24 Jul 2024
  Humas DIY Berita,

Mobil IP Clinic, Jemput Bola Potensi Kekayaan Intelektual DIY

SLEMAN (24/07/2024) jogjaprov.go.id - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DIY menyelenggarakan Mobile Intellectual Property Clinic (Mobile IP Clinic) di tiga tempat, yaitu Hotel Royal Ambarrukmo, Pendopo Royal Ambarrukmo dan Plaza Ambarrukmo pada Sabtu (20/07). Kegiatan jemput bola ini diselenggarakan dalam rangka memberikan edukasi tentang pentingnya perlindungan kekayaan intelektual kepada masyarakat.

Mobile IP Clinic merupakan program layanan keliling yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekayaan intelektual. Khususnya bagi para pelaku usaha di bidang industri kreatif, salah satu di DIY yang memiliki potensi cukup tinggi.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono memberikan apresiasi dan dukungannya Kanwil Kemenkumham DIY terkait kemajuan kekayaan intelektual di wilayah DIY. Sinergi Kemenkumham DIY dengan Pemda terjalin sangat baik khususnya dalam hal mendorong perlindungan kekayaan intelektual selama ini.

“DIY merupakan pusat budaya, pariwisata dan pendidikan yang sangat kaya akan kekayaan intelektual. Semuanya bisa diadopsi ke DIY selama ini dengan tanpa perlindungan hak kekayaan intelektual kekinian sehingga memerlukan perlindungan itu. Sehingga inilah yang dilakukan Kanwil Kemenkumham DIY melakukan jemput bola melalui Mobile IP Clinic," tuturnya, Rabu (24/07).

Beny berharap masyarakat menjadi berdaya atas perlindungan Kekayaan Intelektual karena hak-haknya akan terlindungi. Karena akibatnya apa pun bisa memberikan efek lebih tinggi dari yang dihasilkan. Dari hal yang sepele itu menjadi luar biasa sekali untuk dilakukan.

"Kami dipertontonkan Salak Pondoh yang dikirim ke beberapa negara maju yang diambil bukan salaknya tetapi tekstur tanahnya. Jadi kalau tidak dilindungi tahu-tahu bisa dikembangkan negara lain yang lebih murah dan renyah. Contoh lainnya ada gerabah Kasongan yang sekilas sederhana tetapi ada seni yang sangat tinggi, lalu batik dan sebagainya," ungkap Beny.

Menurutnya, hal ini memang memerlukan kolaborasi dari Kemenkumham khususnya yang berada di DIY bersama-sama dengan Pemda DIY manfaatkan Mobile IP Clinic, sehingga bisa masuk ke sektor industri kreatif dan kerajinan nantinya. Diharapkan semuanya bisa mendaftar kekayaan intelektual yang didukung dengan kemajuan teknologi sehingga lebih memudahkan memberikan perlindungan intelektual kedepannya.

Staf Ahli Menkumham Bidang Ekonomi, Lucky Agung Binarto menyatakan Kemenkumham melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) terus mendorong peningkatan pendaftaran perlindungan Kekayaan Intelektual. Hal ini sangatlah penting sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari.

"DIY dengan budaya dan pendidikan yang kuat mempunyai potensi sangat besar terhadap Kekayaan Intelektual. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku usaha di DIY untuk mendaftarkan Kekayaan Intelektual mereka agar terlindungi dari penyalahgunaan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham DIY, Agung Rektono Seto menyampaikan jajarannya telah bersinergi dengan Pemerintah Daerah serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk terus mensosialisasikan terkait pendaftaran Kekayaan Intelektual ini. Pihaknya berharap dengan kegiatan Mobile IP Clinic ini, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya perlindungan Kekayaan Intelektual.

Agung menambahkan dalam acara Mobile IP Clinic ini, Kanwil Kemenkumham DIY juga akan menyerahkan tujuh surat pencatatan Kekayaan Intelektual komunal kepada Pemda se DIY, Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Hal ini merupakan langkah defensif untuk selalu melindungi produk budaya

Mobile IP Clinic dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut mulai 19 hingga 21 Juli 2024. Pada acara ini, para peserta dapat berkonsultasi dengan para pemeriksa Kekayaan Intelektual dari DJKI tentang proses pendaftaran Kekayaan Intelektual, serta mendapatkan informasi tentang berbagai layanan Kekayaan Intelektual yang tersedia. (Fn)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: