28 Okt 2022
  Humas DIY Berita,

MoU DIY – JICA Ditandangani, Pembangunan Aerotropolis Di Depan Mata

Yogyakarta (28/10/2022) jogjaprov.go.id – Pemda DIY dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menandatangani MoU Layanan Konsultasi Teknis Pembangunan Aerotropolis di kawasan Yogyakarta International Airport. Penandatangan dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Kepala Perwakilan Kantor JICA Indonesia, Yasui Takehiro, Jumat (28/10) di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Ditemui usai mendampingi Sri Sultan, Kepala Bappeda DIY Beny Suharsono mengatakan, kerja sama dengan JICA ini akan mewujudkan desain pengembangan dan penyusunan master plan pengembangan aerotropolis DIY. Master plan harus disusun agar pembangunan terarah sesuai dengan harapan awal dibangunnya YIA. Hal ini dilakukan agar tidak bersifat parsial, sehingga penting untuk dibangun konsep menyeluruh dalam bentuk aerotropolis.

Lingkungan sekitar YIA juga perlu penataan yang baik. Seperti misalnya keberadaan pelabuhan Tanjung Adikarto, kemudian juga Jogja Agro Park yang bermuara pada digitalisasi dan IT. Pada bagian utara YIA ada super prioritas Borobudur, sementara YIA didesain bisa menjalani melayani 20 juta penumpang per tahun. Hal itulah yang mengantarkan DIY untuk mengembangkan aerotropolis.

Centrumnya adalah Aero. Sekarang sudah banyak berdiri bangunan terutama ada tiga hotel berbintang di sana. Ini juga menjadi bagian kajian yang tidak terpisahkan dari yang sudah ada, sehingga nanti semuanya tidak nabrak, dan terarah,” kata Beny.

Penandatangan nota kesepahaman ini adalah tonggak percepatan pengembangan aerotropolis.  JICA sendiri sudah mengantongi banyak dokumen antara lain dokumen GTR tata ruang juga dokumen kajian awal yang sudah dilakukan oleh Dinas PUPR DIY. Dinas PUPR DIY diketahui sudah memiliki kajian terkait dengan pengembangan areotropolis, sehingga bisa menjadi modal awal JICA.

Lebih lanjut menurut Beny, Sri Sultan mengarahkan untuk memperhatikan dengan benar pada pengembangan Jogja Techno Park dan mengecek kembali potensi Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarta. Sri Sultan ingin dilakukan review menyeluruh terkait dengan Tanjung Adikarta apakah bergeser fungsi atau masih sesuai dengan rencana awal.

“Beliau ingin dukungan kita untuk JICA adalah data yang utuh supaya mereka melakukan kajian itu sesuai dengan harapan kita. Nanti paska penandatangan MOU ini akan dibentuk task force yang posisinya di provinsi, juga ada di Kabupaten Kulon Progo untuk mengakselerasi kegiatan mereka melakukan kajian jangka pendek,” papar Beny.

JICA akan melakukan kajian menyeluruh untuk menemukan timeline pasti. Hal ini penting agar resources yang digunakan bisa menyesuaikan dengan anggaran. Master plan jangka pendek akan selesai pada 5 bulan ke depan sementara jangka panjang sudah ada target tersendiri. Dari kajian tersebut muncul target-target baru. Setelah itu terpetakan, maka akan diketahui secara pasti kondisi riil di lapangan.

“Bagi saya yang penting adalah faktanya. Tentu nanti kapan, mengapa, di mana, oleh siapa, akan muncul di master plan. Tahapan termasuk targetnya itu sudah termasuk selesai kapan itu nanti juga sudah muncul di kajian yang kita kerja samakan,” terang Beny.

Sementara itu Yasui Takehiro mengatakan, sebelum pelaksanaan MoU ini, pihaknya telah melaksanakan survei sebagai langkah awal untuk membantu merevisi dan memperbaiki rencana pembangunan aerotropolis di area sekitar YIA di Kulon Progo. Hal tersebut sebagaimana permintaan Sri Sultan yang disampaikan dalam pertemuan bersama Yasui Takehiro pada Juni 2022 lalu.

“Kami pada hari ini menandatangani MoU untuk melaksanakan suatu kerja sama untuk merevisi atau membuat satu perencanaan pembangunan aerotropolis di area sekitar YIA di Kulon Progo untuk ke depannya,” ujar Yasui Takehiro.

Tidak hanya penandatanganan MoU, Yasui Takehiro menyampaikan dalam pertemuannya kali ini dengan Sri Sultan, pihaknya sekaligus mendengarkan gagasan yang dimiliki oleh Sri Sultan terhadap Kulon Progo. Gagasan tersebut terkait bagaimana langkah-langkah untuk mengembangkan Kulon Progo di masa depan. Menurutnya, JICA melihat kulon Progo memiliki banyak potensi, tidak hanya YIA. Pertanian, perikanan, kehutanan, gunung, keindahan alam atau kereta api yang menyambungkan kota dan YIA menjadi daya tarik.

Beberapa contoh langkah atau gagasan ide sementara terkait pengembangan potensi-potensi di Kulon Progo tersebut, salah satunya diutarakan Yasui Takehiro, yakni dengan mengarahkan sejumlah petani di Kulon Progo dan Kawasan sekitar YIA untuk bisa memproduksikan hasil pertanian yang diminati oleh pasar. Langkah tersebut pun akan semakin baik apabila dapat ditunjang melalui pemanfaatan digitalisasi atau IT.

“Daerah sekitaran YIA memiliki potensi yang dapat memikat hati turis dengan keindahan alam. Misalnya ada sawah dan seterusnya yang indah pasti banyak sekali orang yang ingin keliling tempat itu dengan jalan kaki, naik sepeda atau juga naik mobil dan lainnya,” kata Yasui Takehiro.

Sebagai informasi, lokasi proyek akan berada di area sekitar YIA yang meliputi Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan MoU tersebut, layanan akan berlangsung selama lima bulan dari November 2022 hingga Maret 2023. (Han/Au/Tfk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: