06 Sep 2022
  Humas DIY Berita,

Tindaklanjuti MoU DIY – Purworejo, Sengguh Kembali Beri Manfaat Daerah Lain

Yogyakarta (06/09/2022) jogjaparov.go.id – Sistem Evaluasi dan Pertanggungjawaban Pembangunan Daerah (Sengguh: https://sengguh.jogjaprov.go.id/) kembali menunjukan manfaatnya bagi daerah di luar DIY. Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menjadi salah satu yang merasakan manfaat dan efektivitas aplikasi kebanggaan DIY ini.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang replikasi aplikasi “Sengguh” dengan Bappedalitbang Kabupaten Purworejo, Selasa (06/09) di Ruang Rapat B, Bappeda DIY. Kepala Bappeda DIY Drs. Beny Suharsono, M.Si. dan Kepala Bappedalitbang Purworejo Sukmo Widi Harwanto, SH., MM.  saling mengikrarkan diri untuk bekerjasama demi meningkatkan kinerja dan birokrasi masing-masing daerah.

Penandatanganan PKS tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama (memorandum of understanding/ MoU) antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo terkait dengan Pengembangan Potensi Daerah dan Peningkatan Pelayanan Publik. Kesepakatan bersama ini telah ditandatangani bersama oleh Gubernur DIY dan Bupati Purworejo pada Tanggal 2 Maret 2022. Kabupaten Purworejo dan Pemda DIY telah melakukan penjajakan kerja sama dan persiapan teknis terkait Sengguh sejak akhir tahun 2020.

Sengguh adalah satu potensi yang dimiliki oleh Pemda DIY. Sistem ini dikembangkan oleh DIY sejak tahun 2009 dan saat ini berkembang menjadi sistem yang dimanfaatkan secara luas dalam rangka melakukan pengendalian pembangunan dan mendukung akuntabilitas Pemda DIY. Tercatat sudah 22 Pemerintah Daerah yang melakukan replikasi sistem Sengguh ini.

Drs. Beny Suharsono, M.Si. menyambut baik keinginan Pemkab Purworejo untuk melakukan replikasi terhadap sistem ini. Proses replikasi ini diharapkan dapat memberi  manfaat sehingga apa yang dikembangkan DIY ini dapat memberikan kontribusi yang lebih luas untuk kemajuan pembangunan Pemda-Pemda lain di Indonesia, termasuk salah satunya Kabupaten Purworejo.

“Kami (DIY) memang harus berbagi kebaikan dan manfaat. Aplikasi Sengguh turut berkontribusi pada capaian SAKIP dengan nilai AA -tertinggi se-Indonesia, dalam 4 tahun berturut-turut, serta mendukung capaian Reformasi Birokrasi A. Meskipun kami telah teruji dan dinilai berulang kali, namun bukan itu saja tujuannya. Melalui sistem akuntabilitas Sengguh ini bertujuan sebagai pendukung proses agar akuntabilitas semakin terjaga,” kata Beny.

Direplikasinya sistem Sengguh ini ke Kabupaten Purworejo, menurut Beny akan mempererat kerjasama dan membuka kesempatan yang lebih luas bagi proses belajar bersama. Dengan begitu proses untuk memperbaiki dan meningkatkan kemanfaatan sistem ini akan semakin baik.

Sistem Sengguh merupakan salah satu cara untuk mempermudah menginformasikan capaian kinerja kepada publik yakni masyarakat. Terdapat sistem perankingan pada evaluasi kinerja pada Sengguh yang disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian per Triwulan yang dipimpin langsung oleh Gubernur DIY. “Apabila Purworejo tertarik untuk menjadi bagian dari pengembangan lebih lanjut Sengguh kami persilakan. Kami sangat senang dengan adanya replikasi ini dan tidak ada pungutan biaya dari kami. Karena ini kaitanya dengan berbagi kebaikan dan kami juga akan belajar banyak dari Purworejo. Ini adalah bentuk kontribusi Pemda DIY untuk Indonesia, dari Jogja untuk Indonesia,” imbuh Beny.

Terkait dengan mentoring aplikasi, Beny menjelaskan sistem ini tidak bisa berjalan kalau tidak dipraktekan langsung. Sistem magang di Bappeda DIY dapat menjadi pilihan yang dapat diambil oleh Pemkab Purworejo. Kepala Bappeda DIY mengatakan akan menerima magang dari Pemkab Purworejo untuk mempelajari dan praktek langsung sistem Sengguh in, apabila diperlukan.

“Satu dua hari nanti stafnya Pak Sukmo (Kepala Bappedalitbang Purworejo) bisa kesini untuk melihat secara  langsung. Bisa dilihat nyata apa enggak supaya mereka bisa lebih nyaman dan tahu kesehariannya. Seperti apa aplikasi ini by design atau hanya sekonyong-konyong ada. Karena ini (Sengguh) sudah ada sejak lama,” jelas Beny.

Sementara itu Kepala Bappedalitbang Purworejo Sukmo Widi Harwanto, SH. MM. mengatakan, ketertarikannya dengan Sengguh milik DIY ini bermula dengan capaian SAKIP DIY yang meraih predikat AA. Predikat ini adalah yang terbaik sekaligus satu-satunya di Indonesia. Sebagai daerah yang bertetangga dan juga blow up dari media, Purworejo tertarik untuk mempelajari Sengguh.

Setelah dipelajari, Purworejo tertarik untuk melakukan replikasi, sekaligus sebagai tindak lanjut kerjasama Gubernur DIY dengan Bupati Purworejo. “Aplikasi Sengguh yang kami replikasi ini harapannya bisa mendukung Keterbukaan Informasi Publik, capaian kinerja baik fisik maupun keuangan maupun realisasi kinerja keseluruhan yang dapat diakses langsung oleh masyarakat di Purworejo,” paparnya.

Lebih lanjut, Sukmo Widi Harwanto, SH. MM.  juga mengaku lebih mudah melakukan kontrol pada kinerja masing-masing OPD melalui aplikasi Sengguh. Karena target dan realisasi kinerja dapat terproyeksi dengan jelas. Kepala Bappedalitbang, Kabupaten Purworejo bahkan mengaku tertarik untuk mengadopsi sistem perangkingan triwulan pada OPD seperti yang dilakukan oleh DIY melalui pembagian raport kinerja pada Rapat Koordinasi Pengendalian. Melalui perangkingan tersebut, reward and punishment menjadi salah satu hal yang bisa diterapkan untuk optimalisasi kinerja. “Kami tertarik untuk juga menerapkan sistem rapotan. Jelas, otomatis itu,” tegas Sukmo. (uk/hk/rd)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: