23 Mei 2023
  Humas DIY Berita,

Restorasi Sosial Menjadi Upaya Kembalikan Identitas Manusia Berbudaya

Yogyakarta (22/05/2023) jogjaprov.go.id – Restorasi sosial berbasis budaya merupakan gerakan yang dilakukan untuk mengembalikan moralitas masyarakat termasuk menumbuhkan empati dan kepedulian sosial. Gerakan ini wajib dilakukan bersama dengan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, hingga masyarakat.

Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih mengatakan hal demikian pada talkshow bertema Restorasi Sosial Berbasis Budaya, Senin (22/05) di Radio Star FM, Yogyakarta. Menurut Endang, restorasi sosial dapat menumbuhkan dan menggerakkan budaya-budaya luhur yang telah diajarkan oleh leluhur.

“Mari kita bersama-sama dari kelompok kecil yaitu keluarga melakukan gerakan sampai ke kelompok besar. Jika kita bersama-sama dengan tujuan yang sama ini nantinya akan berakhir indah dan terciptanya harmoni kehidupan yang sejuk, bagus serta baik di masyarakat,” ujar Endang.

Endang mencontohkan, untuk pengentasan kemiskinan, Dinas Sosial DIY memiliki berbagai program bantuan seperti PKH. Namun, ketika penerima PKH ini telah meningkat taraf hidupnya, namun tidak ada itikad baik untuk lapor dan menolak pemberian PKH berikutnya. Hal ini menjadi bukti bahwa jiwa sosial telah terkikis sehingga mereka kurang berempati terhadap orang lain yang tidak menerima manfaat. Pun dengan budaya malu yang terkikis. 

“Sekarang ini kan yang ada di program-program kami di sosial itu identik dengan Bansos, sering ditemukan sebuah fenomena yang terjadi di Bansos sekarang yaitu ketika orang yang teriak karena tidak terima dan protes karena belum dapat jatah. Adakah yang teriak ketika dia dapat dan dia sudah tidak layak untuk dapat? Nah, ini yang ingin kami benahi,” kata Endang.

Budayawan DIY, Bambang Wisnu mengungkapkan, restorasi budaya penting sebagai garda terdepan memperbaiki kondisi sosial masyarakat. Saat ini, sedikit banyak pergeseran budaya juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan modernitas. Menurutnya, masyarakat pelaku industri yang berada di balik pertumbuhan ekonomi dan modernitas wajib mempertahankan ciri khas budaya dan tidak membiarkan modernisasi menggerus bebas. Wajib ada ciri khas sosial budaya warisan yang tetap dipertahankan sebagai identitas.

Terdapat tiga hal yang menjadi identitas manusia berbangsa yang melekat pada setiap orang. Pertama adalah asma, kita dapat membedakan seseorang itu berasal dari namanya baik itu berasal dari Bali, Jawa maupun luar negeri. Asma menjadi identitas setiap orang yang tidak terikat ruang dan waktu. Kedua adalah busana, busana sendiri tidak bisa di buat gradasi. Terakhir yaitu aksara atau Bahasa.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Jogja untuk mengingat bahwa sebaik-baiknya manusia itu bermanfaat bagi sesama, termasuk bagaimana kita merasa senang ketika melihat orang lain itu senang dan sebaliknya. Hal ini merupakan budaya yang paling adil dari dulu yang tidak pernah disampaikan, semoga orang Jogja selalu tangguh dalam hal itu dan lanjutkan perjuangan masyarakat Jogja sampai keistimewaannya terima kasih,” tutup Bambang. (Rt/Uk/Dp)

HUMAS DIY

 

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: