10 Nov 2010
  Humas Berita,

Rumah Wargapun Disulap Jadi Pengungsian

JALIN MERAPI (Magelang, 9/11/2010) Sejumlah lokasi pengungsian berkapasitas tidak besar tampak bertebaran di tepi jalan sejak Kecamatan Tempel, Sleman, di selatan hingga Muntilan, Magelang, di utara. Salah satunya adalah kediaman Mbah Joyo, warga Plumpung, Muntilan, Magelang, yang merelakan rumahnya menjadi hunian sementara bagi 40 pengungsi.

Mereka berasal dari Desa Srumbung dan Desa Dukun, Magelang, ketika terjadi letusan ke dua Gunung Merapi pada Jumat (5/11/2010) dini hari. Menurut pengakuan salah seorang warga, mereka bisa sampai di rumah berukuran 900 meter persegi ini karena adanya ikatan keluarga antara Mbah Joyo dan salah seorang pengungsi. Kemudian, pengungsi tersebut juga mengajak para tetangganya.

Mbah Joyo menuturkan, rumahnya boleh dipakai sampai para pengungsi ini sudah bisa kembali ke rumah. Silakan pakai rumah saya sesuai kebutuhan, tapi tolong bantuan harus tetap ada, jelasnya. Saat ini, kebutuhan para pengungsi sehari-hari, seperti makanan, air, dan pakaian, telah mendapat bantuan berupa limpahan kelebihan pasokan dari posko pengungsian Panti Marhaen yang berada tepat di seberang rumahnya. Meski demikian, pasokan tersebut masih belum mencukupi.

Memang tidak terlihat tanda-tanda keberadaan spanduk atau papan bertuliskan posko pengungsian di kediamannya. Bahkan, sepintas orang-orang akan menyangka rumah ini tengah mengadakan kegiatan kesenian dan kerajinan bersama. Pasalnya, Mbah Joyo memang membuka sanggar kerajinan patung dan banyak patung-patung tersebar di depan rumahnya.

Alih fungsi rumah menjadi pengungsian seperti ini perlu dicermati para relawan yang hendak memberikan bantuan. Sebab, masih banyak Mbah Joyo-Mbah Joyo lainnya di sekitar Muntilan, Magelang.

Ahmad Alwajih, Anggi Septa Sebastian

Bagaimana kualitas berita ini: