08 Jan 2024

Pasang Tarub Hingga Majang, Mengejawantahkan Harapan Baik Hajat Dhaup Ageng

Yogyakarta (08/01/2024) jogjaprov.go.id - Pasang Tarub, Blěkětepe, dan Majang sebagai rangkaian dari Dhaup Ageng putra bungsu Wagub DIY sekaligus Adipati Pakualaman KGPAA Paku Alam X telah dimulai sejak Minggu (07/01) di Pura pakualaman, Yogyakarta. Dhaup Ageng antara BPH Kusumo Kuntonugroho dan Laily Annisa Kusumastuti ini akan mengikuti serangkaian prosesi sesuai dengan tradisi, adat dan budaya yang sarat makna filosofis.

Kegiatan Pasang Tarub, Blěkětepe, dan Majang sendiri dipasang pada Minggu Pon (07/01) di Tratag Bangsal Sewatama, Tratag Kěpěl, Regol Danawara, Pawon Agěng dan Bangsal Kepatihan yang ada di dalam Kompleks Pura Pakualaman. Pemasangan Tarub yang berarti hiasan untuk pernikahan, terdiri atas dedaunan sebagai simbol harapan bagi pengantin untuk hidup selamat dan sejahtera.

Rangkaian Tarub ini terdiri atas Tebu Wulung yang melambangkan antěping kalbu ‘kemantapan hati’ bagi mempelai dalam membina rumah tangga dan kelak menjadi teladan bagi keluarga. Daun Beringin yang merupakan harapan agar kelak dapat menjadi tempat berlindung dan peneduh bagi keluarga. Daun Kluwih sebagai harapan agar lancar rezeki dan berusia panjang yang terberkati. Padi sebagai harapan agar hidup makmur dan sejahtera. Alang-alang diambil dari kata Jawa alangan, diharapkan mempelai dijauhkan dari halangan. Dhadap Srěp sebagai tolak bala serta memuat harapan agar mempelai terjaga dari watak panas hati sehingga selalu terjalin kedamaian. Cěngkir Gading dimaknai sebagai kěncěnging pikir ‘teguh hati’ sehingga pengantin mampu menjalani hidup berumah tangga sesuai komitmen yang telah dijanjikan saat akad nikah. Daun apa-apa sebagai tolak bala, selalu dalam lindungan Tuhan agar terhindar dari gangguan makhluk halus dan Pisang raja yang memuat harapan agar hidup pengantin kelak indah dan bahagia.

Sementara itu, Blěkětepe dipasang di Tratag Bangsal Sewatama dari barat ke timur. Blěkětepe yang terbuat dari anyaman daun kelapa ini bermakna sebagai penyaring energi negatif. Harapannya, penyelenggaraan prosesi pernikahan dapat berjalan dengan selamat, lancar dan dalam berkah Tuhan.

Majang atau ‘menghias supaya indah’ yaitu, menata dengan terencana atas segenap perlengkapan yang akan digunakan oleh calon pengantin laki-laki dan perempuan di kamar masing-masing. Diharapkan dalam hidup berumah tangga sang pengantin kelak senantiasa mampu menata diri sehingga tercipta suasana yang indah, harmonis. Majang dipasang di Gědhong Ijem yang merupakan kamar calon pengantin laki- laki, Gědhong Purwaretna yang merupakan tempat upacara tampa-kaya, serta Kěpatihan Gandhok Wetan yang merupakan kamar calon pengantin perempuan.

Kelengkapan majang antara lain kembang jambe dan sirih ayu yang masih bertangkai dan dihiasi dengan injet diikat dengan kain sindur. Selain itu, dipersiapkan juga klěmuk dan kěndhi. Klěmuk diisi berbagai macam biji-bijian, ěmpon-ěmpon, bumbu dapur, tigan ayam Jawa dan ditutup dengan kain bango tulak. Kěndhi berisi air bersih dan ditutup dengan daun dhadhap srěp. Di tempat tidur kedua calon pengantin dihiasi dengan kain letrek. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: