06 Jul 2018
  Humas Berita,

Siswa DIY Wakili Indonesia di Olimpiade Internasional

Yogyakarta (06/07/2018) - Siswa asal DIY, Muhammad Nadafa Isnain, terpilih mewakili Indonesia dalam International Geography Olympiad 2018 pada 27 Juli-10 Agustus di Kanada. Siswa yang telah menyelesaikan pendidikan di SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta ini mengaku sudah menyukai bidang geografi sejak SMP.

Dafa, sapaan akrabnya, mengatakan kesempatan mewakili Indonesia di ajang internasional tentu sangat membanggakan. Ia pun menjadi salah satu siswa yang diwajibkan mengikuti pelatihan nasional (pelatnas) sebelum bertanding.

“Saya sudah ikut pelatnas selama tiga bulan terakhir. Target saya semoga bisa dapat emas. Tema perlombaan tahun ini juga tentang postglacial, 40% akan tentang geografi fisik, 40% geografi sosial dan 20% praktik lapangan,” ungkapnya saat ditemui di Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (06/07) .

Pemuda kelahiran Bantul, 27 Januari 1999 ini mengaku telah mengikuti berbagai perlombaan di bidang geografi. Pada 2014 lalu ia meraih medali perak untuk tingkat nasional. Pada 2016 sempat meraih perunggu untuk ajang nasional dan kembali meraih perak di 2017.

“Karena berhasil meraih perak tahun lalu, saya diberi kesempatan mengikuti seleksi untuk tingkat internasional. Setelah penyaringan beberapa kali, akhirnya terpilih empat siswa, saya salah satunya,” imbuh Dafa.

Anak kedua dari ibu bernama Aminatun ini mengatakan ilmu geografi merupakan ilmu yang cukup luas cakupannya, bahkan sampai ke bidang sosial. Berbagai penelitian geografi pun tergolong bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan.

“Inilah yang mendorong saya melakukan berbagai penelitian di bidang geografi sosial. Salah satunya menerima tantangan dari Kementerian Pariwisata untuk merevitalisasi objek wisata di Depok, Bantul. Bersama 11 siswa seumuran saya lainnya, kami telah berhasil me-launching Pasar Laguna,” paparnya.

Dafa menuturkan, Pasar Laguna kini menjadi objek wisata alternatif yang mulai ramai dikunjungi masyarakat. Tempat yang dulunya pernah diporakporandakan siklon Cempaka itu kini menjadi objek wisata yang menawarkan berbagai atraksi menarik. Bahkan lokasi yang berbasis eco tourism ini mayoritas dikelola oleh masyarakat sekitar.

“Semoga Pasar Laguna bisa lebih berkembang dan disukai masyarakat. Karena dari sisi kuliner, banyak juga makanan khas daerah sana yang ditawarkan. Misalnya, bubur cemplung,” imbuhnya. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: