23 Jul 2024
  Humas DIY Berita,

Mengeksplorasi Ragam Kearifan Lokal di Jogja Museum Expo 2024

Yogyakarta (23/07/2024) jogjaprov.go.id – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY kembali menggelar agenda rutin Jogja Museum Expo (JME) sebagai upaya mengenalkan berbagai museum-museum yang ada di DIY. Tahun 2024 ini, mengusung tema ‘Prajnyopada: Local Wisdom, Mosaic Of Us’, pameran tersebut pun hadir menampilkan berbagai koleksi-koleksi museum di DIY yang menarasikan ragam kearifan lokal yang dijalin menjadi mosaik indah.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan, tema ‘Prajnyopada: Local Wisdom, Mosaic Of Us’ yang berasal dari kata Prajñā (प्रज्ञा) dan Upada (पद) memiliki arti kebijaksanaan atau kearifan lokal yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana (Prajnyopada), penuh kearifan, dan bernilai luhur. Dimana hingga saat ini, masyarakat masih meyakini dan melestarikan gagasan-gagasan tersebut.

Dikatakan Dian, tidak hanya sebagai tempat menyimpan benda-benda bersejarah, museum juga menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan kearifan lokal yang ada. Untuk itu, melalui tema yang diusung, JME 2024 dapat menjadi ruang belajar bagi masyarakat dalam mengeksplorasi ragam kearifan lokal melalui simbol-simbol yang tertuang pada benda-benda koleksi museum yang dipamerkan.

“Pameran ini adalah bentuk optimisme kita bahwa nilai-nilai kehidupan yang kita kenal dalam kearifan lokal akan tetap sama, walaupun disampaikan melalui media atau cara yang berbeda. Inovasi dan kreativitas dalam penyampaian informasi dan edukasi sangat penting untuk menarik minat generasi muda dan menjadikan museum sebagai tempat yang menarik dan menyenangkan,” ujar Dian pada pembukaan JME 2024 di Gedung Saraswati, Museum Sonobudoyo, Selasa (23/07).

Dian menyebutkan, sekitar 70 benda-benda koleksi museum yang menggambarkan berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang ditampilkan dalam JME 2024, tidak hanya berasal dari 42 museum di DIY, namun juga berasal dari Shanghai Art Collection Museum. Pihaknya berkolaborasi bersama Shanghai Art Collection Museum, memamerkan karya seni anak-anak dari Tiongkok yang menggambarkan bagaimana anak-anak menginterpretasikan dunia yang dilihatnya. Dimana karya-karya tersebut melampaui batas usia, wilayah, dan budaya, menampilkan kecintaan anak-anak terhadap kehidupan, penghormatan terhadap alam, dan aspirasi tanpa batas untuk masa depan.

“Ini menjadi bagian dari kolaborasi bersama untuk kita menguatkan hubungan kerja sama DIY-Shanghai melalui benda-benda koleksi museum ataupun karya-karya lukis dari anak-anak. Karya dari Shanghai Art Collection Museum yang ditampilkan dalam Jogja Museum Expo 2024 kali ini untuk menguatkan nilai-nilai kehidupan, gambaran-gambaran yang ditangkap oleh anak-anak,” papar Dian.

Dian berharap, Jogja Museum Expo pun dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap museum. Museum-museum di Yogyakarta juga bisa semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada 42 museum yang berpartisipasi dalam pameran ini. Terima kasih telah mengizinkan koleksi-koleksinya diulik ulang untuk mendukung narasi pameran secara keseluruhan. Partisipasi dan kontribusi dari setiap museum adalah kunci keberhasilan acara ini. Mari kita terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya kita,” ucap Dian.

Guna menciptakan storyline yang utuh, berbagai koleksi dari museum-museum dikaji ulang melalui riset dan diskusi panjang oleh tim kurator dan asisten kurator bersama narasumber dan pengelola museum. Fokus riset ialah pada koleksi museum yang merekam banyak kearifan lokal sebagai keberagaman yang ada di sekitar masyarakat yang kemudian menghasilkan sebuah narasi yang dibagi ke dalam enam sub tema antara lain, Benih Kearifan Lokal; Cipta Rasa Karsa; Mata Anak; Suguhan Unggah-ungguh; Bertahan Hidup; dan Selaras Alam.

Sub tema Mata Anak didukung dengan pameran Children Art Works yang diselenggarakan oleh Shanghai Art Collection Museum (SACM) menampilkan keaslian dan kemurnian mata anak sebagai jendela jiwa. Pameran ini bukan sekedar pesta visual namun juga perjalanan hati yang mendalam. Hal ini memungkinkan segenap masyarakat untuk mengapresiasi emosi dan mimpi murni yang disampaikan oleh anak- anak.

Digelar menggunakan dana keistimewaan, 42 museum di DIY yang turut berpartisipasi dalam JME 2024 diantaranya seperti Museum Tani Jawa Indonesia, Museum Batik dan Sulaman Yogyakarta, Museum Mini Sisa Hartaku, Museum Kayu Wanagama, dan Museum Bahari Yogyakarta. Pameran ini diselenggarakan selama 14 hari, sejak 23 Juli hingga 5 Agustus 2024.

Masyarakat pun dapat mengunjungi pameran JME 2024 yang digelar di Gedung Saraswati, Museum Sonobudoyo ini mulai pukul 09.00 – 21.00 WIB. Adapun selain menampilkan koleksi museum, terdapat berbagai rangkaian kegiatan yang turut digelar seperti seminar internasional, Tur Daring Museum, Tur Istana Kepresidenan Yogyakarta, Mabar Minecraft, dan Wicara Kuratorial. (Han/Fn/Sd/Jon/Wa/Mra/Yci/Cbs/Ip/Ed)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: