05 Jul 2012
  Humas Berita,

Tari Dewi Ular Kolaborasi budaya Yogyakarta-Jepang Ke-27 tahun

Tari Dewi Ular Kolaborasi budaya Yogyakarta-Jepang Ke-27 tahun

 

YOGYAKARTA (5/07/2012) pemda-diy.go.id. Kyoto dan Yogyakarta sebuah kota yang sama-sama pernah menjadi Ibukota Negara, selain keduanya dikenal sebagai kota budaya dan kota sejarah. Jikalau Kyoto terkenal sebagai kota kerajinan tenun tradisional Nishijin, yang menjadi backbone industri tekstil modern, Yogyakarta juga memiliki seni kerajinan batik yang pengembangannya di Indonesia menjadi trend mode fesyen masa kini.

Demikian dikemukakan Gubernur DIY Sri Sultan HB X ketika membuka Pameran seni/budaya Jogja - Japan Week menandai peringatan 27 th Jogja- Kyoto Sister Province di Jogja Nasional musium (JNM)Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta yang juga dihadiri Duta besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori beserta istri, 2 putri Sultan yaitu GKR Candrakirana dan GRAY Bendoro, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY GBPH Yudhaningrat ,Kepala inas Pariwisata Provinsi DIY Tasbir.SH.M.Hum, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti serta pejabat Forum SKPD Provinsi DIY.

Menurut Ketua Panitia Peringatan 27 th kerjasama Yogyakarta-Kyoto Fitriani Gunoda yang diisi dengan berbagai kegiatan yaitu Foto bersama antara Gubernur DIY Sri Sultan HB X , Walikota Yogyakarta Haryadi Suyiuti dengan Duta Besar Jepang Yoshinori Katori beserta istri dibawah Gapura persahatan Torigate di depan agung,Yogyakarta, pentas seni budaya kolaborasi seniman Yogyakarta dengan Jepang seperti Dhidik Ninik Thowok,jemek Suparti dengan seniman jepang, berbagai jenis pameran baik pameran batik, lukis serta hasil UMKM dari Yogyaklarta maupun dari Kyoto Jepang.

Selain itu juga diselenggarakan kegiatan berupa worshop dan seminar diantaranya seminar pendidikan yang bertajuk pola pikir orang jepang untuk meraih cita-cita, geguritan dengan bahsa jawa, geguritan dengan bahasa jepang serta faashion show kolaborasi tenun dan batik Yogyakarta-Jepang.

Sementara itu Duta besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori dalam sambutannya dengan fasih menggunakan bahasa indonesia tersebut antara lain mengatakan bahwa merasa sangat gembira bisa datang di Yogyakarta dalam rangkla pembukaan Pameran kolaborasi Yogyakarta-Jepang hari ini dan mengucapkan terima kasih atas terjalinnya kerjasama dari semua pihak sehingga kegiatan ini bisa berlangsung.

Te-kolabo pemuda Kyoto dengan Pemuda Yogyakarta ini merupakan wujud nyata terjalinnya Sister City Province Daerah Istimewa Yogyakarta dan hal ini tidak hanya sampaai di usia yang ke 27 tahun ini, namun akan dikembangkan dimasa masa yang akan datang.

Disamping itu Duta Besar jepang juga mengharapkan akan terus terjadi pertukaran masyarakat Yogyakarta ke Jepang dan dari Jepang ke Yogyakarta semakin ditingkatkan dan semakin erat.

Dikatakan Duta Besar Yoshinori Katori bahwa dalam kedatanyannya di Yogyakarta beberapa kali dan bertemu dengan Sri Sultan, dia menyatakan bahwa Yogyakarta memiliki pariwisata yang ramai. Memiliki Akademisi yang lengkap. Selain itu tandas Yoshinori Katori Yogyakarta juga memiliki obyek wisata dengan panorama pemandangan yang indah sehingga banyak dikagumi wisatawan dunia.

Atas kerjasama yang terjalin erat dan luas dan dengan panorama obyek wisatanya yang elok sampai-sampai pada tahun 2008 putri Akiko dan Pangeran Akishino datang langsung ke Yogyakarta.

Diakhir sambutannya Duta besar Jepang untuk Indonesia berharap hubungan antara Yogyakarta dengan Jepang akan semakin erat lagi kedepan.

Dibagian lain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa Kyoto dicitrakan sebagai Microcosm of Japan serupa dengan Yogyakarta sebagai Miniature of Indionesia . Yang juga memperoleh predikat City of Tolerance dari para pemuka Agama.

Menyinggung hubungan Yogyakarta-Jepang yang terjalin denghan banyak kemajuan Sultan HB X lebih klanjut menyatakan bahwa dalam tradisi jepang upacara dinner lazimnya diawali acara minum the atau chado terlebih dahulu. Filsafat chado tandas Sultan adalah ichigo ichi, artinya setiap perkenalan harus dijunjung tinggi, dan perlu dijalin hubungan baik selama hidup. Sehingga Jogja-japan Week ini pun dapat dimaknai untuk menandai hubungan baik antara warga Kyoto dan Yogya.

Pembukaan Pameran kolaborasi dengan pentas seni budaya Yogyakarta-Jepang ditandai dengan pemukulan Taiko (genderang jepang) oleh Gubernur ZDIY serta Duta Besar jepang yang dilanjutkan peninjauan pameran yang diawali dengan pengguntingan untaian rangkaian buntal. (Kar/rsd)

HUMAS DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: