23 Jun 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta Terus Maksimalkan Sarpras Teras Malioboro  

Yogyakarta (23/06/2022) jogjaprov.go.id - Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan Pemda DIY bersama Pemkot Yogyakarta akan terus melakukan pengawasan dan pembenahan sarana prasarana Teras Malioboro. Hal itu dilakukan agar pedagang dan pembeli bertransaksi lebih nyaman serta memaksimalkan perputaran uang.

Pernyataan tersebut disampaikan pada agenda audiensi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima Malioboro, Kamis (23/06). Dalam kesempatan tersebut, hadir pula perwakilan pedagang yang kini menempati Teras Malioboro 1 dan 2.

Untuk Teras Malioboro 2, seringkali masih didapati flow/alur yang kurang memadai. Kondisi tersebut menyebabkan tidak seimbangnya jumlah pengunjung pada lapak yang berada di sisi muka dengan yang berada di sisi belakang atau pojok. Ditambah lagi dengan jumlah dan kapasitas toilet yang minim, tak sebanding dengan jumlah pedagang dan pengunjung di Teras Malioboro 2. 

Tak hanya itu, jika cuaca hujan, seringkali banyak genangan air yang menganggu operasional di Teras Malioboro 2. Pun menyebabkan beberapa kebocoran pada atap bangunan sehingga air hujan merembes. Oleh karenanya, pemerintah daerah diharapkan untuk segera mencarikan atau mendirikan bangunan permanen. Selain itu, pemerintah dirasa perlu untuk menambah fasilitas terkait keamanan baik di Teras Malioboro 1 maupun 2. 

Menanggapi hal tersebut, Aji yang didampingi Ketua Pansus PKL Relokasi PKL Malioboro DPRD Kota Yogyakarta Fokki Ardianto, menyampaikan pihaknya akan segera mempertimbangkan masukan yang telah disampaikan. “Teras Malioboro 2, masih banyak bocor, WC antrian panjang dan sebagainya, saya kira ini masukan kita, Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta untuk melakukan pembenahan,” ujarnya dari Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. 

Aji juga tak menampik adanya saran agar pemerintah daerah dapat menambah fasilitas yang berkaitan dengan keamanan. “Saya kira, ini suatu usulan yang bagus. Hidran memang harus segera dibuat, mohon bisa menjadi perhatian. Termasuk jumlah toilet yang dirasa masih kurang,” katanya. 

Terkait pemindahan pedagang Teras Malioboro 2 ke bangunan permanen, Aji mengaku Pemda DIY tengah berupaya mencarikan bangunan yang representatif pun melakukan upaya pembebasan lahan yang selanjutnya digunakan sebagai lokasi pedagang yang kini menempati Teras Malioboro 2. 

Ia menekankan, pada prinsipnya, Pemda tentu ingin menyejahterakan pedagang. “Jangan sampai yang satu laku, satunya lagi nggak laku. Kami sudah komunikasikan dengan Diskop UMKM DIY terkait Teras 1, kalau Teras 2 kami komunikasikan ke Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta selaku pengelola,” tambahnya. 

Menurutnya, hanya ada dua alasan tentang tujuan awal relokasi PKL Malioboro ke lokasi yang ditempati saat ini. “Pertama adalah agar teman-teman PKL Malioboro tetap dapat berjualan mencari rezeki tanpa melanggar aturan. Kedua untuk mengembalikan hak para pejalan kaki, itu saja,” tukas Aji. 

Aji mengaku segala masukan yang telah disampaikan akan dikaji dan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan kebijakan. “Intinya tadi banyak masukan, jadinya akan bagus. Kita komunikasikan dengan luwes saja,” urai Aji. 

Dirinya juga berharap, Pansus dapat memaksimalkan investigasi dan pengawasan di Teras Malioboro 1 dan 2. “Apalagi terkait data, kalau misalnya masih ada data yang perlu diperbaiki, tolong kami diberitahu. Misalnya kalau ada data pedagang yang ternyata dia berdagang di Malioboro namun ternyata belum masuk (Teras Malioboro),” terang Aji. 

 

Perlunya Penguatan Komitmen Bersama

Di sisi lain, Kepala Diskop UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi, pada kesempatan tersebut menyampaikan keberhasilan pengelolaan Teras Malioboro membutuhkan komitmen bersama.

“Kami ucapkan terima kasih atas segala masukan. Apa yang Pemda lakukan tentu maksudnya positif, tidak mungkin kita menjerumuskan. Namun kita perlu komitmen dan kerja sama dengan semua. Harapannya, kita semua tak lagi terpisah paguyuban-paguyuban melainkan telah menjadi keluarga besar. Teras Malioboro adalah rumah bersama, kita bawa dan jaga bersama. Kita akan lakukan evaluasi secara bertahap,” tukas Siwi, sapaannya. 

Senada dengan Sekda DIY, Siwi mengatakan pentingnya evaluasi terkait data pedagang. “Dalam hal ini kami sudah mendata pedagang di Teras 1, semua sudah dipantau. Karena ada SiBakul, semua sudah masuk, harapannya sebutannya sudah bukan PKL lagi namun akan naik kelas. Kita sudah data mana saja yang sudah jualan, mana yang masih separuh, dan mana yang belum sama sekali,” imbuhnya. 

Ia mengaku perbedaan lokasi lapak di Teras Malioboro 1 tentunya akan berpengaruh pada tingkat penjualan. “Kita pasti menerima masukan, tapi tak lantas bisa serta-merta kita ubah. Perbedaan lantai akan berdampak pada tingkat jualan mereka. Salah satu solusi yang kemarin dilakukan adalah membuat festival bakpia,” jelasnya. 

Lewat festival tersebut, ia mengaku perputaran uang dalam sehari menghasilkan sekitar Rp200 juta transaksi. “Inilah fungsi Pemda, saat masyarakatnya juga open, termasuk digitalisasi keuangannya, tinggal apa yang selanjutnya kita bisa bantu untuk memobilisasi pengunjung. Kemarin mungkin bakpia, besok mungkin bisa lainnya. Kita juga kedepankan digitalisasi. Barang tidak harus ditaruh lapak, karena kita ada lapak online.” 

Siwi mengaku Diskop UMKM DIY akan bekerja sama dengan stakeholder untuk melakukan CSR. “Utamanya membangun kanopi untuk meminimalisir dampak kehujanan. Kita sesuaikan dengan bangunannya agar satu konsep. Perihal kebersihan kami juga berjejaring dengan yayasan. Nantinya akan dipisah sampah organik dan anorganik, ini menunjukkan bahwa Teras Malioboro berkomitmen untuk mengelola sampahnya,” tutupnya.

Adapun agenda audiensi ini juga turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, perwakilan DPRD Kota Yogyakarta dan Satpol PP DIY, serta Setwan Kota Yogyakarta. [vin/hr/ag]

 

HUMAS DIY 

Bagaimana kualitas berita ini: