16 Jun 2022
  Humas DIY Berita,

Jadi Daerah Multi Etnis, DIY Tetap Kondusif

Yogyakarta (16/06/2022) jogjaprov.go.id – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang memimpin daerah istimewa dinilai oleh Mabes TNI AD mampu menekan konflik sosial dengan baik. Kiprah ini mampu menjadikan DIY yang menjadi titik kumpul dari banyak etnis ini tetap kondusif dengan manajemen konflik yang baik.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Asisten Intelijen Kasad Bidang Jemen Intel, Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva usai menemui Sri Sultan, Kamis (16/06) di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Brigjen TNI  Antoninho yang datang usai memberikan seminar pencegahan konflik sosial pada masyarakat di Pendopo Diponegoro ini secara khusus meminta Sri Sultan untuk menjadi narasumber bagi penanganan konflik sosial terutama pada kondisi multi etnis seperti di DIY.

Menurutnya, Sri Sultan termasuk pemimpin nasional yang independen dan inspiratif, terutama dalam memimpin daerah yang menjadi banyak etnis berkumpul dengan konflik yang minimal. Selain itu,  budaya dan adat istiadat asli DIY tidak luntur meskipun banyak orang dengan latar belakang budaya beragam masuk ke DIY.

“Kami tadi mendapat banyak masukan positif dan juga bersepakat untuk meningkatkan kerjasama yang  lebih masif dan komprehensif secara menyeluruh, dengan harapan di Jogja ini jadi parameter baru bagi Indonesia dan Jogja ini jadi miniatur baru Indonesia,” jelas Brigjen TNI Antoninho.

Brigjen TNI Antoninho tidak menampik bahwa di DIY juga sempat terjadi konflik berkaitan dengan kekerasan dan kenakalan pada remaja. Namun demikian, dirinya menilai hal ini akan mampu dikendalikan dengan baik. Hal ini mengingat selama ini, konflik di DIY bisa teratasi dengan cepat dan minim risiko.

“Jogja itu sebenarnya konfliknya bisa dikendalikan dan diatasi dengan baik. Alhamdulillah Gubernurnya bisa melaksanakan ketugasan dengan sangat baik, sehingga meskipun muncul konflik akan cepat diatasi. Tentu itu karena kerjasama dan seluruh komponen yang tidak hanya pemerintah saja tapi juga dari TNI, Polri, Pemda dan seluruh komponen lainnya,” papar Brigjen TNI Antoninho.

Paban II/ Minintel Kolonel Inf. Yudi Pranoto yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menambahkan, TNI AD memang memiliki program berkelanjutan yang bekerjasama dengan provinsi di seluruh Indonesia untul mencegah konflik sosial. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham radikal.

“Kegiatan kita ini dalam hal untuk mencegah konflik sosial antara masyarakat baik itu vertikal maupun horizontal kurang lebih seperti itu dan pada dasarnya dari Pemda setempat atau Gubernur sangat mendukung sekali hal itu,” ungkap Kolonel Inf. Yudi.

Metode yang digunakan pada program ini adalah dialog yang menggandeng narasumber dari Kesbangpol setempat, akademisi, dan juga TNI AD. Yudi berharap, melalui program ini, daerah akan mampu mewujudkan keamanan dan kedamaian. Dengan begitu masyarakat akan hidup dengan tentram, rukun dan damai, sehingga kestabilan dan keamanan nasional akan terwujud. Dengan terwujudnya hal tersebut juga, seluruh masyarakat Indonesia akan merasa aman ketika berada di daerah lain, di luar daerahnya sendiri. (uk/alh)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: