23 Nov 2011
  Humas Berita,

Sultan Resmikan Jembatan Suropanggah Sleman

Sultan Resmikan Jembatan Suropanggah Sleman

sultan resmikan Jembatan Suropanggah yang menghubungkan Dusun Tritis - Turgo Cangkringan, SlemanSLEMAN (23/11/2011) pemda-diy.go.id Kebersamaan merupakan kekuatan masyarakat Jogja, oleh karena itu kebersamaan inilah yang harus tetap dijaga. Sehingga ketika sedang mengerjakan sesuatu sebagaimana dilakukan masyarakat Turgo Tritis Sleman membuat jembatan ini memperoleh upah atau tidak, masyarakat tidak mempertanyakan. Yang penting guyup rukunnya kebersamaan itu yang mewujudkan kekuatan sebagai modal sosial masyarakat.

Demikian dikemukakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X ketika meresmikan Jembatan Suropanggah yang menghubungkan Dusun Tritis - Turgo Cangkringan, Sleman, Selasa (22/11)sore di Turgo, Cangkringan Sleman, hasil kerja gotongroyong masyarakat Tritis - Turgo dan bantuan donatur serta FKUB Provinsi DIY yang juga dihadiri Bupati Sleman Drs.sri Purnomo, Pengurus FKUB DIY dan para donatur dari DIY Jateng.

Menurut Koordinator Utama Pembangunan Jembatan Suropanggah Turgo Romo.Y.Suyatno Hadiadmojo bahwa dibangunnya kembali jembatan Turgo yang menghubungkan Tritis-Turgo ini dikarenakan jembatan yang ada telah jebol diterjang banjir pada bencana Merapi tahun 1994 lalu sehingga memutuskan hubungan Dusun Tritis dengan Dusun Turgo. Mengingat jembatan ini sangat vital untuk menghubungkan wilayah tersebut masyarakat bersemangat untuk membangun kembali dari hasil bantuan berbagai pihak yang terkumpul sebanyak Rp.317.250.000dari sponsor dan dibelanjakan material dan pengerjaannya dikerjakan secara gotongroyong oleh masyarakat kedua dusun itu siang malam.

Romo Y.Suyatno Hadiadmojo menambahkan bahwa jembatan Suropanggah yang dibangun hasil gootongroyong warga masyarakat yang tak membedakan agama, suku, ras dan umat modal kebersamaan tersebut panjangnya 34 meter,lebar 8 meter, tinggi dari dasar sungai 5,3 meter dan kekuatan beban 27 ton.

Harapan kedapan Romo Suyatno Hadiadmojo dengan dibangunnya Jembatan Suropanggah hasil dialog karya yang menjadi pilar utama Forum Persaudaraan Umat Beriman di Provinsi DIY tersebut kiranya dapat mewujudkan Indonesia mini yang mampu menjadi nyata di Wilayah Indonesia lainnya. Masyarakat Tritis-Turgo yang merupakan gerakan kecil dan sederhanaserta ikhlas ini semoga menjadi contoh bagi para penyelenggara Negara untuk dapat memeperbaiki situasi jaman.

Lebih lanjut Sultan Hamengku Buwono X kepada masyarakat di lereng Merapi dengan sepengetahuan Bupati,Camat dan Kepala Desa,pasca erupsi Merapi ini bagaimana infrastruktur jalan, jembatan jembatan dusun antar desa banyak yang rusak itu yang pembangunannya didahulukan.Diamana harapannya adalah untuk memudahkan mobilitas masyarakat, agar masyarakat bisa kembali lagi memfungssikan diri untuk kehidupannya mencari sesuap nasi.

Harapan Sultan apabila diwilayah ini masih ada infrastruktur yang belum memadai, maka masyarakat segera mengajukan permohonan ke Pemda Provinsi DIY, meskipun nantinya yang mengerjakan masyarakat sendiri, Pemerintah akan berpartisispasi . Misalnya untuk membuat jalan PU pemda baik dari Provinsi maupun Kabupaten yang akan berpartisipasi untuk menghitung konstruksi agar tidak salah, Jangan sampai salah menghitung, kalau salah dilewati truk saja jalannya jebol tandasnya.

Menurut hemat Sultan masyarakat belum mampu untuk menghitung konstruksi nya, demi keberlangsungan infrastruktur tersebut.

Dalam kesempatan itupun Sultan menawarkan pada desa-desa dilereng Merapi kalau memang masih ada infrastruktur yang masih perlu diperbaiki ajukan saja ke Pemda melalui Badan Penanggulanagan Bencana daerah untuk ditindak lanjuti . karena ketika terjadi erupsi merapi masih banyak bantuan dari pihak ketiga, dari masyarakat baik dari institusi lembaga maupun swasta masih terisa banyak dapat digukan juga untuk masyarakat sekitar lereng merapi.

Pengajuan itu diserahkan kepada masyarakat lereng Merapi mau bikin jalan, mau bikin buk, mau mengganti tanamanannya ayang rusakan akibat erupsi merapi semua diserahkan pada masyarakat. Yang penting tandas Sultan bagaimana masyarakat di lereng Merapi dengan peristiwa Erupsi Merapi kehidupannya harus lebih baik dari pada sebelumnya.

Hal ini ditawarkan masyarakat lereng Merapi karena di Posko masih tersisa dana sebesar Rp.17 miliar. Silahkan dana ini digunakan untuk masyarakat lereng merapi, karena dana tersebut memang untuk masyarakat lereng merapi tegasnya. Terserah perkelompok atau apa terserah tergantung cara mengkomunikasikan bagi warga lereng merapi di wilayah Pakem, Cangkringan, Turi, Ngemplak yang kena dampak erupsi .

Fasiliatas infrastruktur termasuk fasilitas air bersih, dana tersebut digunakan untuk fasilitas air bersih monggo, yang penting ada sumbernya .

Mengakhiri sambutannta Gubernur DIY mengucapkan banyak terima kasih baik kepada donatur yang telah membantu jembatan serta warga masyarakat lereng merapi yang telah bersama-sama membangun lereng Keh idupan warga masyarakat Lereng Merapi untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Khusus warga Tritis-Turgo selamat dan terima kasih atas kebersamaannya bersama para donatur telah berhaasil membangun jembatan Teng liwat saja ora popo, wong kandele orangadubilahpungkasnya.

Persemian Jembatan Suropanggah oleh Gubernur dIY Sultan HB X ditandai dengan pengguntingan pita, Bupati Drs.Sri Purnomo dengan pemecahan kendi yang diisi air dari 7 sumber, penggaburan burung Merpati oleh para donatur yang dilanjutkan dengan peninjauan jembatan.

Meskipun diguyur hujan lebat tidak menyurutkan antusias warga untuk menghadiri prosesi peres mian jembatan Suropanggah tersebut. Peresmian jembatan juga dimeriahkan Jathilan serta malam harinya dipentaaskan pagelaran wayang kulit sebagai rasa syukur atas telah selesainya pembangunan jembatan dan rasa kebersamaan ini. (Kar)

HUMAS Ro UHP Provinsi DIY

Bagaimana kualitas berita ini: