28 Okt 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Peran Kalurahan dan Kampung Wisata Sebagai Pendukung Pariwisata DIY

Kota Yogyakarta (27/10/2022) jogjaprov.go.id - Sri Sultan Hamengku Buwono X telah kembali dilantik sebagai Gubernur DIY bersama dengan KGPAA Paku Alam X sebagai Wakil Gubernur DIY untuk periode 2022-2027 pada Senin (10/10). Pelantikan dilakukan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. Dasar dari pelantikan ini mengacu pada UU Keistimewaan DIY No.13/2012. Selama lima tahun ke depan, Sri Sultan akan kembali mengusung tema Melaksanakan Pancamulia, Demi Terwujudnya Martabat Manusia Jogja. 

Visi tersebut selanjutnya didukung dengan tiga misi yang menjadi prioritas utama yakni Reformasi Kalurahan, Pemberdayaan Kawasan Selatan, dan Pengembangan Budaya Inovasi serta Pemanfaatan Teknologi. Realisasi atas misi tersebut membutuhkan sinergi dari berbagai elemen. Tak hanya pemangku kepentingan, melainkan juga peran serta masyarakat. 

Sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat, Pemerintah Daerah DIY bekerja sama dengan Metro TV menayangkan program Sehari Bersama. Program ini akan mengelaborasi misi Reformasi Kalurahan yang telah dilakukan di Jogja adalah satunya adalah menghidupkan Kawasan Sumbu Filosofi dan kampung wisata di sekitarnya sebagai penyokong dan penguat keberadaan sumbu filosofi. 

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo beserta dengan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY GKR Bendara berharap agar geliat pemulihan sektor pariwisata dapat terus meningkat berkesinambungan setelah pandemi Covid-19. “Berbagai kebijakan telah dilakukan, salah satunya dengan memaksimalkan keberadaan teknologi melalui aplikasi Visiting Jogja. Ini sesuai dengan misi Gubernur DIY yakni dalam hal pemanfaatan teknologi,” ujar Singgih, Kamis (27/10) di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta. 

Singgih menambahkan, Keraton Yogyakarta sebagai pusat budaya Jawa, juga merupakan titik utama atas konsep sumbu filosofi. Oleh karenanya, keberadaan Keraton menjadi vital baik dalam kepentingan edukasi budaya maupun untuk pariwisata itu sendiri. Keraton yang notabene telah berdiri hampir tiga abad lamanya, memiliki daya pikat tersendiri untuk dapat mempersuasi kunjungan wisatawan. 

Sementara, GKR Bendara menyampaikan pentingnya konsep dan nilai historis serta keistimewaan Jogja harus diwariskan kepada generasi mendatang. Konsep sumbu filosofi sendiri sejatinya berisi ajaran Sangkan Paraning Dumadi, yang diinisiasi pendiri Kasultanan Yogyakarta yakni Sri Sultan Hamengku Buwono I. 

Ajaran ini berisi tentang perjalanan hidup manusia sejak lahir hingga dewasa (Sangkan Paran) yang disimbolkan dari Panggung Krapyak menuju Keraton serta perjalanan hidup saat manusia akan kembali kepada Sang Pencipta. Kembalinya manusia kepada Sang Pencipta ini dilambangkan dengan perjalanan dari Tugu menuju Keraton (Paraning Dumadi). Perlu kiranya, kawasan di sekitar sumbu filosofi selanjutnya dimulyakke atau dimuliakan agar filosofi yang telah berusia ratusan tahun itu tetap terjaga. 

Pada kesempatan tersebut, GKR Bendara turut mengatakan bahwa Keraton bersama BPPD DIY dan Pemda DIY, terus berupaya memberikan edukasi masyarakat akan sumbu filosofi. Selain untuk mewariskan nilainya, hal ini sekaligus juga mendukung realisasi predikat Jogja sebagai World Heritage City dari UNESCO. Salah satunya adalah menyediakan fasilitas Bus Jogja Heritage Track, yang difasilitasi Dinas Kebudayaan DIY melalui Dana Keistimewaan (danais). Bus ini dapat dinikmati secara gratis dengan rute perjalanan sepanjang sumbu filosofi. 

“Masyarakat nantinya akan dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk berwisata sekaligus mendapatkan edukasi tentang sumbu filosofi dan makna yang terkandung di dalamnya. Selama perjalanan, nantinya akan ada pemandu yang akan menjelaskan,” imbuhnya, Kamis (27/10). 

Pada kesempatan tersebut, GKR Bendara juga memperkenalkan kawasan Kampung Wisata Gedongkiwo yang berada di Jalan Suryowijayan, Gedongkiwo, Kota Yogyakarta. Kampung wisata yang terletak di sisi sebelah barat kawasan sumbu filosofi ini merupakan pendukung serta penyokong keberadaan sumbu filosofi. Pada kampung wisata tersebut, juga terdapat tempat tinggal alm. Mien Brodjo, salah satu seniman lukis kondang asal Jogja. Rumah tersebut saat ini dihuni oleh putri sulungnya, yang selanjutnya membuka kediaman ibunya sebagai tempat usaha kafe. 

Pada kunjungan singkat tersebut, GKR Bendara menyebut keberadaan kampung wisata tak dapat dipisahkan dari promosi wisata di DIY. “Kampung wisata dapat menjadi tujuan wisata bagi para pendatang. Keberadaan kampung wisata yang didukung pokdarwis (kelompok sadar wisata) selanjutnya perlu melakukan promosi secara digital dengan mengaktifkan media sosial,” jelasnya. 

Putri bungsu Sri Sultan HB X itu optimis bahwa pertumbuhan pariwisata DIY akan meningkat pesat. "Saya sempat bertemu dengan Kepala Dinas Pariwisata DIY Pak Singgih Raharjo dan beliau mengatakan, pertumbuhan kunjungan wisatawan provinsi DIY dari kuartal kedua ada dua koma sekian persen sudah bertambah menjadi 5,2 persen pada kuartal ketiga. Artinya, sudah terlihat bagaimana perkembangan kunjungan wisatawan itu terus naik," ucapnya.

Adanya pertumbuhan itu, menjadikan perputaran ekonomi di DIY terus meningkat. Walau terdapat ancaman resesi global pada 2023, hal itu menjadi tantangan tersendiri baginya dalam mendorong wisatawan domestik bergejolak pada masa yang akan datang.

Pasalnya, apabila resesi global itu terjadi, maka wisatawan mancanegara akan mengalami penurunan kunjungan wisatawan ke DIY. Oleh karena itu, ia lebih mendorong wisatawan domestik berkunjung ke DIY sejak dini.

Lanjutnya, walau saat ini kunjungan wisatawan masih banyak mendatangi Keraton Yogyakarta, akan tetapi pihaknya tetap mendukung seluruh kampung atau desa wisata di DIY. 

:Keraton Yogyakarta itu menjadi iconnya DIY. Jadi kami mencoba paling tidak radius sekitar 1.000 meter dari Keraton Yogyakarta untuk kami angkat. Seperti halnya di sini (Gedongkiwo) masih ada benang merahnya dengan Keraton Yogyakarta, " ujarnya. Sebabnya, di Kampung Wisata Gedongkiwo itu terdapat rumah pangeran yang bernama Ndalem Suryowijayan dan Ndalem Condronegaran.

"Kami tentu menargetkan lama tinggal wisatawan dan juga perputaran ekonomi di Kota Yogyakarta untuk lebih banyak lagi. Paling tidak lama tinggal wisatawan di DIY bisa dua malam," harapnya. Dengan adanya domestik market tentu mereka bisa mempertimbangkan pilihan berbelanja dengan harga murah dan benefit yang banyak. [vin/hr]

HUMAS DIY 



Bagaimana kualitas berita ini: