26 Jan 2024
  Humas DIY Berita,

Pesona Bedhaya Sang Amurwabhumi Menutup Pameran Lenggahing Harjuno

Yogyakarta (26/01/2024) jogjaprov.go.id - Bedhaya Sang Amurwabhumi karya Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ditarikan oleh 9 penari putri, ditampilkan pada hari pertama penutupan pameran Lenggahing Harjuno, Sultan, Tahta dan Kedaulatan, Jumat (26/01) di Pagelaran Kraton, Kraton Yogyakarta. Pameran yang telah berlangsung selama  3 bulan, sejak 20 Oktober 2023 hingga 28 Januari 2024 ini digelar dalam rangka memperingati 80 Tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam hitungan Jawa. 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, Bedhaya Sang Amurwabhumi merupakan wujud kelembutan sebagai simbolisasi yang paling hakiki. Setiap raja selalu mempunyai ekspresi dan konsep sendiri dalam setiap pengabdian kepada rakyatnya melalui kepemimpinan yang baik dan pola pikir untuk mengayomi dan mensejahterakan rakyat.

Bedhaya ini diiringi irama dramatik yang menggambarkan kelembutan sebagai simbolisasi yang paling hakiki. Seperti juga Bedhaya yang lain, sesuai dengan tradisi tetap mengacu pada patokan baku tari bedhaya. Dasar ceritanya diambil dari Serat Pararaton atau Kitab Para Ratu Tumapel dan Majapahit, yang selesai ditulis bertepatan pada hari Sabtu Pahing. Bedhaya Sang Amurwabhumi mengambil sentral pada perkawinan sang Amurwabhumi (Ken Arok) dengan Prajnaparamita (Ken Dedes) mensimbolisasikan spirit patriotisme dan filosofi kepemimpinan.

"Kami mengambil sosok Sang Amurwabhumi yaitu Ken Arok dan Ken Dedes dari Singosari. Sang Amurwabhumi menciptakan ajaran kebenaran setiap pemimpin. Bedhaya ini diiringi tembang dan gamelan, dengan simbol-simbol khusus yang disampaikan oleh penari," ungkap Sri Sultan.

Sri Sultan berharap, sajian istimewa ini bisa dinikmati semua kalangan. Penonton juga diharapkan bisa menikmati simbol-simbol yang menampilkan tidak hanya keindahan, tapi makna yang sarat terkandung pada setiap gerakan halus dan gemulai dari 9 putri tersebut. 

Bedhaya Sang Amurwabhumi merupakan tarian ciptaan Sri Sultan Hamengku Bawono X yang pertama setelah dinobatkan sebagai Raja Kesultanan Yogyakarta pada 7 Maret 1989. Dalam penutupan Pameran Lenggahing Harjuna: Sultan, Takhta, dan Kedaulatan, tarian ini ditarikan secara lengkap selama 2,5 jam.

Ketua panitia pameran, sekaligus Penghageng Nityabudaya Keraton Yogyakarta, GKR Bendara menyampaikan, sebanyak 175.000 pengunjung telah hadir pada pameran ini. Pameran Lenggahing Harjuno menampilkan perjalanan sosok pangeran muda BRM Herjuno Darpito, dengan berbagai capaian dan paradigma kebudayaan yang dicanangkan saat menjadi Sultan dan Gubernur. Adapun teknis pelaksanaan pameran ini berada di bawah koordinasi Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Nityabudaya.

"Diilhami dari Serat Lenggahing Harjuno yang ditulis langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, pameran Lenggahing Harjuno menyajikan perjalanan hidup Sultan dengan berbagai piwulang adiluhur dan adiluhung," ungkap GKR Bendara.

Pameran ini menjadi momentum refleksi untuk bukan hanya perkara meneladani figurnya, tapi juga menilai ulang hari-hari penuh perjuangan yang telah dilalui. Meskipun lahir sebagai seorang pangeran, namun tidak menjadikan Sri Sultan menjadi anak emas. Pola hidupnya justru sederhana, tidak ubahnya seperti anak-anak lainnya. Pola hidup demikian yang selalu ditanamkan pada kami dan orang-orang di sekitar pilihan beliau. 

"Di ruang pameran ada kata-kata beliau, yaitu, kelangan bondo podo karo ora kelangan opo-opo. kelangan nyowo podo karo kelangan separo. kelangan ajining diri kelangan sak kabehane. Kata-kata prinsip hidup yang ditulis tangan oleh beliau ini yang sepatutnya kita teladani," kata GKR Bendara. 

Penutupan pameran Lenggahing Harjuno akan dilaksanakan pada 26-28 Januari 2024 di Bangsal Pagelaran, dengan menyajikan tiga karya seni ciptaan Sri Sultan Hamengku Bawono X. Bedhaya Sang Amurwabhumi, Bedhaya Tirta Hayuningrat, dan Bedhaya Harjuna Wijaya yang akan ditampilkan 3 hari berturut-turut. Masih sama seperti pahargyan pembukaan pameran pada Bulan Oktober lalu, keraton mengundang masyarakat untuk mangayubagya sekaligus menjadi saksi dari perjalanan hidup Sri Sultan. (uk/ip/sd)

Humas Pemda DIY

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: