11 Nov 2010
  Humas Berita,

Gubernur DIY Terima Kunjungan Komisi VIII DPR-RI Di Pracimosono,Kepatihan

KEPATIHAN, YOGYAKARTA,(11/11/2010)Jogjaprov-go.id. Ketua Komisi VIII DPR-RI H Abdul Kadir Karding sore petang kemarin (10/11/2010) menyatakan kita harus berenergi panjang, bernafas panjang karena pengungsi sampai sekarang kita belum tahu sampai kapan tanggap darurat ini berlangsung, karena setelah tanggap darurat ini kita harus bekerja keras oleh karena itu yang jelas kebutuhan-kebutuhan masyarakat pengungsi kita penuhi semampu kita, dan partisipasi masyarakat jangan dilupakan seakan-akan pemerintah kuat dengan dana yang ada dan lain sebagainya itu jangan,tetapi kita harus merangsang ada partisipasi masyarakat yang ada.

Pernyataan demikian disampaikan Ketua Komisi VIII dalam pertemuannya dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan jajaran SKPD di Provinsi DIY di Gedung Pracimasono, Kepatihan, Yogyakarta setelah melakukan pemantauan dan dialog dibeberapa titik pengungsi Korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali, Klaten dan di wilayah Sleman dalam kunjungannya terdahulu.

Menurut Ketua Komisi VIII DPR-RI Abdul Kadir Karding bahwa kunjungan di DIY kali ini dalam rang memback up dan bermitra dengan BNPB dan pemerintah Porvinsi DIY dalam membantu permasalahan yang dihadapi dalam menangani korab letusan Gunung Merapi agar permasalahan yang dihadapi dengan cepat bisa dipecahkan bersama-sama.

Sebagaima kita ketahui bahwa dana untuk pelaksanaan tanggap darurat yang diperjaungkan Komisi VIII DPR-RI kepada pemerintah yang semula hanya mendapatkan Rp.40 milyar dengan keterbatasan yang ada saat ini dana tanggap darurat setelah disepakati antara DPR-RI dengan Pemerintah bertambah Rp.150 milyar sehingga dana stok cadangan untuk menangani korban Merapi ini menjadi Rp.190 milyar, Rp.100 milyar diantaranya untuk kepentingan penanganan ternak.

Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan dalam selamat datangnya atass nama Pemerintah Daerah Provinsi DIY mengucapkan terima kasihnya kepada rombongan Komisi VIII DPR-RI yang telah meluangkan waktu mengadakan penin jauan , berdialog, bersilaturahmi baik dengan pemerintah daerah maupun pada para pengungsi baik di Jogja maupun Jawa Tengah.

Kepala BNPB Samsul Maarif dalam paparannya dihadapan Rombongan Komisi VIII DPR-RI anatara lain menjelaskan bahwa kondisi korban Merapi sampai saat ini adalah korban meninggal sebanyak 146 meninggal akibat langsung terkena awan panas wedhus gembel dari terjadinya dampak letusan Merapi dan total yang meninggal dari data Dinas Kesehatan berjumlah 191 korban meninggal.

Sementera untuk pengungsinya berjumlah 32.000 orang dari 225. Ribu yang tetap dilayani oleh pemerintah yang tersebar di 110 titik pengungsi yang tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta dan penanganan pengungsi dibantu oleh Relawan yang berjmlah 380 orang tergabung dalam Forum Resiko Bencana.

Dalam kesempatan itu Dr. Surono Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana dalam tambahan penjelasannya terkait dengan kondisi terkini Gunung Merapi mengatakan bahwa hingga saat ini di Merapi masih terjadi letusan bahkan setiap detik Merapi memuntahkan pasir sebanyak 28 meter kubik. Intensitas menurun, tetapi aktivitasnya tetap fluktuatif atau tetap tinggi sehingga wan panas masih selalu mengancam.

Anggota Komisi VIII DPR-RI yang berjumlah 16 orang yang berkunjung di DIY dan jateng tersebut berada di DIY dan Jateng untuk beberapa hari dan membuka posko untuk ikut membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat korban Merapi. (Kar)

HUMAS Ro UHP Provinsi DIY.

http://www.pemda-diy.go.id/

Bagaimana kualitas berita ini: