11 Sep 2022

Lewat Kebudayaan Menuju Kesejahteraan Masa Depan

Yogyakarta (11/09/2022) jogjaprov.go.id - Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mewakili Gubernur DIY menyambut hangat pelaksanaan Ruwat Nusantara 2022 dan seluruh rangkaian acara G20 Culture Ministers Meeting di Yogyakarta. Sri Paduka berharap seluruh dunia bisa bersama-sama pulih dari pandemi dan menjadi lebih kuat melalui Jalan Kebudayaan.

Hal ini disampaikan Sri Paduka pada pembukaan Ruwat Nusantara 2022 dalam rangka G20 Culture Ministers Meeting Minggu (11/09). Bertempat di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Sri Paduka mengapresiasi dan menyambut penyelenggaraan rangkaian G20 Culture Ministers Meeting yang diadakan di Yogyakarta pada 12-13 September 2022.

"Suatu kehormatan, Yogyakarta terpilih untuk berpartisipasi dalam agenda G20 Culture Ministers Meeting. Harapan saya, semoga suasana Yogyakarta kondusif bagi suksesnya pertemuan penting ini. Mari bersama-sama pulih dan menjadi lebih kuat melalui Jalan Kebudayaan, menuju tatanan dunia global yang menyejahterakan setiap umat manusia, di masa kini dan di masa depan," ungkap Sri Paduka.

Terkait dengan Ruwatan Nusantara 2022, Sri Paduka memaparkan, dalam tradisi Jawa, ruwatan merupakan bagian utama dari prosesi slametan. Tujuan utama sugengan atau slametan diadakan ialah untuk memohon lindungan-Nya, agar segala-sesuatu yang akan dilaksanakan tercapai dengan selamat.

"Selain itu, slametan juga memuat ajaran perencanaan. Makna slametan, yang disajikan dalam beragam uba-rampe-nya, terkandung pesan agar jangan lupa memperhitungkan rasio input dan output yang optimal dan efisien," jelas Sri Paduka.

Menurut Sri Paduka, penyiapan unsur-unsur input, baik fisikal maupun metafisikal, baik kasat mata dan bisa di-kerta-aji, maupun yang intangible, berupa brainware, aspek ekologi ataupun yang lainnya, dilakukan dengan harapan agar tidak menimbulkan korban. "Selamatan juga dapat pula dipahami sebagai sistem peringatan dini, yang melekat dalam nilai-nilai budaya Jawa, agar supaya senantiasa selamat dan sentosa," imbuh Sri Paduka.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid mengatakan, Ruwat Nusantara 2022 ini diadakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia oleh para pemangku adat dan para penghayat kepercayaan. Latar belakang dari kegiatan ini adalah untuk mengucapkan rasa syukur dan juga doa agar kebudayaan bisa berkontribusi pada kelestarian bumi.

"Tema yang dipilih dalam pertemuan Menteri Kebudayaan G20 adalah 'Kebudayaan untuk Bumi Lestari'. Tema ini dipilih karena para pemangku adat dan penghayatan kepercayaan telah memberi inspirasi. Dan harapan saya, mereka tidak hanya memberikan inspirasi bagi kita yang ada di Indonesia, tapi memberikan inspirasi kepada dunia," ungkapnya.

Menurut Hilmar, berkumpulnya para pemangku adat dan penghayatan kepercayaan di Yogyakarta kali ini juga untuk memastikan bahwa keadaan yang dihadapi usai pandemi, yakni proses untuk pulih kembali ini, betul-betul dilakukan dalam bimbingan dan dipandu oleh kearifan. Jangan sampai kearifan yang sudah mulai agar pudar itu, hilang tak bersisa.

"Bumi kita ini telah mengalami banyak masalah, bisa bertahan hingga sekarang mungkin karena kearifan-kearifan yang sejatinya telah membimbing masyarakat kita selama puluhan bahkan ratusan tahun. Untuk itu, kehadiran para pemangku adat dan penghayatan kepercayaan di sini untuk semakin memperkuat kita kembali dan mengakarkan kembali seluruh praktik-praktik kehidupan yang sudah lama menjaga masyarakat kita," katanya. (Rt/Aa/Ts)

Humas DIY

Bagaimana kualitas berita ini: