16 Agt 2023
  Humas DIY Berita,

Presiden RI: Indonesia Berpeluang Jadi Negara 5 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

Yogyakarta (16/08/2023) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, Rabu (16/08). Sri Sultan dan Sri Paduka mengikuti pidato kenegaraan Presiden RI tersebut secara daring dalam Rapur DPRD DIY yang digelar di Gedung DPRD DIY, Jl. Malioboro, Yogyakarta.

Pada sidang tahunan ini, dari Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia saat ini mempunyai peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045, meraih posisi menjadi negara 5 besar kekuatan ekonomi dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dua buah peluang besar yakni bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an dan international trust yang dimiliki Indonesia saat ini harus mampu dimanfaatkan.

“Bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an adalah peluang besar kita untuk meraih Indonesia Emas 2045. Enam puluh delapan persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” ujar Presiden Jokowi.

Terkait international trust yang dimiliki Indonesia saat ini, Presiden Jokowi mengungkapkan, kepercayaan yang dibangun bukan sekadar melalui gimmick dan retorika semata, melainkan melalui peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap. Seperti momentum Presidensi Indonesia di G20, Keketuaan Indonesia di ASEAN, konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM, kemanusiaan, dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia 3 tahun terakhir ini, yang telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia.

Selain itu, di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan, Indonesia dengan Pancasila, harmoni keberagaman, dan prinsip demokrasinya, juga mampu menghadirkan ruang dialog, mampu menjadi titik temu, serta menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada. Lembaga think tank Australia, Lowy Institute, bahkan menyebut Indonesia sebagai middle power in Asia, dengan diplomatic influence yang terus meningkat tajam. Indonesia termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan comprehensive power.

“Saat ini Indonesia memiliki peluang international trust, yang dibangun bukan sekadar melalui gimmick dan retorika semata, melainkan melalui peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap. Melalui international trust yang tinggi, kredibilitas Indonesia akan lebih diakui, kedaulatan akan lebih dihormati dan suara Indonesia akan lebih didengar. Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Kita rugi besar jika kita melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya,” jelas Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menyebutkan, untuk memanfaatkan kesempatan ini, strategi pertama yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia. Indonesia sendiri telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6% di 2022 dan menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,91 di 2022. Indeks Pemberdayaan Gender juga berhasil ditingkatkan menjadi 76,59 di 2022. Demikian pula dengan me-reskilling dan upskilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Pra-Kerja.

“Di saat yang sama, SDM yang telah kita persiapkan harus mendapat lapangan kerja yang bisa menghasilkan produktivitas nasional. Kita harus mengembangkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, yang memberikan nilai tambah sebesar-besarnya. Di sinilah peran sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window of opportunity kita untuk meraih kemajuan, karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan,” ungkap Presiden Jokowi.

Diutarakan sang presiden, kaya dan menjadi pemilik dari sumber daya alam saja tidaklah cukup. Karena hal tersebut akan membuat Indonesia menjadi bangsa pemalas, yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya tanpa ada nilai tambah dan keberlanjutan.

“Saya ingin tegaskan, Indonesia tidak boleh seperti itu. Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber dayanya, mampu memberikan nilai tambah, dan menyejahterakan rakyatnya. Ini bisa kita lakukan melalui hilirisasi,” kata Presiden Jokowi.

Hilirisasi yang ingin dilakukan adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi, yang manfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisasi dampak lingkungan. Pemerintah sendiri telah mewajibkan perusahaan tambang untuk membangun pusat persemaian untuk menghutankan kembali lahan pascatambang.

Selain itu, hilirisasi ini juga tidak hanya pada komoditas mineral, tapi juga non-mineral, seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya. Pun harus mengoptimalkan kandungan lokal, bermitra dengan UMKM, petani, dan nelayan, sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil.

“Upaya ini sedang kita lakukan dan harus terus dilanjutkan. Ini memang pahit bagi pengekspor bahan mentah. Ini juga pahit bagi pendapatan negara jangka pendek. Tapi jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, saya pastikan ini akan berbuah manis pada akhirnya, terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” terang Presiden Jokowi. (Han/Ip)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: