22 Apr 2023

Tiga Tahun Absen, Rayahan Gunungan Grebeg Syawal Kepatihan Langsung Ludes

Yogyakarta (22/04/2023) jogjaprov.go.id - Keraton Yogyakarta kembali membagikan tujuh gunungan yang dikawal 10 Bregada Prajurit dalam Garebeg Syawal Tahun Ehe 1956 , setelah tiga tahun absen akibat pandemi, pada Sabtu (22/04/2023). Salah satu gunungan grebeg tersebut diberikan kepada ASN Pemda DIY guna memperingati Idulfitri 1444 H tiba di Pendapa Wiyata Praja Kompleks Kepatihan pada pukul 11.30 WIB.

Utusan Dalem Keraton Yogyakarta, KRT Widyacandra Ismayaningrat menyampaikan Ngrasa Dalem memberikan sebuah Gunungan Kakung dalam Garebeg Syawal Tahun Ehe 1956 kepada ASN Pemda DIY. " Mari kita saling mendoakan bersama-sama agar Ngarsa Dalem senantiasa diberikan kesehatan, panjang usia dan kesejahteraan berikut para Sentana Dalem dan abdi dalem keraton," katanya.

Pj. Sekda DIY Wiyos Santoso mengungkapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Ngarsa Dalem dan Keraton Yogyakarta atas pemberian Pareden Grebeg Syawal kepada Pemda DIY yang notabene ASN Kaprajan. Ia berharap bahwa pareden tersebut dapat membawa berkah bagi keluarga besar Pemda DIY maupun Kepatihan.

“Menira ngunjuk matur marang Sri Sultan Hamengku Buwono ingkang Jumeneng Kaping Sedasa ugi tansah memuji, para Saderek Salem, Sentana Dalem, ugi Praja Dalem lan Kawula Dalem, tansah sinongsong panjenengan Dalem Allah, mugia manggih kasarasan, tinebihna saking sambekala,” ujarnya.

Usai diserahterimakan dan didoakan, ubarampe (hasil bumi) gunungan tersebut dibagikan terlebih dulu kepada ASN Pemda DIY. Setelahnya, masyarakat umum diperkenankan merayah gunungan, simbol sedekah raja yang dipercaya membawa berkah. Tidak butuh waktu lama, tingginya animo masyarakat maupun wisatawan membuat ubarampe gunungan yang dikirim ke Kepatihan langsung ludes tak tersisa.

Salah satunya Aldi, warga Minggiran Mantrijeron yang berhasil mendapatkan ubarampe bagian atas Gunungan Kakung. Menurut pria yang telah menunggu hampir dua jam ini bagian atas lah yang paling barokah dan bermakna apapun yang diinginkan akan terkabul. " Kalau sayurannya bisa dimasak, kalau badan sakit bisa sembuh. Ini menurut kepercayaan masing-masing. Intinya kalau mendapat ubarampe gunungan, semuanya bisa hidup adem ayem tentrem,'" ujarnya.

Senada, warga Gemblakan Atas Suryatmajan, Mbah Hartono sangat gembira dapat mengikuti rayahan ubarampe gunungan tersebut pasca tiga tahun ditiadakan karena Covid-19. Dirinya yang datang ditemani sang cucu ini rela berpanas-panasan menunggu gunungan di Kepatihan sejak pukul 09.00 WIB." Saya rutin ikut ngalap berkah dari Sri Sultan setiap ada gunungan keraton. Kali ini mendapatkan ubarampe gunungan sayuran, semoga diberikan kesehatan dan keselamatan buat semua keluarga imbuhnya.

Wisatawan asing asal Belgia, Powell bersama rekan-rekannya mengaku telah mengetahui tradisi rayahan gunungan ini dan ingin menyaksikannya langsung. " Saya dengar ada tradisi ini kemarin, sebuah Gunungan yang berisi bahan makanan hasil bumi. Katanya, jika berhasil mendapatkannya (ubarampe) maka akan menjadi makmur," ucapnya.

Sebelumnya, Penghageng KHP Parasraya Budaya Keraton Yogyakarta GKR Maduretno menyampaikan pelaksanaan Grebeg Syawal 2023 ini berbeda dengan tiga tahun sebelumnya yang dilakukan secara terbatas karena pandemi. Utamanya dengan iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal tujuh gunungan. Lima gunungan dibawa ke Kagungan Dalem Masjid Gedhe, dua buah gunungan dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan. Terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan yaitu Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat dan Gunungan Pawuhan.

“Sementara itu, 10 Bregada Prajurit Keraton mengawal gunungan yakni Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Bregada Bugis mengawal gunungan hingga Kepatihan. Gunungan untuk Pura Pakualaman dikawal Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir,” tuturnya.

Selain gunungan, rangkaian peringatan Idulfitri 2023.yang telah dilaksanakan Keraton Yogyakarta yakni Numplak Wajik, Gladi Bersih Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta. Selanjutnya Ngabekten yang berlangsung dua hari dan Ringgitan Bedhol Songsong pada Minggu (23/04/2023).

Adapun keseluruhan agenda di atas bersifat terbuka dan dapat disaksikan oleh umum serta disiarkan melalui Instagram live @kratonjogja dan live streaming Youtube Kraton Jogja. Sementara, agenda Hajad Dalem Ngabekten yang dilakukan selama dua hari pada Sabtu (22/04/2023) dan Minggu (23/04/2023) bersifat tertutup. Ngabekten sendiri adalah tradisi sungkeman di Keraton Yogyakarta, sebagaimana masyarakat muslim pada umumnya saat merayakan Idulfitri. Ngabekten akan diikuti kepala daerah kabupaten/kota, Sentana Dalem/kerabat, dan para Abdi Dalem.

Selama pelaksanaan prosesi peringatan Idulfitri diberlakukan no fly zone di Kawasan Keraton Yogyakarta. Artinya, masyarakat dilarang menerbangkan drone dan sejenisnya dari 0-150 meter dari permukaan tanah (0-492 feet AGL). Hal ini guna mendukung kelancaran seluruh prosesi, utamanya grebeg, sekaligus memberikan penghormatan terhadap jalannya Hajad Dalem Garebeg yang merupakan simbol sedekah dari Raja. (Fn/Dvd/Stt/Wpt)

Bagaimana kualitas berita ini: