26 Agt 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Tepat Sasaran, Tenaga Kesehatan Harus Cermat Rancang Program Kesehatan 

Sleman (26/08/2022) jogjaprov.go.id - Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan agar program-program kesehatan di setiap daerah hendaknya disusun sesuai karakteristik dan kultur masyarakat setempat.  

Hal ini disampaikannya pada Jumat (26/08) pagi di Kantor Regional (Kanreg) I BKN Yogyakarta, Mlati, Sleman. Agenda ini merupakan Bimtek Kenaikan Pangkat dan Penyusunan SKP Jabatan Fungsional Perawat dan Bidan Kanreg BKN XIV Manokwari, Papua Barat.

Hadir bersama Sekda DIY yakni Kepala Kanreg I BKN Yogyakarta Heru Purwaka, Kepala Kanreg XIV BKN Manokwari Hardianawati, dan Sekda Kabupaten Raja Ampat Yusuf Salim. Bimtek dilaksanakan selama tiga hari sejak Rabu (24/08) dan berakhir pada Jumat (26/08). Agenda ini diikuti sekitar 70 orang perawat, bidan, dan tenaga kesehatan dari Provinsi Papua Barat. 

Para bidan dan perawat yang notabene merupakan tenaga kesehatan, menurutnya harus lihai dalam membuat perencanaan kesehatan di wilayahnya. “Perlu diingat juga yang dapat dijadikan pertimbangan yaitu angka harapan hidup perempuan di Indonesia yakni 77,5 tahun, sementara untuk laki-laki sekitar 75 tahun. Programnya silakan disusun sesuai dengan karakter kesehatan di provinsi masing-masing,” jelas Aji. 

Selain itu, sebaiknya program yang disusun sifatnya janganlah ‘latah’, terpengaruh atau ikut-ikutan dengan program sebelumnya atau yang biasa berjalan saja. “Janganlah kita hanya membuat program yang sama dengan sebelumnya, apalagi hanya ikut-ikutan saja. Belum tentu program itu manfaatnya sama jika diterapkan di provinsi atau wilayah Bapak/Ibu. Jadi harus sesuai dengan karakter masing-masing,” imbuhnya. 

Menurut Aji, meskipun nyatanya terdapat beberapa kesamaan pada program-program yang disusun, ia berharap setiap wilayah bisa menemukan kekuatan pada karakter masing-masing daerah. “Program harus bisa berbeda dan memberikan manfaat sesuai dengan targetnya,” urainya.

Ia lantas mencontohkan beragam upaya saat pemerintah mencanangkan program Wajib Belajar 15 tahun, dari yang sebelumnya 9 tahun. Implementasi program tersebut tentunya tak serta-merta dapat dilaksanakan secara merata di semua wilayah mengingat tingkat pendidikan yang juga tak sama. 

Aji pun tak menutup kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk dapat menimba ilmu dan bertukar pengalaman dengan mengabdikan diri di Jogja. “Jogja itu terbuka bagi siapa saja. Semuanya bisa berkarya di sini. Tidak menutup kemungkinan bila Bapak/Ibu semuanya yang saat ini bertugas di Papua, kemudian berkarya di Jogja. Sangat bisa terjadi,” katanya. 

Ia juga menambahkan bahwa Pemda DIY sangat terbuka untuk menyampaikan juknis terkait pengelolaan bidang kesehatan di DIY. Juknis tersebut terkait dengan penyusunan program secara umum ataupun saat penanganan pandemi Covid-19. Namun demikian, institusi kesehatan juga harus tetap mengedepankan transparansi dan akuntabilitas institusi dan bersinergi dengan semua bidang. 

Sementara, Kepala Kanreg XVI BKN Manokwari Hardianawati menuturkan bahwa kesempatan untuk dapat melaksanakan bimtek kenaikan pangkat di Jogja merupakan sesuatu yang istimewa.

Dalam pandangannya, Jogja sebagai kota pendidikan dan budaya merupakan tempat yang cocok untuk menempa kemampuan teknis maupun nonteknis. “Saya juga menyampaikan apresiasi pada Kakanreg I BKN Yogyakarta dan Bapak Sekda DIY atas perkenannya menerima kami selama tiga hari ini dan  telah meluangkan waktu memberikan arahan,” jelasnya. 

Pada pelaksanaan hari terakhir ini, bimtek yang diberikan kepada para peserta diharapkan dapat menjadi bekal peningkatan kapasitas sebagai tenaga kesehatan ketika kembali ke provinsi tempat bertugas. “Semoga rekan-rekan semua mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai bagaimana program kesehatan harus disusun termasuk merancang standar operasional kerja sehari-hari,” tutupnya. [vin/tr/515]

Humas DIY

Bagaimana kualitas berita ini: