22 Des 2011
  Humas Berita,

Kantor GP2T Gelar JIBF 2011

 

Kantor GP2T Gelar JIBF 2011

 

Sultan:Pertumbuhan Ekonomi Yang Tidak Sehat Tidak Akan Mempunyai Satu Daya Ungkit Dalam Mengurangi Pengangguran

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdaprov DIY, dr. Andung Prihadi Santoso, MKes membuka Jogja Investment Bussines Forum di Sheraton HotelSLEMAN (21/12/2011) pemda-diy.go.id
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdaprov DIY, dr. Andung Prihadi Santoso, MKes atas nama Gubernur membuka Jogja Investment Business Forum (JIBF) 20011 yang di gelar Kantor Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (GP2T), di Hotel Sheraton, Sleman Yogyakarta, Rabu (21/12).

Menurut Kepala Kantor Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (GP2T) Provinsi DIY selaku penyelenggara, Ir. Suyata menjelaskan, forum menghadirkan sekitar 60 investor, dimaksudkan untuk memfasilitasi pengusaha lokal, nasional maupun pengusaha luar negeri dengan Pemprov DIY dan Pemkab Pemkot, guna menjajagi kemungkinan kerjasama untuk menggarap proyek-proyek investasi yang berada di wilayah kabupaten kota.

Temu bisnis tahun ini diselengarakan oleh Pemprov DIY yang didukung Bank Indonesia serta Pemkab Pemkot se DIY. Dengan agenda pokok berupa dialog interaktif dantalk show, serta diselengarakan pameran investasi dari beberapa pihak.

Selain itu juga disampaikan beberapa kebijakan oleh Kementerian Keuangan RI, BKPM RI, juga dengan dukungan investasi dari PT PLN, PT Telkom, Bank BDN, Bank BNI 46 serta pelayanan perizinan dari kabupaten dan kota, ujar Suyata.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Andung Prihadi Santoso mengemukakan, kebijakan pembangunan di DIY bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu pendidikan, kebudayaan dan pariwisata. Ketiga pilar ini lanjutnya, menjadikan DIY sebagai pusat pendidikan, pusat budaya dan tujuan wisata utama.

Oleh karena itu kebijakan pembangunan-pun diarahkan kepada ketiga pilar utama tersebut dengan tetap memperhatikan pilar penyangga lainnya, tandas Sultan.

Terkait dengan kebijakan ekonomi imbuh Sultan, Pemprov DIY perlu melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menggerakkan sektor-sektor yang menopang pilar ekonomi di DIY, termasuk didalamnya sektor yang menumbuhkan investasi. Hal ini dimungkinkan karena pertumbuhan ekonomi yang tidak sehat dan didukung oleh konsumerisme, tidak akan mempunyai satu daya ungkit dalam mengurangi pengangguran maupun meningkatkan kesejahteraan secara luas.

Tetapi pertumbuhan yang didukung oleh investasi, akan mempunyai daya ungkit yang besar terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas, katanya.

Sektor-sektor yang masih manjadi daya tarik investasi terkait dengan besarnya konstribusinya di dalam pertumbuhan ekonomi di DIY, antara lain sektor primer dengan keunggulan hasil pertanian, kelautan dan peternakan yaitu sekitar 38 % dapat menyerap tenaga kerja. Sektor sekunder dengan titik berat industri kecil dan pengolahan daya serap tenaga kerja mencapai 31 %, sektor tersier bergerak dibidang perdagangan, perhotelan, jasa dengan daya serap 22 %.

Perkembangan terakhir yang menarik untuk dicermati adalah tumbuhnya ekonomi kreatif di DIY, ungkap Sultan.

Pertumbuhan investasi daerah katanya, menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Hal ini ditunjang oleh kondisi sosial dan politik yang stabil, lokasi yang cukup strategis dan tersediannya tenaga kerja yang kompetitif. Pertemuan bisnis ini saya harapkan bisa menjadi ajang bagi Pemprov DIY dan Pemkab Pemkot untuk memperkenalkan proyek-proyek potensial dan prioritas sebagai peluang investasi yang dapat dikerjasamakan, sekaligus menjadi sarana untuk saling bersilaturahmi guna memecahkan berbagai permasalahan dan kendala investasi di daerah, tandasnya.

Sementara kebijakan di bidang pelayanan investasi ujar Sultan, telah dilakukan oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten kota, dengan membentuk lembaga pelayanan terpadu satu pintu sebagaione stop service bagi kemudahan pelayanan perizinan di bidang investasi. Di bidang infrastruktur pemerintah provinsi terus melakukan pengembangan, dimana sebentar lagi akan disiapkan bandara baru yang berstandar internasional dan terpadu dengan konsepcity airport. Karenanya melalui pertemuan ini, diharapkan terjadi kesepakatan-kesepakatan untuk bekerjasama dalam proyek-proyek investasi.

Semoga dapat mendatangkan profit dan manfaat seperti yang diharapkan. Para investor juga dapat mencermati segala data yang ada. Saya tidak ingin investor di DIY merugi. Bagi kami yang penting investasi tersebut mempunyai daya ungkit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat DIY, janji Sultan.

Dalam kesempatan forum temu bisnis tersebut, dilakukan paparan dengan topik Kebijakan Peningkatan Iklim Usaha Investasi Di Indonesia oleh DR. Marwanto Harjo Wiryono, MA dari Kementerian Keuangan RI, paparan oleh Direktur Investasi, BKPM RI Ir. Lily Herwati, MM dengan topik Kebijakan Investasi Di Indonesia, serta paparan dengan topik Peluang Investasi Kabupaten Kota oleh Bupati Kulonprogo dr.h. Hasto Wardoyo, SPOG (K), Bupati Sleman Drs.H. Sri Purnomo, MSi, serta perwakilan dari Pemkab Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.

Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Kolon Progo,dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K), Bupati Sleman, Drs.Sri Purnomo, Dirut Bank Indonesia Yogyakarta, Dewi Setyowati dan beberapa pejabat lain dari Kementerian Keuangan RI, dari provinsi dan kabupaten/kota. Forum diselenggarakan oleh Kantor Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (GP2T) dan Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) Provinsi DIY dengan menghadirkan sekitar 60 investor baik tingkat lokal maupun nasional. (ali/rsd)

HUMAS

 

Bagaimana kualitas berita ini: