosofi bangsa. Inti dari kebudayaan bukanlah budaya itu sendiri, melainkan strategi kebudayaannya.

Seperti yang disampaikan oleh Dr. Arqom Kuswanjono selaku Dekan Fakultas Filsafat UGM, konferensi ini merupakan konferensi internasional dengan rasa nusantara. Pembicara yang tergabung dalam konferensi tersebut berasal dari berbagai negara, namun dalam diskusinya menggunakan bahasa Indonesia agar isi materi dapat dipahami.

Dr. Rizal Mustansyir selaku ketua panitia dan kepala laboratorium Filsafat UGM menuturkan, “Tujuan diadakannya konferensi ini untuk mengetahui bagaimana kita menggali kearifan lokal nusantara untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengantisipasi perubahan-perubahan global dengan dasar filosofi bangsa dan budaya”.

Sementara itu, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D selaku Rektor UGM menuturkan bahwa kearifan lokal dan ketangguhan ideologi terkait dengan reinventing Pancasila dan filsafat nusantara merupakan spirit UGM. Dalam waktu 5 tahun ke depan UGM sedang bersiap untuk meneguhkan semacam pusat untuk pengembangan filsafat kenusantaraan yang mengkaji berbagai aspek tentang nusantara. “Kami berharap dan memohon kepada seluruh pihak, tidak hanya Fakultas Filsafat, bersama meneguhkan kembali filsafat nusantara untuk mewujudkan kedamaian dunia”, ungkap Rektor UGM.

Turut hadir dalam konferensi ini pembicara sesi I : Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M. Arch., Ph.D, Dr. Sri Teddy Rusdi, M. Hum, Drs. Suparmin Sunjoyo, pembicara sesi II : Jan Mrazek, Dr. M Habib Chirzin, Elisabeth N. Indiak. (rzm)

 

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: