11 Jun 2023

Kenal Lebih Dekat Candi Bersejarah Lewat Festival Jogja Tempo Doeloe

Sleman (10/06/2023) jogjaprov.go.id - DIY merupakan surga menjelajahi candi-candi kuno mulai yang bercorak Hindu maupun Buddha. Dari sekian banyak candi-candi tersebut, terdapat beberapa candi yang berlokasi atau berada di dekat pemukiman warga, seperti Candi Kalasan. Candi Kalasan termasuk salah satu candi tertua dan tercantik di Pulau Jawa. Untuk itu, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY tertarik mengeksplorasi nilai-nilai penting dari Candi Kalasan guna dipresentasikan dan didekatkan kepada masyarakat.

Upaya tersebut diimplementasikan melalui Festival Jogja Tempo Doeloe bertema Dolan Candi yang digelar di Pelataran Kompleks Candi Kalasan, Kalibening, Tirtomartani, Kalasan, Sleman pada 10 hingga 11 Juni 2023. Festival dibuka langsung oleh Kepala Kundha Kabudayan DIY Dian Lakshmi Pratiwi dalam rangka memperingati Hari Purbakala yang jatuh pada tanggal 14 Juni. Setelahnya, dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit lakon Joko Pengalasan dengan dalang Ki Aneng Kiswantoro. Antusiasme masyarakat pun cukup besar, tercatat lebih dari 1.000 pengunjung per hari datang ke Festival Jogja Tempo Doeloe 2023.

“ Cukup banyak bangunan candi berada di lingkungan sekitar warga, tetapi nilai-nilai pentingnya belum dipresentasikan secara mudah, menyenangkan dan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan ini tidak hanya dimaknai materiil namun sekaligus immateriil. Misalnya rasa senang, nyaman, percaya diri berada pada kawasan penting pada masa lalu, akan menjadi penting untuk masa sekarang dan masa depan,” tutur Dian di Pelataran Kompleks Candi Kalasan, Sabtu malam (10/06/2023).

Dian menyatakan sebagai event kebudayaan yang dikemas dalam berbagai kegiatan salam Festival Jogja Tempo Doeloe diharapkan mampu memberikan manfaat dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Festival ini sebagai salah satu sarana pengenalan tentang cagar budaya khususnya mengenai cagar budaya candi yang harus dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan.

“Ketika candi mampu diapresiasi oleh segala kalangan dan sektor seperti pelestari, seniman, budayawan, UMKM dan lainnya maka ini akan menjadi luar biasa. Dimana bangunan cagar budaya tematik candi akan menjadi bagian yang penting bagi kerja-kerja kebudayaan,” tegasnya.

Sebagai implementasi niat bersama mewariskan pengetahuan kepada generasi muda, Dian mengharapkan terjadinya kesinambungan dan transfer kepiawaian segala aspek tentang cagar budaya. Cagar budaya tersebut memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, pendidikan, agama, yang penting untuk dilestarikan. Keberadaannya menjadi bukti untuk memahami peradaban di masa silam. Nilai-nilai penting tersebut perlu dilestarikan melalui kegiatan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Selain itu, perlu adanya kegiatan promosi dan publikasi untuk menyebarluaskan nilai-nilai penting yang ada di dalamnya.

“Festival Jogja Tempo Doeloe Dolan Candi menyajikan berbagai kegiatan menarik dan informatif dengan konsep tentang bermain atau dolan di areal kompleks candi. Pengunjung dapat mengeksplor segala aktivitas yang terdapat dalam ajang perayaan tersebut sembari menambah informasi pengetahuan mengenai cagar budaya candi serta pelestariannya. Untuk itulah, saya menyambut baik dilaksanakannya Festival Jogja Tempo Doeloe Dolan Candi sebagai upaya memberikan informasi tentang perjalanan sejarah dan pelestarian cagar budaya khususnya cagar budaya candi serta menumbuhkembangkan rasa memiliki akan warisan budaya dan cagar budaya tersebut,” papar Dian.

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Disbud DIY Rully Andriadi mengungkapkan penyelenggaraan festival ini berawal dari sebuah pesan yang tertera dalam Prasasti Kalasan berangka 778 Masehi. Tertera Candi Kalasan adalah persembahan untuk memuja Dewi Tara. Terkait hal itu, maka Festival Jogja Tempo Doeloe mengambil tema candi sekaligus menjadi bagian seluruh rangkaian wujud kepedulian Disbud DIY yang selama ini masih kurang memperhatikan peninggalan arkeologi dan sejarah yang bersifat Hindu -Buddha

“ Kegiatan luar biasa ini dimaksudkan guna menumbuhkan rasa memiliki terhadap warisan cagar budaya serta nilai nilai-nilai yang ada di dalamnya, khususnya candi-candi. Proses pelestarian cagar budaya melalui event-event seperti ini diharapkan bisa dilanjutkan dalam durasi yang lebih panjang kedepannya.. Lokasi penyelenggaraan festival merupakan lahan milik Pemda DIY yang diampu Disbud DIY terhadap pelestarian cagar budaya Candi Kalasan. Festival lainnya dapat diadakan disini dan semoga bisa memberikan warna pelestarian yang melibatkan masyarakat setempat,” terangnya.

Rangkaian kegiatan mengasyikan lainnya yaitu Jogja Heritage Track spesial Dolan Candi dengan dua trip per hari Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Kedulan dan Candi Sari. Kemudian Pameran Pemugaran yang diampu Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X dan Bazaar Candi yang diikuti setidaknya 28 UMKM. Ada pula Talkshow bertajuk ‘Mengungkap Mitos, Sejarah dan Pelestarian di Candi Kalasan dengan pemateri BPK Wilayah X, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda DIY-Jateng dan Komunitas Kandang Kebo. Selanjutnya dimeriahkan penampilan musik dan tari, permainan interaktif serta lomba mewarnai anak tingkat TK se-DIY dengan hadiah menarik. (Fn/Hr/Im)
-HUMAS DIY-

Bagaimana kualitas berita ini: