18 Jul 2023
  Humas DIY Berita,

Muhibah Budaya 2023, Rajut Budaya Mataram dari DIY ke Jawa Timur

Yogyakarta (18/07/2023) jogjaprov.go.id – Pemerintah Daerah (Pemda) DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY kembali akan menggelar event rutin tahunan, Muhibah Budaya. Mengangkat tema ‘Merajut Budaya Mataram dari Yogyakarta untuk Indonesia’, pada tahun 2023 ini, kegiatan tersebut akan digelar di dua daerah di wilayah Jawa Timur yakni Tulungagung dan Madiun.

“Muhibah budaya ini adalah satu raketan historis pada area-area atau kawasan yang memiliki ikatan budaya mataraman. Tahun-tahun lalu kita ke Magetan, Ponorogo, kita ke Trenggalek, kita ke Purwerejo dan lain-lain. Tahun ini, nanti ada (muhibah budaya) di Tulungagung kemudian yang kedua di Madiun,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi pada Selasa (18/07).

Bertempat di Ruang Wisanggeni, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, dalam Jumpa Pers bersama rekan media yang membahas terkait rencana gelaran Muhibah Budaya ini, Dian menyebutkan, kegiatan Muhibah Budaya 2023 di Tulungagung akan diselenggarakan, pada tanggal 24 Juli 2023. “Jadi tanggal 24 malam itu puncak acara di Tulungagung. Nanti ada penampilan kesenian dari Keraton Yogyakarta, kemudian diskusi dengan bupati dan teman- teman di Kabupaten Tulungagung,” ucap Dian.

Dian pun mengungkapkan, serangkaian aktivitas muhibah budaya itu sendiri akan berpusat di Kota Madiun. Berbagai kegiatan dalam rangka silaturahmi budaya antara Yogyakarta dan Madiun tersebut diagendakan akan berlangsung di Kota Madiun pada tanggal 20-25 Juli 2023.

Disebutkan Dian, beberapa kegiatan yang akan diselenggarakan dalam Muhibah Budaya 2023 di Madiun ini diantaranya yaitu pameran kebudayaan, workshop kebudayaan, Ngobrol Heritage, pelatihan cagar budaya, workshop tari, workshop macapat, workshop busana Jawa Yogyakarta, workshop grafis, pawijatan Jawa, workshop klinik aksara dan pengenalan & mewarnai aksara Jawa untuk anak. Selain itu diselenggarakan pula pameran literasi & maestro sastra, workshop digitalisasi aksara, pagelaran sastra Epos Ramayana:Hastabrata, pagelaran wayang kulit semalam suntuk, konser mini orchestra serenade bunga bangsa, serta pelaksanan malam puncak Muhibah Budaya 2023 di Madiun pada tanggal 25 Juli 2023 malam.

“Jadi aktivitas kegiatan Muhibah Budaya di Madiun. Kalau Tulungagung hanya kegiatan puncak saja, pertemuan kemudian silaturahmi dan pementasan persembahan tari dari Keraton. Semua aktivitas kolaborasi agenda event ada di Kota Madiun,” kata Dian.

Pada kesempatan yang sama, di samping rencana pelaksanaan kegiatan Muhibah Budaya 2023 tersebut, Dian turut menyampaikan terkait pelaksanaan pemberian hibah seperangkat gamelan perunggu, Laras Pelog Slendro Gagrak Yogyakarta sebanyak 48 item kepada Kejogja (Kempalan Keluarga Jogja atau Kejogja) Kalimantan Selatan. Seremonial serah terima hibah gamelan seharga kurang lebih 600 juta tersebut rencananya akan dilakukan pada 21 Juli 2023 mendatang di Banjarmasin oleh Wakil Gubernur DIY.

“Jadi memang ini prosesnya sebenarnya sudah cukup lama, sejak 2021 rembuknya. Kemudian 2022 kita proses, yaitu adalah pemberian seperangkat hibah gamelan perunggu, Laras Pelog Slendro Gagrak Yogyakarta 48 item yang kita hibahkan kepada Keluarga Jogja (Kempalan Keluarga Jogja atau Kejogja) yaitu masyarakat Yogyakarta yang ada di Kalimantan Selatan Banjarmasin dan sekitarnya. Pengadaannya (gamelan) 2023 awal, dan kemudian sudah disiapkan dan secara fisik barangnya sudah dikirim ke Banjarmasin ke Kejogja, keluarga Yogyakarta di sana. Sehingga besok ini adalah bagian dari seremonial serah terima,” terang Dian.

Dian mengatakan, hibah gamelan tersebut menjadi bagian dari upaya diplomasi budaya atau bagian dari upaya pengembangan budaya Yogyakarta pada diaspora-diaspora Yogyakarta yang ada di luar DIY, khususnya yang di luar Jawa. “Kejogja sendiri, ini anggotanya sudah mencapai hampir masuk ke ribuan ya, ratusan, cukup banyak dari beberapa kabupaten dan kota di sekitarnya. Jadi tidak hanya Kalimantan Selatan, kabupaten/kota secara keseluruhan. Dan sepertinya banyak tokoh-tokoh penting yang memang menduduki jabatan di sana. Jadi memang Kejogja ini cukup potensial untuk menjadi bagian kita melakukan pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan. Yang kemudian membuat kita memutuskan untuk memberikan gamelan karena aktivitas budayanya luar biasa, hanya kemudian membuktikan bahwa aktivitas itu terus kita kembangkan dengan memberikan fasilitas-fasilitas,” jelas Dian.

Pada seremonial serah terima hibah gamelan tersebut pada 21 Juli 2023 mendatang, akan dilakukan pula pemberian nama untuk gamelan Yogyakarta yang dihibahkan di Banjarmasin ini. Dian mengungkapkan, pemberian nama gamelan Yogyakarta tersebut dipilih langsung oleh Gubernur DIY.

“Namanya adalah Banjar Arum yang dipilih oleh Pak Gubernur. Jadi kata Banjar itu kalau dalam bahasa Jawa memiliki arti taman atau pekarangan. Sedangkan Arum berarti harum. Jadi Banjar Arum adalah taman yang harum mewangi itu bahasa harafiahnya. Selain itu Banjar Arum juga merujuk pada nama kota Banjarmasin, sebagai penerima hibah gamelan. Sekaligus ini juga menjadi sebuah doa dan harapan dari Bapak Gubernur dan kita di DIY, agar perangkat gamelan ini turut mengharumkan nama DIY dan juga menghiasi nuansa budaya juga di lokasi Banjarmasin yang dimaksud,” ungkap Dian. (Han/Hk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: