05 Mar 2024
  Humas DIY Berita,

Gunungan Oleh-Oleh Setinggi 11 Meter Pecahkan Rekor Dunia dan MURI

Yogyakarta (05/03/2024) jogjaprov.go.id - DIY memecahkan rekor MURI dan rekor dunia atas gunungan oleh-oleh setinggi 11 meter, dari lebih dari 3000 UMKM dan pedagang di kawasan Malioboro. Gunungan oleh-oleh tersebut berisi produk kuliner, craft dan fashion, dan tercatat sebagai yang terbesar serta tertinggi yang pernah  ada serta melibatkan UMKM terbanyak.

Perwakilan MURI, Sri Widayati menyerahkan piagam tersebut pada Selasa (05/03) di Teras 1 Malioboro, Yogyakarta dalam acara Festival Teras Malioboro. Festival ini digelar untuk memperingati HUT ke-2 Teras Malioboro dari 1 Februari hingga 7 Maret 2024.

Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, memberikan apresiasi atas pertumbuhan ekonomi yang disumbangkan oleh UMKM, terutama di Malioboro. Pemecahan rekor ini merupakan bukti semangat para pelaku UMKM untuk berkembang dan meningkatkan kesejahteraan melalui pertumbuhan ekonomi.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian Rekor Muri untuk Gunungan Oleh-Oleh Khas Jogja Tertinggi Dan Terbanyak Melibatkan 3000 UKM DIY yang telah kita raih bersama. Ini merupakan bukti dari tekad, kerja kolaboratif, dan cita-cita besar kita semua,” kata Beny.

Saat ini Teras Malioboro, menjadi ikon baru dan pusat ekonomi kreatif di Yogyakarta. Teras Malioboro telah menjadi rumah bagi para pedagang yang dulu berjualan di sepanjang jalan legendaris Malioboro. Transformasi ini bukan sekadar perubahan fisik. Namun lebih kepada evolusi ruang kreatif yang menyediakan peluang lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

“Festival ini adalah apresiasi kepada tenant Teras Malioboro, yang mampu menunjukkan perkembangannya pada aspek SDM, Pemasaran dan Legalitasnya. Kami berharap ini bisa memicu tenant yang lain untuk berkembang dan naik kelas,” kata Beny.

Beny berharap, Teras Malioboro dapat terus berkembang menjadi pusat ekonomi kreatif yang kuat dan inklusif. Setiap elemen, dari pedagang fashion, aksesoris, kuliner, jasa pendukung, petugas keamanan, hingga pengunjung, dapat tumbuh bersama, menciptakan sinergi yang positif untuk kemajuan bersama.

Melalui tema yang diusung pada festival tahun ini, yaitu Neng, Ning, Nung, Nang, mengingatkan masyarakat pada empat tahapan filosofis dalam perjalanan hidup manusia Jawa menuju kemenangan dan keberhasilan. Tema ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, selaku stakeholder di Teras Malioboro, untuk terus berjalan menuju keberhasilan.

Pada kesempatan ini, Beny mengatakan, juga mulai melaksanakan program Renovasi Rumah Layak Huni tenant Teras Malioboro, sebagai bentuk kepedulian kepada tenant Teras Malioboro agar memiliki rumah yang memenuhi standar minimal rumah layak huni. Dalam Proses penilaiannya Dinas Koperasi dan UKM DIY bekerjasama dengan Dinas PUPR ESDM DIY serta didukung para sponsor.

Beny menyampaikan apresiasi pula pada pelaku UMKM, Pemerintah Kota Yogyakarta, praktisi, media, kampus, dan seluruh masyarakat yang telah berkolaborasi dalam memajukan Teras Malioboro. Festival Teras Malioboro tahun ini diharapkan juga mendukung Peringatan Hari Jadi DIY Ke-269, juga membawa dampak ekonomi yang lebih luas bagi pelaku UMKM di Teras Malioboro dan masyarakat DIY.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan, festival ini sepenuhnya didanai oleh Dana Keistimewaan DIY. Acara digelar dengan tujuan merefleksi skema penataan sumbu filosofi yang terpadu, berkelanjutan dan humanis. Selain itu juga meningkatkan kolaborasi, kegiatan serta capaian inovasi bisnis di teras Malioboro di masa yang akan datang.

“Kami ingin antar tenant, pelaku usaha hingga antar instansi maupun antar wilayah memperkuat modal sosial di teras Malioboro. Hal ini dalam rangka mendukung misi kebudayaan di sumbu filosofis serta partisipasi pengembangan teras Malioboro dalam 2 tahun ini,” ujar Siwi.

Para tenant di Teras Malioboro menurut Siwi juga mulai diarahkan untuk melek teknologi digital. Saat ini, dirinya mendorong digitalisasi sistem perbankan pada metode pembayaran secara mobile. Transformasi digital ini penting, untuk mengejar laju perkembangan teknologi yang semakin maju.

Teras Malioboro sendiri saat ini menurut Siwi mewadahi 888 tenant yang terdiri dari fashion, craft dan kuliner. Terdapat 267 tenant fashion, 256 kuliner dan 365 tenant craft. Mereka terus menjaga komitmen untuk bisa benar-benar berjalan bersama, dengan tujuan kesejahteraan ekonomi. Untuk mewadahi pemasaran yang lebih luas, dilaunching pula aplikasi Teras Mobile dalam rangka mempermudah pelayanan.

“Kami berharap bisa melangkah bersama mewujudkan UMKM yang berkah, naik kelas, dan produk yang berkualitas. Apalagi gunungan yang nanti akan kita bagikan pada masyarakat. Diharapkan mampu mengenalkan produk, sehingga masyarakat tertarik dan lanjut membeli,” tutup Siwi. (uk/rcd/ip)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: