01 Mar 2012
  Humas Berita,

Peringatan S0 1 Maret Selayaknya Dirayakan Secara Nasional

Peringatan S0 1 Maret Selayaknya Dirayakan Secara Nasional

YOGYAKARTA (01/03/2012) pemda-diy.go.id - Serangan Oemoem (SO) 1 Maret merupakan sebuah momentum penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.Serangan Oemoem 1 Maret juga merupakan peristiwa heroik yang membawa dampak besar bagi kelangsungan NKRI saat ini sekaligustitik awal bebasnya bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah Belanda setelah tentara Belanda ditarik dari ibu kota Yogyakarta pada bulan Juni1949. Karena itu sudah selayaknya peristiwa sejarah ini dirayakan secara nasional, tidak sekedar di Yogyakarta.

Hal tersebut dikatakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX pada acara sarasehan dan tirakatan menjelang peringatan 63 tahun Serangan Oemoem 1 Maret 1949 sekaligus memperingati satu abad almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX, di pelataran Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Yogyakarta, Rabu (29/02) malam.

Peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret ini lanjutnya, menggambarkan suatu bentuk kerjasama yang sangat kuat diantara komponen bangsa termasuk peran dari Kraton Yogyakarta itu sendiri yang begitu besar dengan mengijinkan Kraton dipakai sebagai kegiatan para tentara dan perwira sebagai tempat perlindungan dan persenjataan.

Tanpa kerjasama dari semua pihak tidak mungkin TNI dapat menyusup keberbagai sudut kota tanpa terdeteksi pihak musuh, ujar Sultan.

Diutarakan, bentuk sebuah kerjasama di era sekarang memang sudah kelihatan sangat minim, hal itu terbukti dengan adanya berita-berita di media massa yang seolah tidakada sinergi untuk membuatbangsa ini disegani dikancah internasional. Contoh lain dengan maraknya korupsi yang dilakukan anak bangsa secara berjamaah dan bergantian. Hal ini sudah jelas sangat bertentangan dengan sifat dan karakter para pahlawan bangsa yang memiliki nilai-nilai kejuanagan bukan egoisme.

Dengan melihat kenyataan permaslahan bangsa yang disebabkan oleh ulah anak bangsa itu, tentunya apa yang dikatakan Bung Karno sangatlah benar bahwa perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuangamu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri, ungkap Sultan.

Gubernur juga berpesan untuk meneladani kepribadian Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang senantiasa menempatkan kepentingan orang lain dan bangsa di atas kepentingan pribadi. Sultan HB IX adalah sosok yang adiluhung dan andhap asor. "Inilah raja yang benar-benar mempersembahkan tahta untuk rakyat," imbuhnya.

Ketua panitia pelaksanaan peringatan 63 tahun Jogja Kembali Stevanus Sujono menjelaskan, bahwa acara ini diselengarakan oleh paguyuban Wehrkreise (Daerah Perlawanan) III Yogyakarta bekerjasama dengan Pemkot Yogyakarta. Kali ini mengangkat sebuah tema Dengan semangat Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dan kembalinya Jogja 29 juni 1949,kita bangun moralitas bangsa dengan meneladani semangat patriotisme para pejuang secara optimal.

Dengan mengambil tema semacam ini diharapkan nantinya para generasi penerus bisa meneladani semangat patriotisme dan bisa menerapkan di era sekarang ini yang dirasa sudah semakin luntur semangat juang dan patroitismenya.

Acara sarasehan ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Wagub Paku Alam IX dan GBPH. Prabukusumo, yang diserahkan kepada Antok dari Paguyuban Wehrkreise III Yogyakarta, dan Devi Damayanti, perwakilan pelajar dari SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Sarasehan membahas sejarah SO 1 Maret dan kepemimpinan Sri Sultan HB IX. Hadir sebagai pembicara budayawan KRT Jatiningrat, dan mantan Walikota Herry Zudianto. (dyk/rsd)

HUMAS

Bagaimana kualitas berita ini: