23 Agt 2024

KOICA Ingin Perluas Implementasi Saemaul Undong di DIY

Yogyakarta (23/08/2024) jogjaprov.go.id - Korea International Cooperation Agency (KOICA) berkeinginan memperluas implementasi Saemaul Undong di DIY. Gerakan peningkatan kesejahteraan lewat pemberdayaan masyarakat ini akan berbeda dengan program Saemaul Undong yang dilakukan melalui kerja sama sister province bersama Pemerintah Provinsi Gyosangbuk sejak 2008 lalu.

Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Evaluasi Proyek ODA, Kong Ki-Seo kepada Humas Pemda DIY usai bertemu Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bertempat di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Jumat (23/08) sore, Kong mengatakan, pelaksanaan Saemaul Undong kali ini juga menggandeng Kementerian Dalam Negeri Pemerintah Korea Selatan.

"Kami bertemu Bapak Gubernur adalah untuk memperkenalkan program yang akan dilaksanakan di Indonesia, termasuk di DIY. Program ini mengadaptasi konsep gerakan Saemaul Undong Korea yang dilaksanakan di tahun 1970, tetapi pelaksanaannya akan lebih menyesuaikan dengan kondisi dan budaya di sini," paparnya.

Dikatakan Kong, Sri Sultan sangat menyambut baik rencana program ini, apalagi dipastikan tidak akan bertentangan dengan budaya dan lingkungan masyarakat DIY. Dan meski berdasarkan pada gerakan yang sama, ia menegaskan jika program Saemaul Undong ini nantinya berbeda dengan program yang dilakukan Provinsi Gyeosangbuk sebelumnya.

"Ini jelas berbeda. Meski kami juga tetap menggandeng Saemaul Undong Foundation pada program ini, namun akan semakin banyak stakeholder yang dilibatkan. Konsepnya saja yang hampir sama, tapi ruang lingkupnya yang akan lebih luas," paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono yang juga hadir saat pertemuan mengatakan, terdapat dua poin besar yang ingin dilakukan dalam kerja sama ini. Pertama, berkaitan dengan ketahanan pangan, dan kedua yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. 

"Dua-duanya sebetulnya sudah dilakukan melalui program Saemaul Undong yang sudah berjalan dulu, tapi memang perlu ada modifikasi. Dan kerja sama kali ini lebih luas lagi jangkauannya," ungkapnya.

Beny menambahkan, keinginan KOICA untuk lebih menyesuaikan program yang akan dijalankan dengan situasi, budaya, serta lingkungan di DIY ini, juga selaras dengan apa yang diinginkan Sri Sultan. Menurutnya, Ngarsa Dalem tidak ingin modal sosial masyarakat DIY jadi tersingkirkan.

"Beliau tidak ingin tercerabutnya modal sosial yang ada di DIY, karena heterogenitas masyarakat DIY lebih mengemuka dibanding dengan di Korea yang cenderung lebih homogen. Hal inilah yang kemudian mendasari harus dilakukannya penelitian lebih jauh supaya tidak salah program," jelasnya.

Dikatakan Beny, tim KOICA selanjutnya akan melakukan kajian dengan melibatkan tiga ahli pemberdayaan masyarakat mereka. Selain itu, akan dilakukan pula survei dan penilaian, serta diskusi untuk detail teknis bersama Bappeda DIY. Pelaksanaan program kerja sama ini diperkirakan akan efektif berjalan pada 2025 mendatang. (Rt/Ip/Wa)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: