27 Nov 2023

Istimewa, Sumonar 2023 Berani Tampil Beda di Museum Affandi

Sleman (27/11/2023) jogjaprov.go.id -Tak hanya dalam bentuk gambar, musik, pertunjukan, ataupun tulisan, sebuah karya seni bisa ditampilkan dalam wujud permainan cahaya. Seni cahaya yang indah dan menawan ini ditampilkan dalam Sumonar 2023 bertajuk Being as Such. Lebih istimewanya, penyelenggaraan Sumonar kali ini berani tampil beda dari tahun sebelumnya dengan mengambil lokasi di Museum Affandi.

Berbagai instalasi cahaya yang diatur sedemikian rupa memungkinkan pengunjung untuk berfoto ria berpadu dengan seni cahaya itu. Tak cukup sampai di situ, para pengunjung juga dapat memaknai pemikiran maestro seni rupa melalui karya-karyanya.

Dibuka pada Sabtu (25/11/2023), festival video mapping dan seni cahaya tahunan yang diinisiasi Jogja Video Mapping Projet (JVMP) ini menjadi ruang interaksi penikmat seni instalasi cahaya. Festival yang berlangsung sampai 5 Desember 2023 ini juga menjadi tempat berkumpulnya para pelaku dan pecinta seni cahaya dari Indonesia bahkan dunia.

Hadir dalam pembukaan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf Vinsensius Jemadu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Laksmi Pratiwi dan Penasihat Sumonar KPH Purbodiningrat. Tampak pula pada acara pembukaan putri maestro Affandi, Kartika Affandi, Ketua Barahmus DIY Hajar Pamadhi dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Kepala Disbud DIY Dian Laksmi Pratiwi mengatakan Sumonar ini merupakan festival yang sangat dinantikan dan salah satu festival yang menguatkan inovasi dengan pemanfaatan informasi teknologi (IT). Pemda DIY melalui Disbud selalu akan memberikan dukungan penuh penyelenggaraan gelaran ini, karena ini menyangkut dengan Visi Misi Gubernur DIY dalam inovasi dan pemanfaatan IT.

" Gelaran Sumonar 2023 menjadi istimewa karena berani mengambil tantangan baru untuk diselenggarakan di Museum Affandi. Kami senantiasa berpikir mendekatkan museum tidak hanya kepada masyarakat tetapi ke berbagai sektor seni dan media untuk menjadi bagian promosi bersama," ujarnya.

Dian menaruh harapan agar Sumonar menjadi festival seni cahaya bergengsi yang kemudian dikenal luas. Selain itu, titik - titik pertunjukan Sumonar ini juga mengambil obyek - obyek kebudayaan, salah satunya bangunan heritage. Hal ini menjadi bagian persinggungan dengan kebudayaan yang sekiranya mampu mendukung festival Sumonar nantinya.

" Festival ini diharapkan mampu berdampak secara luas, menumbuh suburkan ekosistem khususnya seni cahaya di DIY dan tantangan kita untuk menjadi barometer Indonesia. Semoga seni cahaya ini mampu menjadi energi untuk merefleksikan, menggali nilai budaya, tingginya inovasi seni dan menjadi pencerah Yogyakarta yang gaung budayanya tidak pernah padam," ungkapnya.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu menegaskan event seni budaya turut memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pariwisata maupun ekonomi kreatif.
DIY sendiri memiliki vibrasi yang luar biasa dan selalu dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah maupun negara lainnya sehingga memberikan kontribusi luar biasa terhadap pergerakan wisatawan baik Nusantara dan mancanegara.

" Tidak mengherankan apabila banyak seniman yang lahir di DIY. Terlebih dengan penyelenggaraan Sumonar yang menampilkan seni media baru maupun besarnya potensi ekonomi kreatif di DIY. Indonesia sendiri menempatkan posisi tiga untuk ekonomi kreatif setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, " jelasnya.

Menurut Vinsen, potensi seni dan kreativitas harus senantiasa digali. Seperti Sumonar yang merupakan suatu seni baru dan adaptasi yang layak diapresiasi sehingga pihaknya tetap komitmen mendukung festival ini. Sumonar merupakan event unggulan daerah yang dikemas dalam progam Karisma Event Nusantara Kemenparekraf yang dapat dinikmati masyarakat maupun wisatawan.

Kurator Sumonar 2023 Ignatia Nilu menyatakan menuju kepada masa transisi politik 2024, ia ingin berkelana ke masa lalu, dimana sejarah memegang posisi penting dalam membangun common sense atau common goal. Transisi tersebut dimaknai untuk melihat mundur sebagai refraksi masa depan.

"Melihat sejarah seni rupa indonesia sebagai identitas bangsa. Jejak kesejarahan ini coba kami telusuri melalui karya para maestro seni rupa Indonesia," kata Nilu.

Direktur Sumonar 2023 Raphael Donny menyampaikan Being as Such Sumonar 2023 ini menyajikan program presentasi khusus karya Affandi & Sudjojono, dua tokoh bersejarah dalam seni rupa Indonesia yang karyanya sudah menjadi legenda. Dipilihnya Museum Affandi sebagai ruang presentasi utama guna mengaktualisasi dan memaknai kembali pemikiran maestro seni rupa Indonesia.

" Karya-karya maestro seni rupa selalu menyajikan visual bernilai magis, dikolaborasikan dengan seni digital & immersive, Sumonar mencoba meluaskan jangkauan dari karya tersebut kepada masyarakat yang akrab digital di masa ini. Hal ini sebagai upaya pemaknaan kembali apa yang telah ada dan menjangkau sejauh yang telah ada," papar Donny.

Sementara itu, Kepala Museum Affandi Helfi Dirix mengucapkan terima kasih sekaligus memberi semangat dengan di selenggarakan Sumonar 2023 di Museum Affandi. Kedepan berharap Museum Affandi kembali lebih bersinar dengan adanya kolaborasi seni salah satunya melalui Sumonar 2023 ini. (Fn/Hk/Im/Sd/Dv)

Bagaimana kualitas berita ini: