21 Mar 2024
  Humas DIY Berita,

Kleresede Pendukung NZE Berikan Manfaat Ganda

Sleman (21/03/2024) jogjaprov.go.id - Tahun lalu, DIY telah melakukan inisiasi pembangunan ekosistem Green Economy, guna mendukung Net Zero Emission (NZE) di Gunungkidul melalui tanaman Kleresede. Hal ini merupakan dukungan Pemda DIY pada PT. PLN Energi Primer Indonesia, pada pengembangan Energi Baru Terbarukan dari biomassa kayu.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada FGD Pengembangan Sirkular Ekonomi Melalui Revitalisasi Lahan Kritis Energi mengatakan, revitalisasi lahan kritis sangat krusial dalam mendukung berbagai aspek kehidupan. Pasokan energi yang stabil dan handal dibutuhkan untuk dari mulai penerangan sehari-hari, transportasi, hingga sektor industri yang menjadi tulang punggung ekonomi negara.

“Saya mendukung penuh inisiatif diversifikasi sumber energi melalui pemanfaatan bahan bakar biomassa berbasis kayu hutan produksi atau hutan tanaman energi. Inisiatif yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dan PT. PLN Energi Primer Indonesia ini sangatlah penting dan strategis,” kata Sri Sultan pada Kamis (21/03) di Hotel Eastparc, Sleman.

Pada FGD yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi RI ini, Sri Sultan menyebut, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi krisis energi. Kemitraan yang kuat antara sektor publik dan swasta dapat mendorong inovasi, investasi, dan pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memperkuat sistem energi negara.

Saat ini memang DIY telah memulai memaksimalkan upaya pemanfaatan bahan bakar biomassa sebagai campuran bahan bakar pada PLTU, melalui tanaman Kleresede, yaitu sejenis perdu dari kerabat polong-polongan. Sebagai tanaman pagar hidup, Kleresede mempunyai banyak fungsi sebagai peneduh di pekarangan dan pelindung tanaman.  Tanaman kleresede ini memiliki daun untuk pakan ternak. Sementara batangnya, bisa dipotong-potong untuk pembakaran biogas.

“Kerjasama ini saya kira bisa ada lanjutan, karena masyarakat di Gunungkidul itu yang saya lihat itu juga satu kelurahan inisiatif Pak Lurah melakukan pembibitan 50.000. Satu bibir dihargai  1.000. Setidaknya dalam 1 desa beredar Rp50.000.0000,00 yang bisa memperbaiki ekonomi juga,” kata Sri Sultan.

Sri Sultan menambahkan, apabila besaran lahan kebun Kleresede yang sudah sekitar 60 hektar ini apabila ditambah, maka pembenihan juga bertambah. Daun Kleresede akan menjadi salah satu solusi mengatasi kebutuhan pakan ternak. Sedangkan batang kayunya akan menopang kebutuhan PLN atas pengganti batubara, dengan harga lebih murah.

Tantangan untuk memenuhi pasokan energi sangat besar. Ketergantungan manusia sangat tinggi pada bahan bakar fosil. Selain itu dampak perubahan iklim global, pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang terus berlangsung juga menimbulkan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan energi.

“Kita perlu mengambil langkah-langkah proaktif. Efisiensi energi, adopsi teknologi penghemat energi, dan konservasi energi harus disikapi sebijak mungkin. Diversifikasi sumber energi sangat penting. Tidak bisa hanya mengandalkan bahan bakar fosil. Investasi dalam energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa, harus terus ditingkatkan,” kata Sri Sultan.  

Nani Hendiarti, Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves mengatakan, DIY bekerjasama dengan PT PLN Energi Primer telah menjadi pilot project pengembangan biomassa. Upaya ini sekaligus sebagai bentuk pemulihan lahan kritis, lahan terdegradasi dan ekonomi serkuler. Masyarakat terlibat langsung dan mendapatkan benefit dari upaya menumbuhkan energi terbarukan ini,

Ia menyebut, upaya-upaya ini adalah antisipasi terhadap menipisnya energi tidak terbarukan, sekaligus menjawab tantangan kebutuhan energi masyarakat yang semakin komplek. Kawasan hutan yang dimanfaatkan untuk melakukan pemenuhan energi terbarukan pun sudah mendapatkan izin dari kementerian terkait.

“Kita dorong pemanfaatan limbah kayu dan hasilnya ini menjadi biomassa. Artinya, tidak ada tersisa limbah pohon, semuanya bermanfaat baik daun maupun kayunya,” kata Nani.

Hal ini menurutnya juga sebagai model desain ekonomis untuk  pengolahan lahan kritis yang baik, di dalam maupun di luar kawasan hutan. Sinergi dari semua pihak sangat diperlukan, untuk memberi dorongan terhadap bertumbuhnya pengadaan energi terbarukan.

“Manusia tidak mungkin lepas dari aspek lingkungan. Saya harap  upaya DIY ini bisa direplika di tempat lain. Keterlibatan masyarakat harus dimaksimalkan untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan manfaat energi terbarukan,” tutup Nani. (uk/ts/tf)

Humas Pemda DIY

 

 

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: