01 Agt 2022

Ruang Dialog Budaya Jadi Kekuatan Pemersatu Bangsa

Sleman (01/08/2022) jogjaprov.go.id - Indonesia yang merupakan negara dengan keanekaragaman agama, etnik dan budaya yang paling kaya di dunia, membuat masyarakatnya plural. Karena itu, ruang dialog budaya dan ruang publik kebudayaan menjadi semakin penting kehadirannya.

Hal ini diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam orasinya pada Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru Universitas Gadjah Mada (PPSMB UGM), Senin (01/08). Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Pancasila UGM ini merupakan kegiatan orientasi resmi dan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru UGM.

“Merujuk pendapat Furnivall, pada dasarnya masyarakat plural mengacu pada suatu tatanan masyarakat yang di dalamnya terdapat berbagai unsur masyarakat yang memiliki ciri-ciri budaya yang berbeda-beda. Dalam setting sosial seperti itu, berlangsungnya dialog publik dan kehadiran ruang publik menjadi sangat diperlukan untuk membangun sebuah dialog lintas perbedaan,” ungkap Sri Sultan.

Sri Sultan mengungkapkan, dengan menyelenggarakan dialog publik dan membangun ruang-ruang publik, pada gilirannya akan memperkaya semangat ke-Indonesiaan kita. Semangat ke-Indonesiaan sendiri jika dilihat dari kaca mata daerah, selaras dengan semangat otonomi, yaitu untuk membangun kesejahteraan masyarakat berdasarkan aneka potensi yang dimiliki.  

Menurut Sri Sultan, ruang-ruang sosial, sejauh ia mampu menampung beragam entitas sosial, dengan keragaman interest, ia bisa dikategorikan sebagai ruang publik. Ruang publik bisa mewujud secara abstrak seperti media massa dan internet, bisa juga material seperti tata kota, ruang-ruang diskusi, dan seterusnya.

“Jika ruang publik dimaknai sebagai bejana, yang di dalamnya aneka kelompok sosial mengkomunikasikan dan mewujudkan ragam kepentingannya, maka dalam rentang waktu tertentu, akan mengkristal dan mewujud satu entitas yang plural dan multikultural. Perkembangan ruang publik yang otentik ini, ditentukan oleh civic courage dan civic friendship yang tumbuh dalam entitas ruang publik itu sendiri,” papar Sri Sultan.

Dikatakan Sri Sultan, akan bagus jika para penggerak ruang publik yang multikultural serta lintas golongan dan lintas keyakinan dapat mengembangkan ide membuat ruang publik di kampung-kampung. Menurut Sri Sultan, kampung, termasuk gang-gangnya, sejatinya juga merupakan ruang publik yang dapat digunakan bersama untuk berbagai keperluan atau kegiatan.

“Karena secara alami gang tidak hanya berfungsi sebagai ruang sirkulasi, tetapi juga mendukung secara positif kehidupan sosial kampung sebagai simpul interaksi antarwarga. Apalagi sebenarnya keberadaan kampung dapat menjaga keseimbangan kekuatan fisik dan sosial budaya kota,” imbuh Sri Sultan.

Sementara itu, Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K), Ph.D., mengatakan, total mahasiswa baru UGM tahun ajaran 2022/2023 untuk strata sarjana dan diploma ialah 9.833 mahasiswa. Para mahasiswa baru ini diberi sebutan Gajah Mada Muda yang merupakan sosok generasi unggul, terbaik dan terpilih untuk menempuh pendidikan di UGM.

“UGM merupakan kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam pengabdiannya. Dan melalui momentum PPSMB UGM ini, para Gajah Mada Muda ini bisa mengembangkan kecerdasan berpikir kritis, analitik dan solutif, serta menjadi pribadi berkarakter,” ungkapnya.

Ova pun berpesan agar para mahasiswa baru UGM mau terus belajar perkuat kapasitas dan potensi diri selama menempuh pendidikan di UGM. Karena bekal ilmu yang diperoleh nantinya merupakan bentuk pertanggungjawaban di kehidupan sosial mereka di masa akan datang. “Jadikan kampus sebagai tempat pengembangan kehidupan intelektual kalian untuk berproses dalam perubahan,” imbuhnya. (Rt/Hk/Aa)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: