20 Jun 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Pesparawi XIII Resmi Dibuka, Bukti Riil Implementasi Moderasi Beragama

Sleman (20/06/2022) jogjaprov.go.id - Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII resmi dibuka, Senin (20/06) dan akan berlangsung hingga Sabtu (26/06). Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai Pesparawi selaras dengan ajaran moral khas Jogja yakni Sawiji, Greget, Sengguh, dan Ora Mingkuh, yang jika dimaknai setiap peserta, maka performa terbaik akan terwujud. 

Dalam Opening Ceremony Pesparawi XIII, di Lapangan Siwa, Kompleks Candi Prambanan, Sleman tersebut, Sri Sultan mengatakan pentingnya pemaknaan keempat ajaran moral yang merupakan buah pikir Sri Sultan Hamengku Buwono I, sebagai peletak dasar Kasultanan Yogyakarta. 

Sawiji berarti penjiwaan total tanpa menjadi tak sadarkan diri; Greget adalah bersemangat tanpa menjadi kasar; Sengguh adalah percaya diri namun tetap low profile; dan Ora Mingkuh adalah pantang mundur, dengan disiplin dan tanggung jawab,” jelas Sri Sultan yang hadir didampingi Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. Menurut Sri Sultan, keempat ajaran tersebut mewakili totalitas ideal manusia dalam kehidupan baik hubungannya dengan sesama maupun Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Pada Agenda yang diikuti 34 perwakilan gereja se-Indonesia dengan sekitar 8 ribu peserta itu, Ngarsa Dalem berharap setiap peserta dapat memancarkan energi positif. Peserta diharapkan menjunjung tinggi sportivitas selama perlombaan dan saling mengapresiasi satu sama lain. 

Sebagai tuan rumah Pesparawi XIII, Sri Sultan berharap setiap peserta juga dapat mengenal nilai budaya dan kearifan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta. “Semogalah pula, para peserta masih sempat menghirup suasana Yogyakarta dengan serba kesahajaannya, di tengah-tengah senyum ramah masyarakat, khasanah wisata, dan budaya yang melingkupinya,” tutup Sri Sultan. 

Sebelum membuka secara resmi hajatan nasional itu, Wakil Menteri Agama RI Dr. Zainut Tauhid Sa`adi menuturkan pada era sekarang, perkembangan seni budaya sejatinya harus mampu memberi arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa. “Bangsa Indonesia adalah bangsa religius dan berbudaya, maka pengembangan seni keagamaan harus dapat sentuhan yang utama sebagai bagian dari jati diri bangsa,” tukasnya. 

Tambahnya, kehadiran Pesparawi memiliki makna ganda yakni sebagai penguatan hubungan intern antar umat kristiani dan sekaligus membangun hubungan umat beragama di Indonesia secara menyeluruh. “Dalam konteks intern, agenda yang diikuti gereja dari berbagai aliran, merupakan sarana membangun komunikasi intern. Jika konteks majemuk, Pesparawi yang diselenggarakan secara bergantian, memberikan sumbangsih atas nasionalisme dan kerukunan hidup beragama,” imbuhnya. 

Ia pun mengatakan bahwa tak berlebihan kiranya, jika Pesparawi merupakan implementasi moderasi beragama karena sekat-sekat dan dinding pemisah telah dikesampingkan dan diganti dengan tali persaudaraan. 

“Sebagaimana lokasi pelaksanaan Pesparawi di Candi Prambanan, Candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9. Ini menunjukkan tidak adanya sekat antarumat beragama namun sebaliknya justru terbangun jembatan antarumat beragama yang dilandasi sikap saling menghormati dan memuliakan,” tegasnya. 

Selebrasi pembukaan Pesparawi XIII dilakukan Wakil Menteri Agama RI dengan menerima secara simbolis Piala Kepresidenan yang diserahkan Perwakilan Provinsi Papua Barat sebagai Juara Pesparawi XII Tahun 2018. Penyerahan dilakukan Pj. Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw dan Sekretaris Daerah Papua Barat sekaligus Ketua LPPD Nataniel D. Mandacan.

Seremonial pembukaan dilanjutkan dengan parade kontingen Pesparawi XIII dari seluruh Indonesia, diawali kontingen dari Lembaga Pengembangan Pesparawi Nasional dan diakhiri dengan kontingen Provinsi Papua. Agenda selanjutnya ditutup dengan pementasan Drama Musikal Nacita.

Ketat Prokes, Lombakan 12 Kategori

Sehari sebelum pembukaan, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menjamu peserta Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XIII dengan jamuan makan malam pada Minggu (19/6), di Kompleks Kepatihan. Setelah sebelumnya, Sri Paduka terlebih dulu menyambut pawai peserta Pesparawi XIII yang dilaksanakan dari Titik Nol Kilometer hingga Kompleks Kepatihan. 

Sri Paduka pada kesempatan itu mengatakan suatu kehormatan bagi Pemda DIY menjadi tuan rumah jamuan makan malam untuk perwakilan peserta Pesparawi 2022 dari seluruh Indonesia. Diceritakan Sri Paduka, dalam sejarahnya, Daerah Istimewa Yogyakarta memang lahir dari nilai keberagaman dan benih toleransi.

Selain itu, penyelenggaraan Pesparawi XIII ini harus dipastikan dengan baik, sesuai dengan prosedur penyelenggaraan acara pada masa pandemi. Karena bagaimanapun, mengumpulkan banyak orang pada saat ini harus sesuai aturan yang berlaku. 

Adapun pelaksanaan Pesparawi XIII akan dilangsungkan di beberapa venue di DIY seperti Auditorium UNY, Auditorium Universitas Driyarkara Sanata Dharma Mrican, Auditorium ISI Yogyakarta, dan Grha Sabha Pramana UGM. Akan ada 12 kategori yang dilombakan yakni paduan suara dewasa (campuran), paduan suara pria, paduan suara wanita, paduan suara remaja pemuda, paduan suara anak, musik gereja nusantara, musik pop gereja, vokal grup, solo remaja putra, solo remaja putri, solo anak usia 10-13 tahun, dan solo anak usia 7-9 tahun. [vin/ar/tf]

 

HUMAS DIY 




Bagaimana kualitas berita ini: