26 Jun 2022
  Administrator Berita,

Peringati Hadeging Puro Pakualaman, Sayembara Jemparingan Kembali Digelar

Yogyakarta (26/06/2022) jogjaprov.go.id - Vakum selama 2 tahun akhirnya kompetisi jemparingan memperebutkan piala bergilir Paku Alam Cup dalam rangka memperingati Hadeging Puro Pakualaman kembali digelar tahun ini. Bertempat di Lapangan Kopertis, Yogyakarta pada Minggu (26/06), Sayembara Jemparingan digelar dan diikuti oleh sejumlah penjemparing DIY untuk menunjukkan hasil berlatih selama 2 tahun belakangan.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan, perhelatan yang sudah absen selama 2 tahun ini sangat ditunggu oleh para pelaku olahraga jemparingan ini. Jemparingan Mataraman memang merupakan olahraga tradisional yang masih kurang popularitasnya di kalangan masyarakat, oleh karena itu event ini menjadi sangat penting untuk mengenalkan olahraga ini sebagai salah satu budaya peninggalan Mataram. Pun bagi para atlet Jemparingan, event ini adalah salah satu ajang untuk menunjukkan eksistensi bahwa Jemparingan ini masih ada dan menjadi salah satu daya tarik dari budaya di DIY, mengingat tidak semua daerah memiliki akses untuk melakukan olahraga ini.

"Perhelatan Jemparingan yang dilakukan pada saat ini merupakan rangkaian dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Pura Pakualaman dengan memperebutkan piala Paku Alam Cup sebagai salah satu sarana untuk melestarikan budaya. Ada dua makna, yang pertama adalah makna untuk melestarikan olahraga dan kedua memang merupakan satu upaya untuk meraih target pelestarian olahraga tradisional dalam rangka menghidupkan sektor pariwisata, budaya dan ekonomi," jelas Singgih.

Menurut Singgih, animo masyarakat untuk Jemparingan ini sudah menunjukan peningkatan yg cukup menggembirakan. Event yang diikuti juga oleh para pelaku jemparingan di DIY ini nantinya akan terus digelar sebagai upaya pelestarian budaya. Setelah event perebutan piala Paku Alam Cup, nantinya akan ada juga event Jemparingan memperebutkan piala Hamengku Buwono Cup. Ini adalah bukti seriusnya Pemda DIY dalam mengangkat olahraga tradisional menjadi lestari juga menjadikan tradisi dan budaya berjalan beriring dan harmonis dengan pariwisata dan ekonomi. 

 

Mewakili Puro Pakualaman, BPH Kusumo Bimantoro mengatakan, Paku Alam Cup untuk Sayembara Jemparingan ini digelar dalam rangka memperingati Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-210 menurut hitungan tahun Masehi. Menurut Bimantoro, tahun ini para peserta lebih antusias mengikuti sayembara karena memang 2 tahun Puro Pakualam tidak menggelar event ini karena pandemi Covid-19. Menurutnya, tahun ini sayembara terpaksa dibatasi jumlah pesertanya mengingat Covid-19 masih ada.

Sebanyak 70 club atau paguyuban pemanah ikut andil dengan jumlah total penjemparing sebanyak 160 orang, dan 28 di antaranya adalah penjemparing wanita. Apabila dimungkinkan, sayembara akan dilaksanakan dalam 20 kali rambahan atau 20 sesi. Biasanya, ketika sayembara ini digelar, peserta yang berpartisipasi bisa berjumlah lebih dari 500 peserta dari DIY dan sekitarnya. Namun tahun ini, penyelenggara membatasi hanya paguyuban dari DIY yang bisa berlomba dan setiap paguyuban hanya boleh mengirimkan 2 perwakilan saja.

 

"Alhamdulillah semangat para pemanah di DIY sangat tinggi. Banyak sekali peserta yang ingin turut menjaga kelestarian kebudayaan terutama Jemparingan Mataraman. Olahraga Jemparingan ini mengutamakan kesadaran pola pikir, pola rasa dan olah karsa. Musuh dalam memanah adalah diri kita sendiri, yang artinya saat memanah kita harus melupakan urusan duniawi, urusan jabatan dan urusan keuangan, kita lupakan itu semua. Dalam Jemparingan semua sama, semua setara," jelas Bimantoro yang juga merupakan ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) DIY tahun 2021 - 2025 ini. 

 

Putra Sulung Wagub DIY KGPAA Paku Alam X yang hadir bersama Sang Ibu, GKBRAA Paku Alam ini berharap, agar sayembara ini bisa berjalan lancar dan tujuan utama melestarikan Jemparingan Mataraman bisa tercapai. Salah satu hal yang menurutnya wajib dilakukan dalam wujud upaya melestarikan budaya Mataram ini adalah mewajibkan para penjemparing untuk mengenakan ageman atau busana khas Mataram pada saat sayembara berlangsung tanpa terkecuali. Aturan ini wajib ditaati, mengingat memang tujuan utama dari kegiatan yang didanai oleh dana keistimewaan ini adalah pelestarian budaya.

 

"Ada banyak cara dalam melestarikan budaya, dan Jemparingan ini adalah salah satunya. Terima kasih banyak pada seluruh pihak yang telah berpartisipasi. Mari sama-sama melestarikan kebudayaan Jemparingan Mataraman, dan semoga menjadi berkah untuk kita semua," tutup Biamntoro.

Selain dihadiri oleh Istri Wagub DIY dan Kepala Dinas Pariwisata DIY, acara ini turut dihadiri oleh Dinas Kebudayaan DIY, Paniradya Keistimewaan DIY, Perpani DIY, klub-klub pendukung, dan juga masyarakat yang ingin turut menyaksikan sayembara jemparingan ini. (uk/hr/wa)

 

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: