15 Des 2011
  Humas Berita,

Sultan Meraih Doktor HC Dari UGM dan ISI

Sultan Meraih Doktor HC Dari UGM dan ISI

Sri Sultan Hamengku Buwono XYOGYAKARTA (15/12/2011) pemda-diy.go.id - Sri Sultan Hamengku Buwono X meraih gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang kemanusiaan dan kebudayaan dari dua perguruan tinggi di Yogyakarta. Namun, Raja Kasultanan Yogyakarta tersebut tidak mau menggunakan gelar akademik dalam acara resmi maupun kesempatan lain.

Pemberian gelar Doktor HC di bidang kemanusiaan kepada Sultan diumumkan oleh Sekretaris Eksekutif Universitas Gadjah Mada (UGM) Djoko Moerdiyanto, MA di UGM Yogyakarta. Sementara gelar doktor HC bidang kebudayaan (seni pertunjukkan) dari ISI disampaikan Kepala Bagian Humas, Biro Umum, Humas dan Protokol Setdaprov DIY, Dra. Kuskasriyati, di Kepatihan Yogyakarta, belum lama ini. Peresmian gelar doktor dari UGM menurut rencana akan dilaksanakanSenin (19/12), sedang dari ISI dilaksanakan Selasa (27/12).

Kabag Humas, Kuskasriyati menyatakan, ISI menyampaikan penghargaan doktor kepada Sri Sultan atas karya tari tradisional berjudul Amurwo Bumi. "Kami senang Ngarso Dalem (Sultan HB X) mendapat penghargaan doktor HC dari dua perguruan tinggi," katanya.

Sultan menyatakan gelar doktor HC baginya sebagai penghormatan sangat tinggi dari kampus. Gelar kehormatan tersebut penting, tetapi gelar semacam itu tidak harus dipakai dalam keseharian maupun acara resmi, termasuk penyebutan dirinya dalam acara pemerintahan maupun Kraton.

"Mereka memberikan gelar doktor kepada saya atas kiprah saya dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban bangsa serta kreativitas seni pertunjukkan terutama berkaitan dengan karya tari saya tentang beksan Amurwo Bumi atau karakter bangsa. Ini kehormatan bagi saya, tetapi saya tidak pernah memakai gelar doktor sehari-hari. Kalau digunakan dalam sehari-hari, gelar saya terlalu panjang," tutur Sultan.

Sementara alasan UGM menganugerahkan gelar doktor kepada Sri Sultan, menurut Djoko Moerdiyanto, didasarkan pertimbangan aspek kepemimpinan (leadership) Sultan. "Kepemimpinan beliau sangat menonjol," katanya.

Djoko mencontohkan kepemimpinan Sultan dalam mengendalikan keadaan bencana gempa bumi dan pasca bencana di Bantul tahun 2007, erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Sri Sultan sangat berperan besar dalam mengendalikan keadaan di masyarakat yang terkena bencana.

"Masyarakat perlu bantuan, arahan pada masa-masa sulit, Sri Sultan hadir dan mengendalikan keadaan di tengah masyarakat dalam kesulitan besar," imbuhnya.

Menurut Djoko, UGM perlu mengapresiasi kepemimpinan Sri Sultan yang demikian kuat di tengah rakyatnya dengan jalan memberikan gelar doktor. "Kami memberikan gelar doktor untuk apresiasi atas kepemimpinan beliau," ujarnya. (rsd)

HUMAS Ro UHP DIY

Bagaimana kualitas berita ini: