15 Nov 2021

Kartu Pos Wini, Upaya Edukasi Kanker dengan Cara Baru dari YKI Indonesia

Yogyakarta (15/11/2021) jogjaprov.go.id – Edukasi kanker kepada masyarakat harus terus dilakukan dengan berbagai metode. "Angka kejadian kanker termasuk leukimia semakin meningkat. Edukasi ke masyarakat tentang penyakit kanker sangat sering dilakukan, oleh YKI maupun pemerintah. Edukasi dilakukan secara tatap muka maupun daring. Namun kali ini ada nuansa yang berbeda. Sinemata Production bersama YKI Indonesia melakukan pengembangan cara edukasi," ungkap Dr.Dra. Sunarsih Sutaryo, SU, Apt. yang membacakan sambutan Gusti Kanjeng Ratu Hemas sebagai ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Yogyakarta.

YKI Indonesia bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia memproduksi film inspiratif berjudul Kartu Pos Wini (KPW). Film ini juga dibuat dalam rangka Hari Kanker Sedunia pada 4 Februari 2022. Sebelum penayangan film di bisokop seluruh Indonesia, YKI cabang Yogyakarta mengadakan diskusi kanker serta pemutaran trailer film Kartu Pos Wini.

Acara ini dihadiri oleh Dr.Dra. Sunarsih Sutaryo, SU, Apt. mewakili GKR Hemas, Dr. dr. Sri Mulatsih, MPH., Sp.A(K)., Sabrina seorang survivor kanker, Ruwi Meita sebagai penulis novel Kartu Pos Wini, Endik Kuswoyo penulis skenario, anggota YKI cabang Yogyakarta serta tamu undangan. Acara diawali dengan diskusi kanker, dilanjutkan dengan diskusi dan pemutaran film di Sinema XXI, Ambarukmo Plaza, Sabtu (13/11).

Film Kartu Pos Wini berkisah mengenai Ruth, seorang gadis yang bekerja di Kantor Pos. Dia bertemu dengan Wini yang secara teratur mengirim kartu pos untuk Tuhan. Wini adalah seorang pengidap leukemia. Dia menulis kartu pos yang berisi mengenai harapan agar Tuhan mau menyembuhkan penyakitnya.

"Idenya sendiri itu dari seorang anak kecil yang punya cita-cita, apakah ketika dewasa akan mempertahankan cita-citanya. Ruth ini cita-citanya jadi tukang pos. Dia mempertahankan cita-citanya bekerja di kantor pos. Di situlah dia betemu anak kecil yang secara rutin mengirimkan kartu pos untuk Tuhan," jelas Ruwi Meita.

Andik Kuswoyo sebagai penulis skenario menambahkan bahwa film ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Dia berharap masyarakat semakin tahu mengenai kanker dan bagaimana harus memperlakukan pengidap kanker dengan baik. Andik sendiri mengaku banyak belajar mengenai kanker selama proses penulisan skenario, salah satu rujukan utamanya adalah website YKI Yogyakarta.

Dr. dr. Sri Mulatsih, MPH., Sp.A(K). pada kesempatan kali ini juga menjelaskan mengenai kanker terutama leukemia. Kanker darah putih atau leukemia adalah kanker yang mengubah sel darah putih. "Sel itu berubah sifatnya, tumbuh secara teratur. Dia menjadi berlebihan, tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa mati," ujar dr. Mulat.

Beliau menjelaskan bahwa anak-anak yang mengidap kanker akan mengalami gangguan produksi trombosit dan sel darah merah. Sel darah putih menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan timbulnya masalah pada liver.  "Faktor yang menyebabkan intinya ada dua, dari diri seseorang sudah mempunyai bibit. Susunan protein yang menyusun jaringan tubuh memang sudah tidak normal. Kalau faktor yang dari luar adalah faktor lingkungan. Secara umum faktor yang menyebabkan sel berubah sifat adalah zat karsinogenik, seperti zat kimia pestisida, pemanis, pewarna," jelasnya.

Peran orang tua sangat penting untuk mendampingi anak-anak yang mengidap kanker. Terutama ketika usia anak masih dini dan belum paham apa yang dia rasakan. "Saya terkena leukimia di usia 3,5 tahun. Di mana saat itu masih kecil dan belum mengerti mengenai penyakit yang saya alami. Namun orang tua saya benar-benar mendampingi dan membuat saya menjalani pengobatan dengan perasaan yang senang. Meskipun harus bolak-balik ke rumah sakit tapi saya merasa bisa sembuh,” jelas Sabrina, seorang survivor kanker. Selain orang tua, lingkungan dan tenaga kesehatan juga pentig untuk mendukung kesembuhan penderita kanker. (Wd)

 

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: