13 Apr 2018
  Humas Berita,

JOS Jadi Pendorong Inovasi Pengrajin Jumputan

Yogyakarta (13/04/2018) jogjaprov.go.id - Sebagai daerah yang menjadi sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) utama di Indonesia, DIY memiliki banyak potensi. Salah satunya ialah kain Jumputan yang kini telah menjadi bagian dari penggerak perekonomian masyarakat di DIY.

Melalui Jumputan On the Street (JOS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY ingin lebih mengenalkan Jumputan pada masyarakat luas sebagai potensi daerah yang perlu lebih dikembangkan. Berlokasi di Celeban, Kelurahan Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta, JOS 2018 digelar bersama lebih dari 30 pusat pengrajin Jumputan yang ada di DIY.

Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X yang membacakan sambutan Gubernur DIY saat pembukaan JOS 2018 pada Jumat (13/04) mengatakan, DIY memang mempunyai potensi mengembangkan beragam hasil produksi, termasuk Jumputan. Hal tersebut didukung oleh para pengrajin handal, ketersediaan bahan baku, dan distribusi pemasaran usaha yang menjadi penggerak kegiatan ekonomi rakyat.

“Pada kesempatan ini atas nama pimpinan Pemerintah Daerah DIY, saya menyambut baik serta menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat di kampung Celeban, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta ini, yang merupakan sentra kerajinan Jumputan. Semoga dengan kegiatan ini diharapkan perajin dan pelaku usaha Jumputan dapat senantiasa meningkatkan kreasi serta inovasi,” ungkap Sri Paduka.

Menurut Wakil Gubernur DIY, kreasi dan inovasi yang dibarengi dengan imajinasi mampu menentukan kualitas produk, dengan berbahan lokal namun kualitas nasional. Inovasi juga penting dalam hal menciptakan jejaring dan kerja sama antara perajin dengan konsumen/buyer. Para pelaku usaha juga dapat terus berupaya meningkatkan citra Jumputan.

“Pada akhirnya, para pengrajin mampu menciptakan aneka produk Jumputan yang lebih fashionable dan mampu bersaing. Dengan makin berkembangnya usaha ini tentu dapat menjadi sandaran hidup bagi banyak orang. Meskipun dikembangkan oleh perajin kecil, tapi usaha Jumputan justru diharapkan menjadi alternatif kegiatan ekonomi rakyat yang punya kedudukan, potensi, dan peran strategis mewujudkan struktur perekonomian daerah semakin berkembang,” paparnya.

Sri Paduka menambahkan, sudah menjadi kewajiban bersama untuk mengembangkan dan melestarikan Jumputan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat DIY. Untuk itu, kegiatan seperti JOS diharapkan dapat mengakselerasi Jumputan di Yogyakarta, serta sebagai bentuk upaya nyata untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mengenal Jumputan, baik dari sisi warisan budaya, sosial maupun ekonomi.

Kepala Disperindag DIY Tri Saktiyana, M.Si., mengatakan, JOS 2018 akan berlangsung selama tiga hari yakni 13-15 April 2018 di Jalan Soga Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Tak hanya memamerkan beragam karya para pengrajin Jumputan, dalam JOS 2018 juga digelar lomba membuat kain Jumputan dan parade Jumputan.

“Dengan adanya acara ini diharapkan Yogyakarta semakin marak Jumputannya dan mudah-mudah makin bersinar juga, serta Jumputan bisa menjadi salah satu ikon tekstil tradisional Yogyakarta,” katanya.

Wakil Walikota Yogyakarta Heru Purwadi, MA., yang turut hadir pun menyatakan harapannya agar kain Jumputan dapat lebih dikenal masyarakat luas dan kepopulerannya sama dengan batik dan lurik. “Ini juga dorongan bagi kami untuk meningkatkan dan lebih memasarkan lagi kain jumputan,” ungkapnya. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: