01 Nov 2011
  Humas Berita,

Potensi Lahar Dingin Masih Cukup Besar

Potensi Lahar Dingin Masih Cukup Besar

Sepanjang Hulu Sungai Di Lereng Gunung Merapi Di Pasang Early Warning System

KEPATIHAN YOGYAKARTA (31/10/2011) pemda-diy.go.id -
Pemerintah saat ini sudah melakukan pemetaan kontingensi wilayah yang ada di sekitar lereng Gunung Merapi untuk mengamati dan mendeteksi pergerakan lahar dingin yang setiap saat bisa datang menerpa pemukiman warga. Untuk itu di sepanjang hulu sungai yang ada di lereng Gunung Merapi akan di pasang early warning system (sistem peringatan dini).

"Januari nanti dimungkinkan akan turun hujan dengan kecurahan tinggi, sehingga berpotensi terjadinya banjir lahar dingin. Maka dalam rapat koordinasi tadi kami putuskan untuk memasang early warning system di sepanjang hulu sungai yang ada di lereng Merapi," jelas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, di Kepatihan Yogyakarta, Senin (31/10).

Ditambahkan, untuk sementara ini pemerintah daerah di minta untuk tidak membuat usulan-usulan baru, sebab apa yang sudah direncanakan dan disepakati bersamaharus di lakukan dulu. Syamsul Maarif juga minta, anggaran 2012 jangan sampai mis atau tidak tercatat dalam rencana aksi (operasional). Maka masyarakat hendaknya bersabar, sebab pihaknya sudah menjalankan program program yang ada. Sementara itu dana pembebasasan lahan yang akan di gulirkan untuk 546 unit hunian tetap tahun 2011 ini sebesar Rp. 8 miliar.

Mudah-mudahan mulai hari ini bisa di cairkan," ungkapnya.

Terpisah, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio memastikan, material vulkanik sisa erupsi Gunung Merapi tahun 2010 lalu masih menyimpan potensi yang cukup besar untuk menimbulkan dampak sekunder banjir lahar dingin. Prediksi puncak terjadinya aliran lahar juga diperkirakan tidak jauh dari tahun lalu, yakni sekitar bulan Februari hingga Maret.

"Potensi lahar dingin masih cukup besar tergantung curah hujan yang akan terjadi. BMKG memprediksi hujan mulai minggu ketiga Oktober. Kemudian kalau tahun lalu puncak lahar dingin terjadi di bulan Februari - Maret, maka yang sekarang kira-kira tidak jauh berbeda dengan tahun lalu," ujarnya.

Menurut Subandrio, aliran lahar dingin yang akan terjadi nanti masih memiliki potensi untuk menuju wilayah perkotaan. Hal tersebut terjadi jika dipengaruhi hujan yang mencapai 20 milimeter per jam dalam kurun waktu selama 2 jam. Namun air hujan itu sendiri tidak secara langsung memicu lahar, dimana ada proses sampai kondisi batuan atau endapan jenuh air. Kemudian setelah peresapan baru mulai erosi yang besarannya tergantung dari kecepatan dan intensitas hujan. Dan dimungkinkan aliran lahar dingin nantinya sudah mulai banyak penghambatnya, seperti tumbuhan yang ada juga kandungan abu di material yang sudah mulai berkurang.

"Tumbuhan yang ada sekarang sebagai faktor penghambat, juga kandungan abu di material yang sudah mulai berkurang. Jadi sebagian faktor pelicin terjadinya lahar sudah agak berkurang dan mungkin tidak semudah terjadi aliran lahar dingin seperti tahun 2010, hanya saja potensinya tetap masih besar," tandas Subandrio. (rsd)

HUMAS Ro UHP DIY

Bagaimana kualitas berita ini: