22 Okt 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Jogja, Rumah Kedua dan Universitas Kehidupan Bagi Mahasiswa

Yogyakarta (21/10/2022) jogjaprov.go.id - Guna memperkenalkan Keistimewaan Jogja dengan segala budaya yang ada di dalamnya, ketiga kalinya agenda Jogja Menyapa kembali digelar, Jumat (21/10) malam. Bertempat di Gerbang Barat Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, agenda yang bertema “Jogja Ambuka Gapuraning Jagad” ini bertujuan untuk menyambut mahasiswa baru dari berbagai daerah yang menempuh studi di Jogja.

Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji saat membuka Jogja Menyapa menuturkan setiap tahunnya, Jogja menjadi tempat tujuan belajar mahasiswa baik Jawa maupun luar Jawa. “Setiap tahunnya, di Jogja ada penambahan sekitar 60 ribu orang mahasiswa. Kalau digabung dengan mahasiswa yang sudah mengemban di Jogja kurang lebih ada 300 ribu orang. Asumsinya jumlah yang datang itu akan menjalani studi selama lima tahun,” jelasnya pada sambutannya.

Aji mengatakan, banyaknya perguruan tinggi yang ada di Jogja menghadirkan banyak referensi bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia. “Saat ini di Jogja tersedia 128 Perguruan Tinggi (PT) baik negeri maupun swasta. Jumlah itu kita sediakan, disajikan untuk dipilih dari seluruh Indonesia. Saya apresiasi dan memberikan penghargaan. Nikmati belajar di Jogja,” harapnya.

Banyaknya mahasiswa baru yang berasal dari berbagai daerah, menjadikan Jogja layaknya Indonesia mini. “Namun hal ini bukan dalam rangka Jawanisasi atau Jogjanisasi, melainkan tetap menjadi warga asli sesuai daerah asal masing-masing. Jadi belajar budaya Jogja karena akan menambah wawasan kalian sehingga kita harapkan bisa menjadi pemimpin bangsa,” ujarnya yang pernah menjabat sebagai Kepala Disdikpora DIY ini.

Menurut Aji, budaya Jogja yang dipelajari dengan baik akan dapat meningkatkan kualitas diri. "Kalau budaya Jogja dipelajari kemudian akan terjadi akulturasi dan asimilasi itu jadi hal positif di DIY. Maka mahasiswa sekalian akan menjadi manusia yang punya kelebihan dibandingkan dengan yang lain," sambungnya. 

Di samping itu, Aji menyebut mahasiswa yang menempuh studi di Jogja harus merasakan pengalaman untuk tinggal dengan masyarakat. “Asrama masing-masing daerah harapan saya tinggal asrama satu tahun saja habis itu kontrak rumah sewa kos berbaur dengan masyarakat. Sehingga mahasiswa dapat belajar selain di universitas. Jadi Jogja akan menjadi universitas kehidupan bagi mahasiswa," tambahnya

Ia menambahkan, Pemda DIY tak hanya menyambut para mahasiswa Jogja dalam kegiatan seremonial seperti Jogja Menyapa saja, namun secara konsisten tetap akan menjaga proses komunikasi dengan para mahasiswa pada berbagai kesempatan lain.  

Senada dengan Aji, Paniradya Pati Kaistimewan Aris Eko Nugroho pada kesempatan yang sama mengatakan banyaknya potensi keistimewaan Jogja dapat menjadi rumah kedua untuk setiap pendatang dalam mewujudkan impian dan harapan.

“Yogyakarta sebagai gerbang untuk mereka buka menuju perwujudan impian dan harapan, melalui kota pendidikan sebagai candradimuka, melalui kota budaya sebagai wadah pembentukan budi luhur dan melalui kota wisata untuk menjadi pusat perhatian," kata Aris dalam sambutannya.

Aris melanjutkan bahwa para warga baru yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia tersebut datang dengan beragam latar belakang budaya. “Mereka tidak harus serta merta menjadi orang Yogyakarta, namun tetap bisa membawa unsur dan identitas budayanya sendiri untuk saling melengkapi dan membaur di dalam kerangka  kehidupan bermasyarakat,” imbuhnya.

Dengan saling mengenal dan memahami, harapannya para warga baru khusunya para mahasiswa bisa paham dan mengerti, mengenal lebih dekat, dan menjalin hubungan lebih dekat dan akrab. “Sehingga proses akulturasi dan inkulturasi budaya antara para warga baru dengan masyarakat DIY berlangsung dengan tetap mengedepankan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang sudah tertanam sejak lama,” tutupnya.

Adapun seremonial pembukaan Jogja Menyapa dilakukan dengan menekan sirine yang sdilakukan Sekda DIY, Paniradya Pati Kaistimewan, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, serta Kabiro Perekonomian Setda DIY. Hal ini sekaligus menandai peluncuran Logo Dana Keistimewaan, Maskot Pak Radji dan Lik Warti, serta Motif Batik Cahyaning Kaistimewan.

Jogja Menyapa juga dimeriahkan dengan penampilan live performance Gendhing Cahyaning Kaistimewan, Gendhing Jogja Istimewa, Mars Jogja Istimewa, dan Jingle Jogjaku Istimewa. Agenda ditutup dengan penampilan band The Rain sebagai bintang tamu utama. [vin/hr/tf]

HUMAS DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: