09 Nov 2022

Pemda DIY Koordinasi Tangani Peristiwa SD Muhammadiyah Bogor

Yogyakarta (09/11/2022) jogjaprov.go.id - Peristiwa runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor di Playen, Gunungkidul telah ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya, Polres Gunungkidul melakukan penyelidikan terhadap kasus yang memakan korban satu siswi ini.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ditemui usai menerima Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan pada Rabu (09/11) mengatakan, pertemuan dengan Kapolda DIY di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta ini juga membahas terkait peristiwa di SD Muhammadiyah Bogor.

“Kami koordinasi soal bencana dan lingkungan juga. Karena kemarin juga ada kejadian di Gunungkidul. Ya kita koordinasi untuk penanganan yang lebih baik,” ungkap Sri Sultan.

Diungkapkan Sri Sultan, peristiwa ambruknya bangunan SD di Gunungkidul ini sudah ditangani pemerintah setempat. Menurut Sri Sultan, pemerintah kabupaten/kota di DIY selama ini sudah tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Dari Pemda DIY biasanya sebatas koordinasi jika kabupaten/kota memerlukan bantuan.

“Kita biasanya koordinasi saja kira-kira mereka (pemerintah kabupaten/kota) perlu bantuan atau tidak. Kalau masalah anggaran, kabupaten/kota pasti ada semua karena anggaran untuk kondisi darurat itu harus ada. Kalau memang butuh bantuan pasti akan memberitahu kita (Pemda DIY). Tapi memang untuk musim-musim seperti saat ini, kita harus ada upaya antisipasi,” papar Sri Sultan.

Sementara itu, Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengatakan, kasus sekolah di Gunungkidul ini sudah ditangani oleh Polres Gunungkidul. Pihak Gunungkidul pasti melakukan penyelidikan untuk meneliti bagaimana kejadian sebenarnya.

“Setiap peristiwa pasti ada proses yang namanya pencarian informasi, dikemas bahasanya penyelidikan. Maksudnya itu untuk mengetahui peristiwanya seperti apa. Cara penyelidikan kasus ini kami diserahkan kepada pihak Polres Gunungkidul untuk melakukan langkah-langkahnya. Penyelidikan atau penelitian itu harus menyatakan dulu, peristiwa ini adan unsur pidana atau bukan,” paparnya.

Ditegaskan Suwondo, jika hasil penyelidikan kasus ini terdapat unsur pidana, maka akan diteruskan ke tahap penyidikan. Namun jika tidak ada unsur pidana, tentu tidak akan naik ke tahap penyidikan.

Terpisah, ‎Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengatakan, begitu mendengar kabar peristiwa ambruknya ‎atap bangunan SD Muhammadiyah Bogor, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan Disdikpora Gunungkidul untuk segera meninjau lokasi kejadian.

“Kami sudah minta Disdikpora Gunungkidul untuk melakukan peninjauan terhadap bangunan di SD yang atapnya ambruk. Setelah diketahui kondisinya di lapangan, diharapkan bisa jadi acuan untuk menentukan langkah yang akan diambil, termasuk soal struktur tanah dan konsep bangunan sekolah ke depannya seperti apa,” ungkapnya.

Didik mengatakan, perubahan cuaca yang tergolong cukup ekstrem belakangan ini berdampak pada peningkatan intensitas hujan. Hal ini tentu perlu diimbangi dengan kewaspadaan, termasuk oleh sekolah-sekolah yang lokasinya berada di daerah rawan bencana.

“Dalam kondisi seperti sekarang antisipasi dan mitigasi menjadi penting. Apabila bangunan sekolah memang rawan, seharusnya tidak dipakai. Tentunya sekolah akan melapor ke Disdikpora lalu dinas melapor ke Dinas PUP ESDM, nanti mereka yang akan meneliti dan mengerjakan, termasuk jika perlu ada perbaikan,” terangnya.

Didik menambahkan, ‎guna mengantisipasi terjadinya hal-hal tidak diinginkan, pihaknya terus memperkuat mitigasi bencana di sekolah yang berada di kawasan rawan bencana. Hal ini dilakukan khususnya untuk jenjang SMA/SMK, karena jenjang SD sampai SMP kewenangannya berada di kabupaten/kota.

“Saat ini beberapa SMK juga ada yang kebanjiran seperti di SMK Temon yang selalu langganan banjir dan SMK Tanjungsari. Tapi semua sudah kami antisipasi dengan menaruh barang-barang seperti komputer di atas. Semua dilakukan supaya bangunan tidak terendam saat terjadi banjir,” terang Didik. (Rt/Aa/Ts)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: