15 Sep 2022
  Humas DIY Berita,

Peran Keraton dan Keistimewaan Yogyakarta Di Mata Menteri Basuki Hadimuljono

Yogyakarta (15/09/2022) jogjaprov.go.id - Basuki Hadimuljono, sosok Menteri tanpa haters yang menjadi idola masyarakat Indonesia. Pribadinya yang tegas dan penuh integritas, namun juga lucu dan apa adanya membuat banyak orang jatuh cinta.

Basuki adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sejak 23 Oktober 2019. Ia juga sempat mengabdi sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum (2005-2007), Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum (2007-2013), Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Kementerian RI (2014-2019).

Basuki menempuh pendidikan sarjana di Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemudian melanjutkan S2 dan S3 di Colorado State University.  UGM menjadi pilihan Basuki untuk menempuh perkuliahan karena ia ingin masuk jurusn Geologi. “Saya ingin masuk jurusan Geologi. yang ada Geologi itu hanya di Gadjah Mada, setahu saya dan ITB,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, 23 Agustus 2022.

“Kenapa Geologi? Karena ketika kecil saya Plaju Sungai Gerong yang perminyakan. Jadi kelihatannya gagah kerja di lapangan dengan helmnya perminyakan,” lanjutnya. Begitulah kisah unik, kenapa Basuki memilih jurusan Geologi dan akhirnya menempuh Pendidikan di Yogyakarta.

Beberapa tahun tinggal di Yogyakarta, membuat kota ini memiliki kesan yang istimewa. Bahkan ketiga anaknya juga menempuh pendidikan di UGM. Basuki mengaku suasana dan budaya masyarakat Yogyakarta membuatnya terkesan. “Jadi saya kira nilai-nilai Jogja, Jogja tuh guyub. Kota besar tapi pola hubungan rakyatnya Jowo. Di mana Jogja Solo ini adalah centernya dari budaya Jawa, representative Indonesia. Saya kira nilai-nilai Jawa Jogja inilah yang selalu harus kita uri-uri,” ujar Basuki.

Basuki menjelaskan jika peran Keraton Yogyakarta sangat besar dalam membentuk karakter dan value yang ada di Yogyakarta. “Karena value Yogyakarta ini yang memang berbeda. Karena adanya Keraton Yogyakarta, itu pasti membawa nilai-nilai yang khas, yang perlu di uri-uri, yang perlu selamatkan. Harapan saya dengan kekhasan, kekhususan Yogyakarta ini, tetap baik pemimpinnya maupun rakyatnya,” ungkap Basuki.

Basuki berharap anak-anak muda di Yogyakarta tetap menjaga budaya dan tradisi di tengah budaya global yang mudah masuk ke Indonesia. Menurutnya, budaya lokal adalah benteng terkuat untuk meghadapi perubahan jaman yang cepat saat ini.

“Takhta untuk Rakyat” menjadi salah satu prinsip yang turut dilakukan Basuki dalam hidupnya. Basuki berusaha menjadi pribadi yang bekerja dengan tulus dan ikhlas. Tidak menuntut untuk diakui dan dihargai semua kerja kerasnya. “Jadi keikhlasan itu yang saya ambil. Jadi saya bikin, kalau saya membangun apa-apa, saya bangun aja. Saya tidak pernah meresmikan proyek, kalau mesti tanda tangan, saya boleh dihitung. Buat saya itu semua tugas yang diamanahi oleh Presiden,” ujar Basuki.

Baginya, Yogyakarta memiliki kekhasan dan daya tarik yang membuat wisatawan ingin datang kembali. Dari dulu hingga saat ini nilai-nilai sejarah Yogyakarta, membuat kota ini istimewa. “Jadi menurut saya tanpa formalitas keistimewaan Jogja, Jogja tetap istimewa,” pungkas Basuki. (Wd)

 

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: